Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 54 Mengungkapkan perasaan

Dia mengacungkan jempol lagi kepadaku, kemudian mendekatiku, membicarakan dengan suara kecil kondisi psikologis wanita seperti Elina, dan bagaimana mengejarnya.

Dia adalah orang yang sangat penasaran, sangat baik hati, suka mengobrol dan bahkan sedikit kehausan didalam hati tetapi mengendalikannya diluar.

Rekan BTT-nya sedang mengobrol hebat dengan Aspen dan lainnya, sementara Elina sedang berbincang dengan beberapa rekan perempuan dengan suara yang kecil, terkadang mengeluarkan suara tawaan yang langka.

Senyuman Elina benar-benar langka.

Didalam benakku sepertinya tidak pernah melihatnya tertawa, dia selalu terlihat dingin dan sombong dengan wajah yang datar.

Tentu saja, juga ada saat ketakutan, seperti hampir dicabuli Gedion 3 tahun yang lalu, ditekan olehku didinding akhir-akhir ini, dan masih ada yaitu dikait olehku dengan kaki sampai ke tempat tidur, beberapa kali ini menunjukkan kepanikan dan ketakutan.

Dengan demikian, dapat dilihat bahwa penampilannya yang dingin dan angkuh hanyalah berpura-pura, sebenarnya hatinya sangat rapuh, dengan mudah dapat terkoyak oleh orang lain.

Dibawah pengaruh alkohol dan musik, suasana didalam ruangan menjadi semakin ramai dan hidup, aku juga banyak minum alkohol, dibandingkan dengan anggur merah yang masam tetapi mahal direstoran, aku lebih suka bir dingin.

Harus dikatakan bahwa bir Thailand lumayan bagus, aku terutama menyukai yang merek Singha.

Karena telah minum banyak anggur merah di restoran, aku dengan segera memasuki kondisi sedikit mabuk, menjadi sedikit bersemangat, perkataanku juga semakin banyak, bahkan secara terus terang mengobrol dengan Swadito tentang pengalamanku didalam penjara, dan Keisya, dan juga termasuk dendam dengan Aberko.

Mengobrol dan mengobrol, aku tiba-tiba menyadari bahwa Elina tidak tahu semenjak kapan sudah duduk disamping Swadito, dan sedang mendengarkan perkataanku dengan tenang.

Aku langsung berhenti lalu tersenyum kepada Elina, berkata: “Direktur Elina, apakah kamu semakin lama semakin tertarik kepadaku?”

Raut wajahnya sedikit canggung, dengan segera tersenyum dingin: “Kamu berpikir terlalu banyak, aku hanya ingin tahu betapa menyedihkan kamu saat itu, betapa merosotnya.”

“Haha, seberapa menyedihkannya bukankah semua itu karenamu?”

Dia memalingkan wajahnya ke sisi lain lalu tidak berbicara.

Aku tiba-tiba ingin bernyanyi, jadi langsung bangkit dan pergi memesan lagu yang berjudul , untungnya banyak lagu mandarin di Chinese KTV.

Ini adalah lagu yang sangat kusukai ketika baru saja keluar dari penjara, diriku yang dalam ketidaksadaran karena pengaruh rokok dan alkohol, ingin berjalan keluar dari kesulitan, tetapi juga menyukai keadaan seperti itu, seperti menderita gangguan mental.

Seperti ‘Lilian’ yang terobsesi dengan cinta dan kemudian berpisah, juga seperti pria yang berlayar dilaut, berlayar didalam kegelapan tanpa tujuan.

Setiap kali menyanyikan lagu ini, aku akan menjadi sangat tenang, tidak memikirkan apapun, dan didalam benakku hanya ada satu pemandangan, yaitu seorang gadis rambut panjang dengan selendang lalu mengenakan gaun berwarna hijau di pantai, terkadang berlari dengan gembira, terkadang menangis dengan sedih, terkadang berdoa dengan tenang.

Aku bernyanyi tenang dengan memegang mikrofon sampai musiknya selesai, kemudian menutup mata, mengambil nafas yang dalam, dan membuka mataku lagi.

Setelah menoleh kebelakang baru menyadari bahwa Elina sedang melihatku dengan bengong.

Didalam ruangan terdengar suara tepuk tangan, Elina baru kembali sadar, tatapan matanya sedikit panik untuk menghindari tatapanku.

Aku tidak bisa menahan untuk tertawa, lalu meletakkan mikrofon didepan mulut, berkata: “Direktur Elina, aku ingin menyanyikan sebuah lagu untukmu, karena lagu itu sangat cocok untukmu.”

“Baik!” Semua orang didalam ruangan bertepuk tangan.

Elina tidak berbicara, hanya dengan wajah yang datar melihatku sekilas.

Aku memesan sebuah lagu berjudul < Girl, you'll be a woman soon>, menyanyikannya dengan suara rendahku.

Ini adalah lagu didalam film , melodinya sedih dan penuh gairah, isi liriknya adalah sebuah pengakuan cinta seorang pria terhadap seorang gadis, dengan kalimat yang sedih, membingungkan tetapi terus terang mengungkapkan cintanya kepada gadis itu dengan muram.

Salah satu tema utamanya, kalimat yang paling sering muncul dan inti adalah: terimalah aku, gadis, dengan segera kamu akan menjadi seorang wanita sejati.

Ketika aku menyanyikan kalimat ini, raut wajah Elina berubah, kemudian menatapku dengan marah.

Dia tentu saja memahami lirik Bahasa inggris, mengetahui arti dari lirik, juga mengetahui apa artinya ‘terimalah aku dan menjadi seorang wanita sejati.

Ini juga sebabnya aku memilih lagu ini.

Setelah selesai bernyanyi, ketika Swadito dan sekelompok tim proyek bertepuk tangan lagi, aku mengangkat mikrofon lagi dan tersenyum kepada Elina, berkata: “Direktur Elina, bukankah lagu ini sangat cocok denganmu? Kamu membutuhkan seorang pria sejati, dia akan melindungimu, merawatmu, memberimu kehangatan, memberimu kebahagiaan, akan membuatmu menjadi seorang wanita sejati, dan aku adalah pria itu.”

“Jadi, aku ingin bertanya kepada Direktur Elina, aku menyukaimu, aku ingin mengejarmu, apakah kamu ingin menjadi pacarku?”

Setelah selesai berbicara, suasana didalam ruangan langsung menjadi bingung dan hening, kemudian tiba-tiba diikuti sorakan dan kegemparan.

Tidak ada yang menyangka bahwa aku akan menyatakan cinta kepada Elina, dan juga didalam keadaan seperti ini.

Raut wajah Elina sudah memerah dari awal, tidak tahu apakah karena marah atau karena gugup, dadanya terus menerus naik turun, lalu mata besarnya menatapku dengan marah.

Aku melihatnya dengan tersenyum, lalu bertanya kepadanya sekali lagi: “Direktur Elina, apakah kamu bersedia untuk menjadi pacarku?”

“Jangan bermimpi!”

“Hehe, ini disebut impian.”

“Pergi!” dia tiba-tiba mengerutkan alis lalu menunjuk ke pintu.

“Direktur Elina, aku hanya menyatakan cintaku, kamu boleh menolaknya tetapi juga tidak perlu sampai menyuruhku pergi, bukan.”

“Kamu…. Baiklah, kamu tidak mau pergi, bukan, kalau begitu aku yang akan pergi.”

Selesai mengatakan, Elina mengambil tas lalu bangkit dan berjalan ke arah pintu keluar dengan cepat.

Anggota tim proyek dan beberapa rekan kerja lainnya menatapnya tertegun, tidak ada yang berani untuk menghentikannya, Swadito membuka mulutnya tetapi tidak mengatakan apapun, dan hanya bisa mengedipkan mata untuk memberiku isyarat.

“Tenanglah, tidak apa-apa, aku akan kembali bersamanya terlebih dahulu, kalian minumlah dengan perlahan.”

Aku meletakkan mikrofon lalu setelah mengucapkan selamat tinggal pada Swadito dan lainnya dengan sederhana, kemudian berlari keluar ruangan.

“Direktur Elina, biarkan aku mengantarmu pulang.”

“Tidak perlu.”

Dia tidak menoleh ke belakang, dan tetap berjalan dengan cepat, membuat suara ‘tak tak’ dengan sepatu hak tingginya.

Aku tidak peduli, sepanjang jalan hanya mengikutinya dibelakang.

Dilihat dari belakang, bentuk badannya terlihat lumayan bagus, terutama ketika dia berjalan, kaki yang panjang, pinggul yang bundar, pinggang yang ramping, digabungkan bersama menjadi sebuah pemandangan yang paling indah di dunia.

Ada tangga kecil di depan pintu KTV, ketika Elina turun dari tangga, tiba-tiba berteriak ‘Ah’, kemudian menutupi perutnya dengan wajah yang sangat kesakitan.

“Ada apa?” Tanyaku sambil berjalan ke depan.

Dia tidak berbicara, hanya dengan kesakitan menutupi perutnya, raut wajahnya dengan segera berubah menjadi pucat.

“Apakah kamu salah makan? Apakah ingin pergi ke rumah sakit?” Tanyaku lagi.

Dia menggelengkan kepala: “Tidak perlu ke rumah sakit, kamu juga tidak perlu mengurusku.”

Aku mengerutkan kening melihatnya, setelah beberapa saat tiba-tiba menyadari: “Apakah kamu sedang haid?”

Dia memelototiku dengan marah, sebuah lingkaran merah muncul diwajah pucatnya.

Tampaknya memang lagi Haid.

Aku tiba-tiba teringat satu hal, lalu tidak bisa menahan diri untuk bertanya padanya: “Tadi kamu minum beberapa gelas bir didalam ruangan, bukan? Sudah datang Haid dan masih meminum bir. Itu adalah bir dingin, kakak.”

“Tadi baru datang Haid, bagaimana aku tahu akan datang begitu cepat…..apa hubungannya denganmu?”

“Datang cepat bukankah itu karena kamu minum bir dingin, dan berjalan begitu cepat, bukankah ini dipaksa keluar olehmu.”

Novel Terkait

Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu