Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 48 Memang Dirimu!

“Kamu...”

Aku tidak tahan untuk memotongnya. “Kamu jangan selalu sok pintar. Aku sekarang ingin buang air kecil, tidak ada waktu untuk menjelaskannya kepadamu. Nanti datanglah ke kamarku, aku akan pelan-pelan menjelaskannya kepadamu. Kamarku masih kamar yang sebelumnya.”

Setelah itu, aku tidak lagi peduli kepadanya, melainkan segera masuk ke dalam hotel.

Tadi aku minum terlalu banyak bir, sehingga aku tidak dapat tahan lagi.

“Halo, Kakak Ipar. Sampai jumpa, Kakak Ipar.”

Adham membungkuk hormat kepada Elina, lalu mengikuti langkahku dengan wajah penuh senyuman. Saat melewati samping Mark, tanpa Mark sadari, ia diam-diam menjulurkan tangan untuk menusuk bibir Mark yang bengkak.

Mark berteriak sakit.

Adham tertawa dan berkata, “Kak Roman, bibirnya sungguh bengkak.”

Aku tertawa menepuk kepalanya, lalu lari ke dalam lift.

Aku ingin menjelaskan kepada Elina, karena aku bersiap mengencaninya.

Mark ingin mendapatkan Elina, kalau begitu aku menganggu hal baiknya. Sebaiknya memeluk Elina di hadapannya, lalu melihat wajah kesal dan tak berdaya miliknya setelah gagal.

Apa yang ia ingin dapatkan, aku akan berusaha menghalanginya.

Kalau tidak bisa mendapatkan nyawanya, maka aku membuatnya merasa jijik saja.

Tiba di lantai atas, aku dan Adham kembali ke kamar masing-masing. Aku langsung ke toilet menyelesaikan masalah terbesar. Saat belum menarik resleting celana, terdengar suara pintu diketuk.

Tak perlu menebak, orang itu pasti adalah Elina. Dengar dari cara ketukan pintunya, menunjukkan dirinya sangat marah.

“Masuklah.” Aku membuka pintu, sambil menarik resleting, sambil minggir memberi jalan masuk.

Elina melirik sekilas ke arah celanaku, lalu wajahnya seketika memerah dan menarik kembali pandangannya, serta mengomeliku ‘bajingan’.

Tapi ia sama sekali tidak masuk, mungkin takut aku langsung menindihnya diatas ranjang.

Aku tertawa, lalu masuk ke dalam kamar dan menyalakan sebatang rokok. “Kalau kamu ingin berdiri di depan pintu membiarkan orang lain dengar, aku juga terserah.”

Ia ragu sesaat, akhirnya masuk ke dalam kamar juga.

“Sebenarnya apakah kamu yang melakukan hal itu?” tanya ia dengan cuek.

Aku memberi kode tutup pintu kepadanya, lalu pelan-pelan berkata, “Benar, aku yang menyuruh Bruce untuk menghajarnya.”

“Memang benar dirimu! Kamu tadi masih mengelak di bawah, mengapa? Mengapa kamu menyuruh orang untuk menghajarnya?”

”Kamu kira aku bodoh seperti dirimu? Ada kamu dan Aspen disana, kalau aku bilang aku yang menyuruhnya, bukankah kalian langsung melapor polisi menangkapku?”

“Untuk mengapa aku harus menghajarnya, aku bertanya dulu kepadamu. Apakah kamu tadi bertemu dengan Bruce? Apakah ia memberitahu bahwa Mark yang menyuruhnya untuk mengerumuni diriku? Apakah ia juga menceritakan Mark membayar polisi dan dirinya untuk memfitnahku?”

Elina agak ragu dan berkata, “Bruce memang mengatakan itu, tapi aku sama sekali tidak akan percaya kata-kata seorang preman.”

“Haha. Aku sungguh tidak tahu obat apa yang diberikan Mark untukmu, sehingga kamu bisa begitu bodoh memercayainya.”

“Aku sudah mengenalnya sejak kecil, bermain dan belajar bersama, hingga kita masuk ke universitas yang berbeda. Aku sangat mengenal dirinya. Ia selalu adalah orang yang baik dan tulus, tidak mungkin melakukan hal-hal yang kamu katakan.”

Aku menggelengkan kepalaku dan tertawa dingin. “Kamu kira, kamu merasa. Itu semua hanyalah omong kosong. AKu beritahu saja kepadamu. Sebelumnya Mark membayar Bruce untuk mematahkan kakiku. Setelah gagal, ia membayar lagi polisi untuk memfitnah diriku bekerja sama dengan Bruce meneror BTT. Setelah masuk kantor polisi, ia membayar lagi kepada Bruce untuk membuat bukti palsu. Saat ia bertemu denganku di kantor polisi, ia juga bilang ia ingin membayar orang penjara untuk menyiksaku hingga mati.”

“orang yang seperti itu, bolehkah aku tidak memukulnya? Kalau bukan karena merasa tidak pantas membuang nyawaku untuk orang sepertinya, mungkin saja aku sudah membunuhnya.”

Elina berkerut alis. “Apa yang kamu katakan sama sekali tidak ada bukti. Bagaimana kamu bisa membuktikan bahwa Mark membayar polisi?”

”Sangat mudah. Pihak polisi menangkapku dengan alasan meneror BTT. Syarat kasus ini terbentuk adalah korban melapor polisi. Kalau pihak lain yang melapor, maka pihak polisi juga pasti akan mencari korban untuk mendapatkan bukti.”

“Beberapa hari ini, kamu bahas kerja sama dengan pihak BTT. Apakah kamu pernah mendengar mereka membahas hal ini? Apakah pernah melihat polisi? Kalau tidak, besok tanyalah Swadito atau Avara, apakah mereka ada melapor polisi? Apakah ada polisi yang interogasi dan meminta bukti kepada mereka? Dengan seperti itu, kamu bisa tahu apakah diriku difitnah atau tidak.”

“Kalau tidak, maka siapakah orang yang ingin memfitnahku? Menghabiskan begitu banyak uang, setidaknya membutuhkan beberapa miliar. Menurutmu, orang itu Mark atau Aberko?”

Mendengar kata-kataku, Elina terdiam, lalu berkerut alis dan mulai berpikir.

Aku lanjut berkata lagi, “Kamu tahu mengapa aku tiba-tiba dikeluarkan? Lalu Bruce dan bawahannya juga ditangkap, tapi sekarang sudah keluar. Apakah kamu tahu alasannya?”

”Mengapa?” Wajah Elina semakin menunjukkan kebingungan.

“Karena temanku mencari orang yang cukup mampu ke kantor polisi, lalu polisi langsung membubarkan pemeriksaan kasus ini. Coba kamu pikir sendiri, jika polisi menjalankan kasus ini sesuai tahap-tahap pada umumnya, apakah kasus ini bisa diselesaikan dengan begitu mudah? Kamu besok boleh pergi ke kantor polisi, sebenarnya bagaimana dengan kondisi kasus ini dan apakah bisa mendapatkan sedikit informasi. Atau kamu boleh periksa apakah kasus ada perintah selanjutnya.”

“Oh iya, teringat ini, aku ada pertanyaan ingin tanya kepada Direktur Elina. Setelah aku ditangkap polisi, apakah Direktur Elina pernah ke kantor polisi coba untuk mengetahui kasus ini?”

Elina menghindari tatapanku dan berkata, “Tidak. Aku merasa polisi akan mengatasinya dengan adil, jadi aku tidak perlu pergi mengetahuinya. Lagipula aku tidak ingin menganggu kerja sama dengan BTT karena masalah ini.”

“Hehe.” Aku tertawa pelan. “Memang wanita yang melupakan kebaikan seseorang. Kamu juga tidak pikir dulu siapa yang mendapatkan proyek BTT dan juga tidak memikirk berapa kali aku menolongmu. Lagipula saat itu aku masih termasuk bawahanmu. Bawahan ditangkap oleh polisi, bisa-bisanya seorang atasan sepertimu tidak ingin mencari tahu. Haha.”

Elina bertunduk kepala. “Awalnya aku ingin pergi, tapi mereka membujukku untuk jangan ikut campur, jadi....masalah ini adalah kesalahanku. Aku minta maaf kepadamu.”

“Apa gunanya minta maaf, sebaiknya biarkan aku menidurimu.”

Elina berkerut alis lagi dan memasang wajah datar tak berbicara.

Aku mematikan rokokku dan pelan-pelan berjalan ke hadapannya, lalu mengangkat dagunya dengan tanganku.

Saat ia membalikkan kepala dan ingin menjauhkan tanganku, aku sengaja mendorong pundaknya, hingga ke dinding. Aku sendiri juga sengaja mendekatkan diriku kepada tubuhnya, agar ia sama sekali tidak bisa bergerak.

“Lepaskan aku. Apa yang ingin kamu lakukan?” Ia memberontak dengan kesal.

Aku menahan dagunya sambil merasakan dadanya. “Direkur Elina. Sejak hari ini, aku ingin mengencanimu. Suatu hari, aku akan membuatmu sendiri yang datang kepadaku, agar kamu sepenuhnya mengenali diriku yang sebenarnya.”

“Dasar tak tahu malu! Brengsek! Cepat lepaskan aku!”

Aku mengangkat dagunya dan meninggalkan kecupan kasar di bibir merahnya.

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu