Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 517 Dia Lebih Bisa Membahagiakanmu (End)

Elina tidak mengatakan apa-apa, dia langsung melanjutkan nonton filmnya.

Setelah selesai nonton film, aku baru sadar tidak tahu sejak kapan sudut mata Elina mulai memerah.

Aku langsung mengambil tissue dan menenangkannya, namun saat ini Elina seperti anak kecil yang sedang marah, tidak hanya tidak setuju, di juga langsung membuang tissue yang berada di tanganku ke kotak sampah.

Aku tidak ada pilihan lain selain jujur kepadanya.

Tidak ada hal yang perlu di rahasiakan olehnya kepada Elina, bahkan tentang Wenny sekalipun.

Wenny memiliki rasa kepadaku dan Elina mengetahui hal itu sejak lama.

Dan penjelasan yang di berikan kepadaku adalah “Aku hanya menyuruhny untuk menarik perhatianmu, aku hanya ingin melihat apakah kamu bisa jatuh hati kepadanya.”

Awalnya aku mengira setelah Elina mengetahui hal ini dia akan marah besar, tapi siapa sangka dia malah menangis dalam diam, akhirnya dia hanya bilang kepadaku “Roman, jika keluargaku tidak setuju dengan hubungan kita, maka lebih baik kamu pergi mencari Wenny, dia bisa membuatmu lebih bahagia.”

Aku langsung memeluk wanita yang bisa membuat orang sangat mencintainya, aku menghirup aroma tubuhnya, tenggorokkanku seperti di hadang dengan barang, membuatku tidak bisa menngatakan apa-apa.

Hatiku merasa menyesal dan penuh rasa bersalah, jika awalnya aku tidak menyetujui untuk tetap mempertahankan pertemananku bersama dengan Wenny dan tetap masih berhubungan, mungkin masalah ini tidak akan berubah menjadi seperti ini.

Hal ini kebetulan melepaskan ikatan dalam hatiku.

Semenjak kembali dari pulau terpencil, hubunganku dengan Elina seperti ada sebuah jarak, dalam waktu dekat ini aku jarang bertemu dengan Elina, jadi aku tidak merasakan apa yang dia rasaka, tapi sekarang akhirnya aku bisa merasakan hal ini.

Sekarang aku sudah mengerti semuanya, ternyata apa yang terjadi dengan Elina hampir sama dengan apa yang aku perkirakan.

Karena hasutan dari Karry He keluarganya sangat kukuh menyuruhnya untuk meninggalkanku, jika Elina tidak putus denganku maka mereka akan mengirim Elina ke Australia lagi.

Jika aku nekad untuk menghalanginya, maka keluarganya akan menikahkan Elina dengan pria yang bahkan tidak di kenalnya sama sekali.

Bisa di bilang hubunganku dengan Elina tidak ada kemungkinannya lagi.

Hal ini membuat kebingungan yang ada dihatiku terjawab.

Mengapa hari ini semenjak Elina keluar dari rumahnya, dia selalu terlihat dalam keadaan yang sedih.

Mengapa hari ini ketika kami sedang menonton film, aku dan Elina sangatlah mesra, aku memeluknya dan dia bersandar di pundakku, ketika dia lelah maka dia akan beristirahat di dadaku.

Aku tidak tahu apa yang dirasakan hatiku saat ini, ketika Elina mengatakan hal ini sepertinya apa yang aku lihat saat ini hanyalah bayangan hitam dan putih, niat yang menodorngku sehingga aku bisa berjalan sampai ke tahap ini seketika hilang.

Aku memeluk dengan erat wanita yang sedang menangis di pelukanku, dengan pelan menepuk pundak belakangnya, seperti sedang menenangkan anak kecil.

Aku berkata “Elina, apa semua keluargamu setuju dengan keputusan ini?”

“Iya, Paman Karry He berkata seperti itu. Mereka sangat menyetujuinya, mereka bilang jika aku bersama denganmu hanya bisa membuatku masuk ke dalam bahaya. Tapi aku sudah cukup di atur oleh mereka, dan sekarang aku tidak ingin mendengar kata mereka lagi.”

Elina menghapus air matanya dan mendongakkan kepalanya, wajah merah dia wajahnya suah berubah menjadi pucat, bulu matanya yang panjang juga sudah di basahi dengan air mata “Roman, bagaimana… kalau kamu bawa aku pergi.”

Aku melihat dan tersneyum kepada Elina “Oke.”

Tidak tahu sejak kapan penerangan di bioskop ini berubah menjadi sangat lembut, dan dipenuhi dengan bunga persi dan warna merah muda, lalu ada banyak kelopak bunga yang berterbangan di udara, satu persatu kelopak bunga itu jatuh di atas kepala dan pundakku.

Seketika keadaan disana berubah menjadi hening, aku melihat kearah sekitar dan ternyata ada orang yang sedang melamar.

Pria berwajah tampan yang mengenakan pakaian formal itu, memegang seikat bunga mawar merah di tangannya dan berlutut dengan satu kaki, wanita yang berdiri di hadapannya sedang menutup mulutnya dengan wajah yang penuh kejutan.

“Mulai hari ini kita akan melewati sisa hidup kita berdua bersama-sama.”

Tamat.