Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 294 Membuka hati

"Aku tidak menyangka Mark menjadi seperti ini. Ketika aku masih kecil, aku tumbuh dewasa bersama dengannya. Kupikir aku mengenalnya dengan baik, tapi sekarang aku sadar bahwa aku salah mengenalnya."

Elina berbicara sambil mengingat-ingat, dan ia pun bertanya-tanya mengapa kesannya pada orang itu tiba-tiba menghilang.

Aku berkata, "Nona Elina, kesan itu bisa saja berubah. Sama seperti aku di mata mu, bukankah aku seorang preman dengan kesan nakal di matamu?"

Elina mengangguk, "Sebelumnya aku sudah tahu kamu telah pergi ke kota Yanjing. Kupikir kamu jauh dari Kota Shenghai. Saat ini, Keluarga Gong seharusnya tidak akan memperlakukanmu macam-macam. Aku tak menyangka Mark melakukan hal seperti itu kepadamu. Untungnya kamu masih baik-baik saja, jika tidak ... "

Saat Elina mengatakan ini, aku tiba-tiba teringat peluru yang berada beberapa sentimeter di atas kepalaku. Jika aku tidak refleks bergerak jongkok, mungkin sekarang aku telah menjadi foto hitam putih yang tertempel di dinding.

Meski sudah berlalu, ingatan itu masih membuatku berkeringat dingin.

Selain itu, ada kalimat yang dikatakan Mark sebelumnya, dia mengatakan kepadaku bahwa Clay sudah merencanakan rencana balas dendam terhadap ku, hanya saja waktunya terlalu lama, Mark tidak bisa menunggu lebih lama lagi, sehingga ia sendiri turun tangan, tak disangka malah membuatnya hancur sendiri.

Memikirkan hal ini, aku menjadi harus lebih waspada, tidak ada yang tahu balas dendam apa yang akan dilakukan Clay terhadapku. Ia sudah belajar dari kesalahan Mark, aku harus lebih berhati-hati lagi.

Aku berkata, "Mark bertengkar dengan ku cukup lama, tetapi kapan dia tidak gagal? Dia tidak mengerti bahwa uang bukanlah segalanya."

Elina mengangguk, "waktu itu, aku mendengar Mark menculik teman sekamarmu. Aku awalnya ingin membujukmu untuk tidak pergi. Dengan karakter Mark, ia sama sekali tidak akan macam-macam dengan 3 orang itu di Yanjing, tak disangka kamu masih saja tetap pergi. Keesokan harinya, Paman memberi tahuku bahwa kamu dirawat di rumah sakit, dan aku pun langsung mencari penerbangan paling cepat untuk kembali ke China. "

Aku menenangkan Elina, wajah Elina pun kembali tersenyum lagi. Aku bertanya, "Nona Elina, apa kamu akan pergi lagi setelah ini?"

Elina menggelengkan kepalanya, "Aku tidak akan meninggalkan China, namun mungkin aku tidak bisa tinggal di Kota Yanjing, Kota Shenghai merupakan pangkalan utama keluarga, dan perusahaan utama keluargaku juga ada di sana. Tapi kamu bisa sering datang ke Kota Shenghai ..."

Ia belum mengatakan dua kata terakhir, namun tanpa sadar wajahnya sudah memerah. Aku tahu apa dua kata yang ingin Elina katakan melalui gerak mulutnya.

Untuk mencariku.

Aku melihat-lihat waktu dan bertanya padanya, "Nona Elina, sudah agak larut, langit di luar pun sudah gelap, apakah kamu ingn tinggal di rumahku dulu..."

"Bah, Nakal!"

Elina menyembur kan seteguk air padaku, ia langsung memeluk tasnya dengan waspada, menatapku bak seorang pencuri, "Tidak, aku sudah memesan hotel, aku harus kembali hari ini."

Aku memegang kepalaku, dengan malu berkata, "Maksudku, kamu disini sebentar lagi, bukan menyuruhmu tidur di rumahku."

Wajah Elina menjadi semakin memerah, seperti buah persik yang telah matang, membuat hatiku berayun.

Setelah mengantar Elina ke hotel, aku baru pulang. Di jalan aku menelepon orangtuaku, bertanya pada mereka apa di rumah ada masalah atau tidak, tak disangka ibu malah bertanya apakah gadis yang terkahir kali datang itu masih ada, jika aku bisa menyelesaikannya dengan cepat, lebih baik jangan ditunda.

Aku langsung merasa seperti cemas, jadi aku menjawabnya dan lagsung menutup telepon itu. Aku pun menelepon Christopher dan Bayu, mereka juga memberi tahuku, mereka sehat-sehat saja.

Aku hanya melepaskan hatiku yang menggantung dan disaat yang sama bertanya-tanya, jika Clay tidak mencari masalah dengan keluarga dan teman-temanku, jadi apa yang ia akan lakukan?

Aku bingung, aku berbaring di atas ranjang, dan hanya merasakan mataku yang buyar lalu tertidur.

Saat aku bangung keesokan harinya, aku merasa kepalaku berat, aku juga merasa hidungku seperti tersumbat, membuatku sulit untuk bernapas, aku merasa sepertinya aku demam.

Aku mengeluarkan ponsel dan melihat jam, ternyata sudah jam sepuluh pagi, saat aku ingin bangun, aku merasakan seluruh tubuhku terasa sakit.

Aku berusaha bangun dan pergi ke kamar mandi. Ketika aku keluar, aku mendengar bunyi bel pintu, aku membuka pintu, dan melihat Elina dengan pakaian kasual. Aku terpana dan tidak bereaksi.

Elina berkata, "Kenapa? Kamu tidak membiarkanku masuk?"

"Tidak tidak."

Setelah bicara aku langsung menyingkir membiarkannya masuk, saat itu Elina menyadari keanehanku, ia mengerutkan kening dan bertanya padaku, "Apakah kamu demam?"

Aku mengangguk, "Iya, sedikit."

"Ini karena kemarin kamu duduk terlalu lama di luar, membuatmu demam seperti. Kamu di rumah saja, aku akan membelikanmu obat."

Mendengarkan kata-kata Elina, aku merasa ada yang aneh, bagaimana bisa peran ku dan Elina menjadi terbalik.

Elina bangkit dan hendak membuka pintu. Aku segera menariknya, "Nona tidak perlu, ini hanya demam kecil, tidur saja sudah cukup, aku jamin besok bangun sudah segar lagi."

Elina melirikku dan berkata dengan sedikit kesal, "Apalagi, mana ada orang yang demamnya separah kamu?"

Aku tertawa, "Di mana, coba bilang, kamu tahu kebugaran tubuhku, demam ini akan segera membaik."

Setelah bicara, aku duduk di sofa, aku menuangkan dua gelas air panas. Aku bertanya, "Kapan kamu kembali ke Shenghai?"

Elina menatap mataku dan berkata, "Besok."

Aku terdiam beberapa saat.

Melihat aku yang tidak berbicara, Elina bertanya lagi, "Roman, apakah kamu sudah makan? Aku akan memasak sedikit untukmu jika kamu belum makan."

Aku baru saja bilang bahwa aku sudah makan, namun perut aku mengeluarkan bunyi. Elina pun tertawa keras dan berkata, "Roman, jangan pura-pura. Aku belum pernah memasak makanan sendiri. Hari ini, aku akan membuatkannya untukmu. "

Setelah selesai berbicara, mencari celemek dan pergi ke dapur.

Ia bilang ingin memasak, namun sebenarnya ia hanya membuat semangkuk bubur, namun ada banyak rempah-rempah yang ditambahkan ke bubur, seperti telur dan daging, wortel dan lain-lain, membuat nafsu makan..

Aku sedikit terkejut, "Nona Elina, apakah ini pertama kali kamu memasak?"

Elina menjulurkan lidahnya dan mengeluarkan ponselnya, "Tentu saja, aku hanya mengikuti langkah demi langkah instruksi dari internet."

Namun, saat aku mencicipinya, aku merasa wajahku berubah menjadi hijau. Aku memaksa untuk menahan keinginanku untuk muntah dan memesang ekspresi tersenyum, lalu mengatakan, "Rasanya sangat enak."

Aku pura-pura untuk sulit makan, kemudian meletakkan sendok dan berkata, "Nona Elina, aku sudah kenyang, kamu tahu, orang demam tidak memiliki nafsu makan."

Aku minum beberapa teguk air, namun Elina sepertinya menyadari ada sesuatu yang salah lalu mengerutkan kening, berkata, "Apakah bubur yang aku buat tidak enak?"

Baru aku ingin bilang bahwa buburnya enak, Elina sudah mengambil sendok lagi dan mencicipinya sendiri, tak lama Elina tak tahan lalu memuntahkannya, "Sungguh asin!"

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu