Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 144 Dia Atasanku

"Aku pikir-pikir, ada benarnya juga. Saat aku terjun ke dunia masyarakat, Aku bekerja sangat keras. Aku sering bekerja lembur. Saat Aku pulang dari kerja lembur, dia sudah tertidur. Ketika Aku dalam perjalanan bisnis, aku selalu pergi terburu-buru dan sering tidak bertemu dengannya berhari-hari.

"Kalian tahu, aku dari desa, keluargaku juga miskin, jadi aku ingin secepat mungkin menghasilkan uang dan membeli rumah di Shenghai, kemudian menikahinya. Siapa yang menyangka, uang belum didapat, sudah masuk penjara, pacar pun sudah pergi. "

Setelah itu, aku menggelengkan kepala dan tersenyum pahit.

suasana dalam Mobil itu menjadi sunyi, Bayu dan Wenny tidak bertanya lagi.

“Kakak Roman, aku tidak menyangka kamu akan memiliki pengalaman seperti ini.” Allen yang berada di kursi pengemudi tiba-tiba menghela nafas.

"Mengemudilah dengan baik dan jangan beritahu siapa pun tentang itu."

"Kakak Roman, jangan khawatir, aku tidak punya keberanian untuk memberitahu siapapun."

"Artinya kamu awalnya ingin meberitahu orang, namun tidak punya keberanian untuk mengatakannya?"

"Tidak, tidak, aku bukan tipe orang mulut ember, hei Kak Roman, jangan khawatir, aku tidak akan pernah mengatakan hal itu."

"Oke, berkendaralah dengan baik."

"Ugh."

“Allen, mengapa kamu begitu takut padanya?” Cindy tiba-tiba bertanya.

Allen tanpa sadar menjawab: "Karena Kak Roman adalah bos dari bosku, Aku takut pada bos ku, dan bos ku takut padanya ..."

Aku meliriknya.

Dia sadar ia keceplosan, ia pun buru-buru tertawa hahaha dan kembali fokus mengemudi.

Orang-orang di belakang harusnya mengerti apa yang sedang terjadi, karena mereka tiba-tiba terdiam lagi.

Setelah beberapa saat, Aku yang melihat suasananya semakin canggung, aku pun tersenyum : "Jangan salah, Aku bukanlah gangster, Aku hanya kenal beberapa teman semacam ini, Aku melakukan pekerjaan normal, aku bekerja di sebuah perusahaan Software di Shenghai, dan dipindahkan kemari. "

"Tidak ada yang salah paham, kami tahu kamu bekerja di Perusahan Tekno ZWK. Aku tahu perusahaan itu. Aku juga pernah bertemu dengan beberapa eksekutif senior perusahaanmu," Wenny menjelaskan sambil tersenyum manis.

Aku sedikit penasaran dan bertanya: "Oh? Kamu pernah bertemu dengan pimpinan yang mana?"

"Um ... seorang gadis yang sangat cantik, muda, tetapi memiliki posisi yang tinggi. Tampaknya dia adalah direktur departemen apa, dan dia bermarga Bai."

"Elina Bai."

"Ya benar, itu namanya."

"Dia adalah atasanku, direktur pemasaran Perusahaan Tekno ZWK, dan sekarang juga sedang berada di Chiang Mai."

"Wow, benarkah? Saat aku bertemu dengannya dua tahun yang lalu, aku merasa dia sangat cantik, seperti artis bintang film. Jika dua hari ini kamu punya waktu kosong, bisakah kamu membawa ku untuk berkenalan dengannya?"

"Boleh, tapi mengapa kamu begitu tertarik padanya?"

Wenny tidak bisa menahan tawa: "HAHA, jangan salah paham, aku tidak tertarik pada wanita, aku hanya ingin tahu tentang wanita muda cantik yang kuat."

Aku sedikit malu: "Tidak salah, Kamu ingin tahu tentang wanita yang kuat, apakah kamu juga ingin menjadi wanita yang kuat?"

"Sayangnya, dengan karakterku yang seperti ini, sudah pasti tidak bisa."

Leni menjawab: "Jangan rendah hati Wenny, bukankah kamu wanita yang kuat sekarang?"

Bayu juga berkata: "Roman seharusnya masih belum tahu, Wenny adalah seorang investasi keuangan, institusi mereka mengatur puluhan triliun dana."

"Jangan dengarkan omong kosong mereka, aku hanya bekerja untuk orang, itu bukan uangku."

"Jangan berpura-pura Wenny. Saat kamu menelepon orang di pesawat, aku mendengar orang di telepon memanggilmu direktur wenny."

"Kamu pasti salah dengar."

"Aku bersumpah aku tidak salah dengar."

Melihat mereka berisik, Aku hanya bisa melihat ke belakang dan berkata sambil tersenyum: "Bu wenny, mohon bimbingannya ya."

"Ya ... kalian jangan mengejekku seperti ini," Wenny tampak sedikit memerah.

Cindy bertanya lagi dengan dingin: "Roman, saat di gerbang bandara, Aku mendengar pria tua itu bilang bahwa malam ini dia akan membahas bisnis dengan mu, apakah ia juga seorang gangster?"

Mendengar pertanyaan ini, Aku benar-benar ingin ke belakang dan menendangnya keluar.

Cindy ini selalu mengajukan beberapa pertanyaan yang tidak dapat dijelaskan, ia ingin mengungkap latar belakang dan bekas luka lama ku.

Mobil itu sunyi lagi, dan sepertinya Bayu juga ingin tahu jawabannya.

Aku tersenyum dan berkata dengan ringan, "Dia bukan seorang gangster, ia adalah bos perusahaan real estate domestik, dia datang ke Thailand untuk proyek real estat."

Wenny berkedip: "Oh? Dia ingin membahas bisnis denganmu, apakah dia akan bekerja bekerjasama denganmu untuk mengembangkan real estat?"

"Tidak, aku hanya memperkenalkannya pada beberapa temanku."

"Oh? Bos perusahaan mana dia?"

Aku melirik Wenny dari kaca spion dan melihat kelihaian di matanya, dan tiba-tiba teringat pekerjaannya yaitu seorang investasi keuangan.

Tidak heran, wanita ini sangat pendiam saat kuliah, menjadi begitu banyak bicara sekarang, ternyata karena alasan pekerjaan.

Orang yang bekerja di investasi keuangan paling tertarik dengan eksekutif senior dan bos-bos, seperti Deni dan Elina.

Terutama pemilik real estat, seperti yang kita semua tahu, industri real estat memiliki tingkat pengembalian yang sangat tinggi.

Terpikirkan soal ini, Aku berkata sambil tersenyum: "Wenny, jika ada kesempatan aku akan mengenalkannya padamu, tetapi sekarang Aku tidak dapat memberi tahumu siapa namanya, karena proyek itu belum dilaksanakan, bahkan jika sudah dilaksanakan pun, aku tidak boleh sembarangan memberitahu orang, ini semacam rahasia bisnis, maaf. "

"Tidak apa-apa, Aku mengerti. Sebenarnya, Aku hanya ingin mengumpulkan informasi untuk pekerjaanku. Akulah yang harusnya minta maaf." Wenny tersenyum.

"Aku tau."

"Ohya, Bukankah kamu bekerja di Perusahaan Tekno ZWK? Kenapa kamu ingin menjalankan real estat lagi?"

"Oh, Wenny, kamu ingin memancingku lagi, aku tidak melakukan pekerjaan real estat, aku hanya memperkenalkannya pada beberapa temanku."

"Yah baiklah, aku percaya padamu."

Saat sedang mengobrol, mobil pun memasuki daerah kota Chiang Mai, Wenny dan Cindy mereka yang tertarik dengan pemandangan di luar mobil pun berhenti bertanya padaku.

Hotel yang ku pesan untuk Bayu dan Wenny dekat dengan kota kuno, lokasi sangat bagus, transportasi nya juga praktis, banyak tempat untuk makan, minum dan hiburan. Harga kamar hotel cukup murah karena dikelola oleh orang kaya.

Tentu saja, biaya kamar dibayar pada saat mereka check in, sehingga tidak perlu menggunakan uangku, Aku tidak cukup bodoh untuk membayar mereka biaya kamar. Di antara orang-orang ini, Akulah sebenarnya yang paling miskin.

Sampai tiba di hotel, aku menunggu mereka check in di meja depan, Allen dan Aku membantu mereka mengambil barang bawaan mereka ke lantai atas, tetapi karena ada wanita di setiap kamar, aku pun tidak masuk ke kamar mereka, Aku hanya bertanya pada mereka apa ingin istirahat atau makan dulu.

Wenny bilang dia lapar karena tidak makan apa pun di pesawat, tetapi Bayu, Leni dan Cindy bilang mereka sudah beberapa jam berada di pesawat dan sedikit lelah. Mereka ingin istirahat dulu.

akhirnya, Wenny turun bersamaku, sedangkan yang lainnya berada di kamar hotel untuk beristirahat.

ia memiliki Lebih dari satu jam lagi sebelum kedatangan penerbangan teman sekelas berikutnya, cukup untuk makan, asalkan tidak pergi terlalu jauh.

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu