Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 211 Berbicara Tentang Persyaratan

Wenny dan yang lainnya telah berada di Phuket selama tiga hari. Menurut rencana perjalanan, besok mereka harus kembali dan terbang kembali langsung dari Bandara Pulau Phuket.

Tetapi di dalam grup mereka mengatakan bahwa kali ini hanya beberapa orang saja yang bertemu. Setelah kembali, kali ini mereka ingin mengajak lebih banyak teman sekolah untuk bertemu lagi. Lokasi yang dipilih di kota Shenghai, karena Wenny, Cindy Liu, Leni dan Bayu semuanya berada di kota Shenghai.

Seperti biasa, aku tidak berbicara di dalam grup, aku membaca sekilas pesan obrolan mereka, dan kemudian mematikan lampu dan pergi tidur.

Pagi hari berikutnya, aku bangun pagi-pagi sekali dan keluar untuk membeli sarapan, setelah pulang dan selesai sarapan, Aldi dan Cody baru bangun.

Ketika melihat sarapan di atas meja, kalimat pertama Aldi adalah: "Kakak Roman, apakah kamu tadi pergi keluar?"

Aku mengangguk, "Ya, pergi keluar membeli sarapan."

Aldi sedikit cemas: "Kakak Roman, kamu tidak boleh keluar sendiri, kakak Jack secara khusus berpesan kepada kami, ke mana pun kamu pergi, kami harus mengikuti kamu. Jika terjadi sesuatu hal buruk terhadap kamu, aku ... Akan mengherankan jika kami tidak dibunuh oleh kakak Jack. "

"Jangan terlalu gugup, hanya membeli sarapan saja. Tempat ini bukan pedalaman terpencil. Di luar ada banyak orang di jalanan. Bahkan jika Luke ingin melakukan sesuatu terhadap aku, dia juga tidak akan berani melakukannya di jalan."

"Lebih baik berjaga-jaga daripada nanti menyesal, bagaimana jika tiba-tiba muncul orang gila?"

Cody juga berkata: "Kakak Roman, kita benar-benar harus hati-hati. Kali ini adalah kesalahan kami. Semalam menonton film sampai larut malam dan sampai jam segini baru bangun. Lain kali jika kamu bangun duluan, ingatlah untuk memanggil kami, jangan sampai kami tidur seperti orang mati dan tidak bangun lagi, kemudian tidak ada orang yang menemanimu keluar. "

Aku sedikit terdiam: "Baiklah, lain kali aku akan memanggil kalian, kemarilah, ayo sarapan."

Mereka sedikit membuat keributan. Sekarang Clay masih berada di kantor polisi, Luke tidak berani melakukan sesuatu terhadapku. Jika sesuatu hal buruk terjadi padaku, Clay pasti juga akan terkena sialnya.

Setelah sarapan, kami keluar, Aldi dan Cody berbaring untuk melihat bagian bawah mobil di garasi, lalu naik mobil dan menyalakan mesin dan melaju keluar dari garasi.

Ketika aku masuk ke dalam mobil, aku melihat mereka meraba-raba bagian bawah kursi, seolah-olah untuk mengkonfirmasi apakah benda itu masih ada atau tidak.

Mungkin mereka sudah terbiasa dengan hal itu, dan juga dapat dilihat betapa sudah terbiasanya Jack untuk berhati-hati.

Seandainya itu adalah aku, jika aku mempunyai seorang adik laki-laki yang sepanjang hari ingin membunuh aku, aku juga akan sangat berhati-hati, tidak ada yang ingin di pagi hari ketika mereka duduk di mobil dan menyalakan mesin mobil meledak dan hancur menjadi berkeping-keping.

Meskipun tes SIM di sini lebih efesien dan cepat daripada tes di negaranya, tetapi prosedur yang harus dilakukan tetap harus diselesaikan, seperti bukti kependudukan, registrasi pemeriksaan kesehatan, dll.

Di pagi hari, aku menggunakannya untuk mengurus hal-hal ini, pada sore hari, aku meminta Aldi untuk mengendarai mobil ke tempat dengan sedikit pejalan kaki dan lalu lintas rendah, memberi aku merasa menggunakan Mercedes-Benz ini untuk melatih mengemudi yang tepat.

Sebelum waktu untuk tes SIM, orang dengan pengalaman mengemudi juga perlu berlatih selama dua jam. Sekarang dengan adanya mobil bisa menggunakannya untuk berlatih menggemudi, jangan sampai pada saat tes terjadi kesalahan sehingga tidak bisa melewatinya. Lagi pula, mobil dengan kemudi di sebelah kanan sedikit berbeda dengan kemudi di sebelah kiri

Setelah berlatih mobil selama sekitar dua jam, Aku, Aldi dan Cody pergi ke lapangan tembak untuk berlatih menembak, ini latihan yang sama sampai tangan sakit dan tidak bisa memegang pistol lagi.

Bahkan jika latihan ini menghabiskan banyak uang, tetapi uang di dalam kartu yang diberikan oleh Jack sudah cukup bagi aku untuk berlatih dalam waktu yang lama.

Dan setelah menghabiskan uang di dalamnya, aku juga bisa mengisi ulangnya. Kartu ini memiliki diskon 50% dengan harga istimewa, sebenarnya tidak menghabiskan banyak uang.

Setelah beberapa hari, ketika aku kembali ke kota Shenghai, aku tidak perlu berlatih lagi. Lapangan tembak di kota Shenghai harganya lebih mahal beberapa kali lipat daripada yang di sini, yang tidak bisa dijangkau oleh orang biasa.

Dalam perjalanan kembali dari lapangan tembak, aku tiba-tiba menerima telepon dari Elina.

Dia berkata bahwa Luke ingin berbicara dengan aku sekali lagi, dan kali ini dia akan mengajukan persyaratan perdamaian yang pasti akan memuaskan aku.

Tempat pertemuan berada di restoran kemarin, dan waktu juga sudah ditentukan pukul enam.

Aku menyetujuinya, dan kemudian meminta Aldi untuk mengemudikan mobil secara perlahan.

Seperti terakhir kali, aku hampir terlambat sepuluh menit kemudian baru tiba, aku tidak membiarkan Elina dan Lake terlalu lama menunggu, dan sekali lagi menunjukkan sikapku.

Berdamai atau tidak bagiku itu tidak penting, yang terpenting adalah persyaratan yang diajukannya dapat memuaskan aku atau tidak.

Masih sama dengan ruangan kemarin, dengan tiga orang duduk di dalamnya, Elina, Karry He dan Luke. Masih sama seperti kemarin keempat pengawal berdiri di belakang mereka.

Perbedaannya adalah empat pengawal itu terlihat lebih waspada dan lebih fokus daripada kemarin.

Jelas, adegan di mana Aldi dan Cody menembakkan pistol kemarin sangat terkesan di pikiran mereka.

Karry He dan Luke mungkin telah memberikan mereka masing-masing pistol.

Melihat aku memasuki ruangan, Karry He dan Luke sama seperti kemarin tidak menyapa, hanya menatapku dengan ringan.

Elina tersenyum padaku: "Kamu sudah datang, silakan duduk."

Aku mengangguk padanya, kemudian duduk di seberang mereka di kursi tengah.

Aldi dan Cody berdiri di belakangku berdampingan.

"Tuan Luke, dengar dari Direktur Elina yang mengatakan bahwa kamu telah memikirkan sebuah rencana yang akan memuaskanku. Katakanlah, persyaratan apa yang bisa kamu berikan kepada aku?" Setelah duduk, aku langsung mengatakan inti pembicaraan.

Luke tidak menanggapi, karena sekarang sama seperti kemarin, seorang pelayan ikut masuk denganku dan menuangkan teh untukku.

Setelah pelayan keluar dari ruangan, Luke berdeham, menatapku, dan berkata, "Tuan Roman, kemarin malam aku telah mendiskusikannya dengan keluargaku dan sampai pada suatu kesimpulan."

Ketika membicarakan ini, dia berhenti sejenak dan kemudian mengulurkan empat jari ke arahku: "Empat Miliar, kami bisa memberi Tuan Roman empat miliar, asalkan Clay bisa segera keluar."

Aku akan membayar dua miliar terlebih dahulu, dan setelah Clay keluar baru membayar dua miliar sisanya.

"Hal-hal lain sama dengan apa yang kami katakan kemarin. Kami Keluarga Gong tidak akan menyelidiki masalah apa pun lagi. Mark dan Clay juga tidak akan pernah mencari masalah ke Tuan Roman lagi. Kedepannya, semua orang tidak boleh ikut campur dengan urusan masing-masing.

Mendengar kata-kata Luke, tampaknya keluarga Gong benar-benar terburu-buru ingin mengeluarkan Clay.

Jika di tunda terus-menerus, menunggu sampai pengadilan Chiang Mai memutuskan dia bersalah, baru ingin mengeluarkannya maka akan sulit.

Kecuali jika kedua saudara itu melarikan diri dari penjara.

Bagi aku, empat miliar bukanlah jumlah yang sedikit, dan mengambil uang ini harus dengan pikiran tenang dan hati nurani yang jernih, ini adalah kompensasi dari keluarga Gong atas tekanan emosional aku sebelumnya.

Jika ingin menghitung kompensasi kehilangan Elina, mereka memberikan uang yang lebih banyak lagipun juga tidak dapat mengkompensasinya.

Tetapi aku tidak menyetujuinya atau menolaknya, melainkan tersenyum dengan ringan: "Tuan Luke, aku ingin kamu dengan teliti dan jelas menghitung setiap hutang. Ketika saatnya tiba baru kita bicarakan lagi, ok?"

Luke mengerutkan kening: "Tuan Roman, silakan katakan."

"Baiklah, mari kita mulai dari Mark." Aku sedikit membuat masalah menjadi rumit dan berkata: "Ketika aku pertama kali mengenal Mark, dia mengusulkan untuk memberikan aku sejumlah uang, meminta aku untuk meninggalkan Direktur Elina, tetapi aku menolaknya

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu