Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 389 Menyelamatkan orang

Orang itu dipukuliku, dia mendengus lalu jatuh kebawah, sedangkan 3 orang lainnya akhirnya tersadar, mereka semua bergegas ke arahku, untungnya mataku cepat, sampai mereka sampai di jendela, kedua kaki ku sudah tegap berdiri di dalam ruangan.

Mereka bertiga terkejut, lalu aku memukul orang di sebelah kiri terlebih dahulu, karena orang tuaku masih berada disana, disaat itu aku memukul mereka dengan kekuatan penuh.

Pheng!

Saat itu, suara pukulan mengenai daging terdengar, tangan kiriku memukul orang itu hingga pingsan, lalu menendangnya hingga membuatnya terjatuh ke lantai, sedangakan aku sama sekali tidak bisa menghindar serangan 2 orang lainnya

Phang Phang!

Lalu terdengar lagi suara pipiku dan pundak ku dipukul dan ditendang, sedangkan aku dengan cepat mundur kebelakang, disaat bersamaan, dari sudut ruangan yang tidak besar terdengar suara teriakkan, “Roman? Bagaiman kamu bisa disini?”

“Roman, cepat kamu lari!”

Akhirnya orang tuaku melihatku, tidak memperdulikan apapun berteriak sekuat tenaga.

Sedangkan aku menghadapi serangan dua orang, sambil menjawab, “aku tidak apa-apa, aku tahu kalian diculik disini, sengaja datang menyelamatkan kalian.”

Walaupun bela diri ku tidak begitu hebat, tapi kemampuanku masih lumayan, bisa dibilang masih bisa menghadapi 2 preman ini, tapi tidak disangka pria berambut cepak itu tidak begitu hebat, tapi kekuatannya sangat kuat, yang membuatku terkejut adalah dia dan satu orang lainnya tidak menemukan kesempatan untuk melawan, bahkan jika dia adalah seniman bela diri yang terlatih secara profesional, atau seorang pensiunan tentara, aku percaya itu.

Aku sambil menghadapi dua orang itu sambil berteriak, “kalian masih mengurusi urusan keluarga Gong? Apa kalian tidak tahu? Keluarga Gong sudah mau selesai.”

Dua orang itu tidak menjawab, malah suara teriakan yang nyaring terdengar.

Aku bertanya lagi, “Keluarga Gong pasti pernah berjanji pada kalian, menculik orang tua ku untuk mengancamku, setelah masalah selesai akan memberi kalian imbalan yang besar, tapi sekarang, janji keluarga Gong tidak bisa ditepati! Mereka saja sudah sulit menyelematkan diri mereka sendiri!”

Melihat kedua orang itu tidak ada perubahan, orang tuaku saat itu sudah diculik, sedangkan aku tidak tahu kapan bala bantuan akan sampai, hidup mati itu penting, ini seperti sedang memacu kekuatanku, seranganku semakin cepat, kedua orang itu seketika tidak bisa melawan.

Walaupun serangan kedua orang itu kompak, tapi semangat ku membara, dengan cepat aku menangkap kekurangan itu dan menggunakan kesempatan, langsung menendang wajah salah satu orang, dia tidak sempat melawan, terjatuh dibelakang dan terbaring.

Didepanku hanya tersisa pria berambut cepak, aku dengan sini tersenyum, “sekarang hanya sisa kamu sendiri, kamu masih belum menyerah?”

Pria berambut cepak itu tertawa, “Roman, sekalipun seluruh dunia hanya tersisa aku seorang, aku juga akan membunuhmu.”

Melihat aku ingin berbicara, pria berambut cepak lanjut berbicara, “Roman, hari ini aku tidak bisa membunuhmu, aku pasti akan membunuh kedua orang tuamu, membuat kamu menyesal.”

Ucapannya baru selesai, aku langsung merasakan semangat dari dalam diriku membara hingga ke otakku, dengan marah aku menuju ke arah orang tuaku sambil memaki, “aku tidak peduli kamu siapa, kalau kamu menyentuh satu helai rambut orang tuaku, aku jamin kamu akan membayar itu!”

Suara mereka baru saja terdengar di sudut depan ruangan, sudut ruangan dipenuhi tumpukan kayu bakar, dan orangtuaku diikat dengan tali, berjuang untuk lepas.

Ibuku melihatku dengan cepat berkata, “Roman, hati-hati belakang!”

Mendengar ucapan ibuku, aku tanpa ragu, engan cepat berguling ke samping, dan disaat bersamaan, tempat ku berhenti tadi ada sebuah tongkat.

Aku berbalik melihat, pas sekali diambil pria berambut cepak, tiak tahu dari mana pria berambut cepak mendapatkan kayu, tersenyum sinis kepadaku, aku merasa langsung menyusut, kurang ajar, sekalipun menyuruh ku melawan, setidaknya beri aku senjata, menyuruhku tangan kosong menghadapi orang hebat, aku benar-benar tidak tahu harus melakukan apa.

Sedangkan aku juga mengerti, sebenarnya ucapan pria berambut cepak tadi ingin mengancamku menggunakan orang tuaku sebenarnya palsu, tujuan yang sebenarnya dia sudah melihat tongkat itu untuk dijadikan senjata.

Ayahku juga berteriak, “Roman, orang itu sepertinya prajurit yang sudah pensiun, kamu tidak mungkin bisa mengalahkannya, kamu cepat lari, kami disini tidak apa-apa.”

Ibuku juga meneruskan perkataan ayahku, sedangkan perasaanku semakin sedih, aku secara tidak sengaja membuat orang tuaku dalam bahaya, sedangkan mereka sama sekali tidak menyalahkanku, malah mengkhawatirkan keselamatanku.

“Roman, kamu dengan nurut menyerah, maka kesakitanmu akan berkurang sedikit.”

Pria berambut cepak perlahan berjalan ke arah ku sambil mencibir, aku menarik nafas dalam-dalam, memaksakan diri untuk tetap tenang, aku melihat nya sambil berkata, “Pria berambut cepak, tidak peduli apa hubunganmu dengan keluarga Gong, asalkan kamu baik-baik menurunkan senjata dan menyerah, aku jamin kamu tidak akan ada masalah. Jujur saja, sekarang diluar sudah dikelilingi polisi, kamu sudah tidak bisa kabur lagi.”

“Hahaha, lari? Aku sama sekali tidak berpikir ingin kabur. Cuma sebelum masuk bisa membunuh kamu roman, aku anggap sudah cukup.”

Wajah pria berambut cepak menjadi sedih, aku mengerutkan kening, dan bertanya: “siapa kamu sebenarnya? Aku sama sekali tidak mengenalmu, aku dan kamu hanya dibatasi dendam keluarga Gong.”

Dipikir-pikir juga aneh, selain Keluarga Gong, aku sama sekali tidak pernah menyinggung siapapun, sedangkan setiap tindakan pria berambut cepak ini seperti memiliki dendam yang dalam denganku.

Pria berkepala cepak menyeringai seram dan berkata, “kamu tidak perlu tahu, karena kamu sebentar lagi akan mati!”

Selesai berbicara dia berdiri, tongkat kayu memukul kepalaku, aku melihat dia, awalnya berpikir ingin menghindar, tapi sejenak ragu akhirnya aku menggunakan bahuku untuk menghindar pukulan, sedangkan pukulan yang sangat kuat, aku seketika merasa pundakku mati rasa.

Untungnya beberapa tahun ini aku sering dipukul, tubuhku menjadi kebal, sedikit bergerak, tidak menyakiti tulang hatiku sedikit lega, disaat bersamaan, menggunakan kesempatan dia memukul pundakku meraih tangannya, lalu dengan sekuat tenaga memukul ketiaknya dengan kuat menggunakan pergelangan tangan, lalu memukul bahunya.

“Phang phang” suara pukulan terdengar, kedua mata pria berambut cepak terlihat meledak, wajahnya masih terlihat dia terkejut, dengan kesakitan dia terduduk di lantai, berteriak tanpa ada tenaga.

Bukan hanya pria berambut cepak, bahkan aku juga tidak menyangka, rupanya dengan keberanian ini dapat membuatnya kalah dalam beberapa detik.

Sedangkan disaat seperti ini pandanganku berpindah ke sudut ruangan, hanya melihat wajah orang tuaku yang tertegun, disaat bersamaan wajahnya terlihat rasa gembira yang tidak bisa diwakilkan dengan kata-kata.

Dengan cepat aku melepaskan ikatan tali di tubuh mereka, sekali lepas ibuku langsung memelukku dengan kuat dan menangis, sedangkan ayahku juga memandangku dalam-dalam, mengangguk dengan sedih, “Roman, kamu kamu, sudah besar.”

Dan saat aku menenangkan ayah ibu ku sudah 10 menit kebih, orang yang terbaring di lantai selain pria berambut cepak dan orang yang terakhir aku pukul, orang yang pertama kali aku pukul, dan pria yang aku tendang perutnya hingga pingsan pun tersadar.

Novel Terkait

Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu