Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 122 Jalinan Es Dan Api yang Menyatu
Percakapan antara Elina dan Ibu membawaku kembali ke dalam kenyataan, akupun bernafas dalam-dalam , membiarkan aroma bunga melati yang segar memasuki pikiranku, lalu menuju ke tempat ladang penanaman bunga dan mulai bekerja.
Ibu berusaha membujuknya sebentar, dan setelah melihat Elina yang tetap kukuh tidak ingin kembali ke rumah, dia hanya bisa pasrah sambil menghela nafas yang panjang, lalu mulai mengajari Elina bagaimana cara memetik bunga, kuncup bunga jenis apa yang seharusnya dipetik.
Aroma indah bunga diladang dan teriknya matahari terasa seperti es dan api yang sedang menyatu, tidak lama kemudian keringatku pun bercucuran dengan deras, tetapi masih terbenam dalam aroma wangi yang menyebar dan warna ladang hijau di sekitar.
Setelah beberapa saat, aku mendongak kepala ke atas, tampak dari dekat Elina yang sedang mengerutkan keningnya dan sambil menyeka keringatnya, lalu mengerutkan bibir dan kembali bekerja.
“ Pulang dan istirahatlah sebentar.” teriak ku kepadanya.
“Tidak apa- apa , aku akan petik sedikit lagi . “ dengan keras kepala dia membalasku.
Aku mengernyitkan dahi, dan melewati deretan bunga , lalu memegang lengannya dan membawanya pulang ke arah rumah: “ Ayo jalan, kamu tidak terbiasa dengan pekerjaan ini, takutnya kamu pingsan karena teriknya matahari. “
“ Aku bisa melakukannya kok. “
“ Jangan terlalu sombong, kalau kamu pingsan itu benar-benar bukan lelucon.”
“Baiklah , kalau begitu kamu lepaskan dulu, aku bisa jalan sendiri. “
Aku melepaskan tangannya, Setelah itu dia berbalik untuk berpamitan dengan ayah dan ibu, dan dengan patuh mengikutiku kembali ke rumah.
Aku mencari selembar handuk bersih untuk diberikan kepadanya, lalu menuangkan segelas air.
Ketika hendak keluar dari pintu, aku melihat bahwa bagian belakang kaos putihnya basah kuyup, dan samar- samar kelihatan tali berpola berwarna merah muda, membuat pinggang rampingnya tampak lebih menggoda.
Aku menarik kembali tatapanku, lalu dengan ragu-ragu bertanya: “ Itu....... kamu apakah ada bawa pakaian dalam tidak? “
Wajahnya memerah: “Ngapain kamu tanya begitu. “
“ Kamu mengeluarkan begitu banyak keringat, takutnya kamu jadi tidak nyaman, kalau membawanya kamu bisa pergi ke kamar mandi dan mandi lalu ganti sebentar."
Dia menundukkan kepala : “Di hotel .“
“ Kalau begitu aku akan mengantarmu kembali ke hotel. “
“Tidak perlu, tidak masalah kok , hanya mengeluarkan sedikit keringat saja , pergi mondar-mandir kesana kemari sangat membuang-buang waktu. “
Aku pun ragu sedikit dan menganggukan kepala: “Kalau begitu kamu pergi ke kamar mandi dan melapnya sendiri, aku akan kembali bekerja, kalau kamu lapar makanlah sedikit buah, dimeja juga ada ubi jalar , sebentar lagi aku akan kembali lagi untuk masak. “
“Oke, aku bisa jaga diri sendiri kok, kamu pergi bekerja saja sana. “
Aku pergi keluar dari pintu dan lanjut menuju ke ladang bunga untuk bekerja.
Tidak lama kemudian, aku melihat Elina memindahkan sebuah kursi dan duduk dibawah pohon dekat pintu besar. Lalu mengambil kipas daun palem milik ibuku dan mengipas- ngipasnya sambil melihatku.
Siang sekitar jam 12 lebih, aku mengambil karung goni ku dan pulang kembali kerumah untuk memasak.
Ditempat kami sini bahkan tidak ada pasar yang menjual sayur, setiap pagi selalu ada tukang jual sayur keliling yang menggunakan gerobak tiga rodanya mengelilingi desa dan berteriak jual sayur , ibu pagi tadi sudah membelinya, juga tidak ada yang spesial, hanya daging babi lokal , masih ada lagi ikan lokal dari sungai dan tahu buatan lokal.
Elina terus –terusan disampingku menjadi asisten, dan setiap waktu bertanya kepadaku kenapa sayur ini harus taruh bahan ini, bertanya secara spesifik bagaimana cara memasaknya dan lain-lain.
Dia sepertinya juga berpikir ingin belajar memasak.
Setelah memanggil ayah dan ibu pulang untuk makan siang, aku bertanya kepada Elina mau tidak kembali ke hotel untuk mandi dan istirahat, dia berkata tidak perlu, dia tadi sudah membersihkan badannya.
Kemudian aku membiarkannya tidur siang di kamar ku, dan juga memberitahunya, tikar bambu sudah di cuci dan di jemur, selimut juga sudah diambilkan yang baru, dikasur sudah tidak ada lagi bau keringat ku.
Elina kemudian ragu sebentar, lalu menganggukan kepala mengiyakannya.
Setelah membawanya keatas, aku memindahkan kasur ayahku kebawah pohon didepan pintu rumah, dengan nyaman aku berbaring, dengan tiupan angin sepoi-sepoi akupun tertidur dengan cepat.
Sore hari, kami sekeluarga bertiga lanjut ke ladang untuk memetik bunga, jam 3 lewat Elina baru terlihat didepan pintu rumah, sepertinya baru saja bangun.
Dia sendiri yang menemukan sepasang kain penutup lengan dan juga keranjang bambu tadi siang, lalu mengenakan topi yang bertali pita biru itu, dan langsung dengan sendirinya turun lagi untuk membantu.
Aku hanya membiarkannya bekerja sekitar setengah jam, lalu membawanya kembali untuk bersantai ditempat yang sejuk.
Sampai sore, kami sekeluarga tiga orang selesai bekerja dan pulang, ayah secara khusus meminjam sebuah motor dari tetangga, untuk membawa hasil panen petikan bunga melati tadi dibawa ke kota dan dijual, lalu meninggalkanku sebuah motor Jialing.
Aku pun membawa Elina pergi ke tempat dasar tumbuhnya bunga melati, kebun bunga disini lebih luas dan besar, sampai tidak bisa melihat tanaman yang ada ditepi, dan juga terbuka untuk orang yang ingin jalan-jalan.
Elina menyuruhku mengambil ponsel dan membantu memotretnya, aku sendiri juga ikut masuk kedalam kebun itu, sampai-sampai seperti kupu-kupu yang sedang bolak-balik dilautan bunga tersebut.
Aku sementara bertindak sebagai fotografer yang handal, penglihatan dan kamera terus berfokus dibadannya.
Seolah-olah dunia ini yang terlihat hanya dia seorang.
Sesampainya dirumah, ibu sudah selesai menyiapkan masakan, setelah makan malam Elina tidak terburu-buru meninggalkan rumah, dan malah menyuruhku menemaninya ke atas, dan berkata ingin merasakan hembusan angin malam dan melihat gemerlapnya bintang dilangit.
Dia berkata, malam hari di kota besar sama sekali tidak terlihat bintangnya, karena lampu neon akan menghiasi dan membentuk sekelebat tirai cahaya diatas kota, dan lagi polusi juga melemahkan cahaya yang dipancarkan oleh bintang.
Jadi, dia dulu jarang sekali melihat bintang-bintang.
Kalau seandainya bisa, dia benar-benar berharap bisa mencari tempat yang bisa melihat bintang-bintang dan memiliki kehidupan yang damai.
Aku hanya terus tertawa dan tidak berbicara.
Tidak lama kemudian, dia berkata lagi, kalau tidak terjadi suatu kecelakaan, perusahaan sudah pasti akan menerima usulannya, membuka bisnis di Asia Tenggara, cabang perusahaan pertama terletak di Chiang Mai, Thailand, produk dan teknologi juga pasti akan didukung oleh kantor pusat domestik, cabang perusahaan fokus pada pengembangan pasar.
Lalu kemudian dia bertanya padaku, kamu setuju tidak jika tetap bekerja untukku menjadi bagian penanggung jawab di cabang perusahaan Thailand.
Aku menundukkan kepala dan terdiam, setelah beberapa saat aku baru memberitahukan kepadanya, untuk membiarkanku memikirkannya dulu selama beberapa hari.
Lalu dia tertawa dan berkata tidak apa-apa, aku menunggu kabar baikmu.
Setelah itu dia tidak lagi mengungkit masalah ini, dan malah menjadi hening dan tenang sambil menikmati angin malam dan melihat bintang dilangit.
Sampai malam jam 9 lewat, dia turun kebawah dan berpamitan dengan ayah dan ibu ku, lalu bilang kalau dia sudah mau kembali ke hotel, dan juga besok pagi –pagi sudah harus naik mobil berangkat ke Kota Guining, dan langsung dari Kota Guining terbang ke Thailand.
Ayah dan Ibu terus memaksa dan menahannya untuk tetap tinggal, lalu mengeluarkan barang-barang yang sudah dipersiapkan untuknya, sebotol asinan pepaya, kulit mentimun, biskuit wijen, ubi jalar kering............
Dia sambil berterima kasih juga sambil menolak karena segan, berkata bahwa dia sendiri tidak pulang ke rumah, tetapi mau dinas ke luar kota, dan juga tidak bisa membawa begitu banyak barang, bisa dibilang jika dibawa pergi juga tidak dapat dimakan semua.
Aku di samping membantunya berkata beberapa kata, terakhir dia hanya membawa satu botol kecil asinan pepaya, sisanya sebenarnya dia juga tidak bisa memakannya.
Sebenarnya, memberikan barang yang bernilai kecil seperti ini dan barang yang tidak cukup baik untuk disajikan kepada orang yang super kaya ini, aku merasa agak canggung.
Aku pun menyalakan motor dan mengantarnya kembali ke hotel , lalu memberitahunya, tunggu sampai aku selesai memikirkannya, kalau aku setuju untuk tinggal, aku akan cuti tepat waktu, danjika sudah sampai waktunya aku akan segera ke Thailand mencarinya.
Dia mengangguk dengan matanya yang memancar penuh harapan.
Setelah berpisah, aku mengendarai sepeda motor berputar arah dan pergi, dari kaca spion motor terlihat dia masih terus berdiri didepan pintu hotel, menunggu sampai aku berbelok di persimpangan.
Sebenarnya, samar-samar hatiku sudah mulai tergerak.
Seorang penanggung jawab cabang perusahaan, meskipun orang bawahan yang mengatur perusahaan tersebut tidak banyak, tetapi baik buruknya tetap adalah seorang kepala perusahaan, tunjangan tahunnya juga bisa dibilang tidak sedikit.
Dan juga, di Qiangmai aku sebenarnya dapat memanfaatkan hubungan koneksi disana.
Aku tidak segera pulang ke rumah, dan pergi lagi ke rumah Christopher duduk sebentar, lalu membuat janji kapan akan pergi ke kota Wuming
Hari kedua pagi hari, Elina meneleponku berkata, dia sudah naik ke mobil.
Sorenya, dia juga meneleponku berkata, kalau dia sudah sampai di kota Chiangmai.
Novel Terkait
The Richest man
AfradenHis Second Chance
Derick HoKisah Si Dewa Perang
Daron JayKembali Dari Kematian
Yeon KyeongMy Greget Husband
Dio ZhengYama's Wife
ClarkGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku×
- Bab 1 Dia Menghancurkan Segalanya
- Bab 2 Kompensasi
- Bab 3 Pemikiran Dangkal
- Bab 4 Luluh
- Bab 5 Tidak Tau Berterimakasih
- Bab 6 Maaf
- Bab 7 Proyek Menguntungkan
- Bab 8 Cinta Pertama
- Bab 9 Aku Membencinya
- Bab 10 Sikap Sehari Hari
- Bab 11 Cinta Pertama
- Bab 12 Pesona Diri
- Bab 13 Apakah Karena Aku
- Bab 14 Ilusi
- Bab 15 Temani Aku Terlebih Dahulu
- Bab 16 Bisnis
- Bab 17 Tujuan
- Bab 18 Jangan Berharap
- Bab 19 Bermimpi
- Bab 20 Senior Gay
- Bab 21 Membuat Baju Pengantin Untuk Orang Lain
- Bab 22 Sesuatu Yang Sia-sia
- Bab 23 Pertunjukan Bagus
- Bab 24 Aku Hanya Ingin Tiduri Kamu
- Bab 25 Sebuah Sindiran
- Bab 26 Sulit Dipercaya
- Bab 27 Kekasih Masa Kecil
- Bab 28 Saingan
- Bab 29 Tertarik
- Bab 30 Bermain Nakal
- Bab 31 Pandai Bersandiwara
- Bab 32 Berkencan dengan Wendy
- Bab 33 Sebuah Taruhan
- Bab 34 Mempertaruhkan segalanya dalam sekaligus
- Bab 35 Semua orang celaka
- Bab 36 Dilarang Menggodaku
- Bab 37 Mengeluarkan Modal Besar
- Bab 38 Mencari tahu Identitas Mark
- Bab 39 Ancaman
- Bab 40 Ada Yang Aneh
- Bab 41 Diperlakukan Licik
- Bab 42 Karena Uang
- Bab 43 Demi Memperoleh Uang
- Bab 44 Kakak Ipar
- Bab 45 Kamu adalah Wanitaku
- Bab 46 Kebaikanmu
- Bab 47 Kepribadian ganda
- Bab 48 Memang Dirimu!
- Bab 49 Membalas Kejahatan dengan Kebaikan
- Bab 50 Memukul Orang
- Bab 51 Bukti
- Bab 52 Memusuhi
- Bab 53 Fleksibilitas
- Bab 54 Mengungkapkan perasaan
- Bab 55 Tidak tahu malu!
- Bab 56 Bajingan yang tidak tahu malu
- Bab 57 Dia benar-benar sangat cantik
- Bab 58 Bajingan
- Bab 59 Pujian dari Pria
- Bab 60 Aku hanya menyukaimu
- Bab 61 Memilih Mengorbankanmu
- Bab 62 Permintaan Maaf
- Bab 63 Teman Yang Sesungguhnya
- Bab 64 Pindah Rumah
- Bab 65 Gaji di Awal
- Bab 66 Hati Nurani Dimakan Anjing
- Bab 67 Dia Meniduriku
- Bab 68 Cemburu
- Bab 69 Mimpi Yang Sangat Bodoh
- Bab 70 Tunggu Dan Lihat Saja
- Bab 71 Dihidupi
- Bab 72 Berpacaran
- Bab 73 Membicarakan Bisnis
- Bab 74 Jangan Mempersulitnya
- Bab 75 Wanita Yang Suka Kebersihan
- Bab 76 Narsis
- Bab 77 Pendendam
- Bab 78 Diselesaikan Dengan Baik
- Bab 79 Mengataiku
- Bab 80 Aku Berselingkuh
- Bab 81 Seumur Hidup ini Aku Tidak akan Mengganggumu Lagi
- Bab 82 Aku Hutang Budi Kepadamu
- Bab 83 Persidangan
- Bab 84 Tulus Dari Hati
- Bab 85 Sulit Dikendalikan
- Bab 86 Aku Sudah Tidak Membencimu Lagi
- Bab 87 Sengaja Melibatkannya
- Bab 88 Kecurigaan
- Bab 89 Musuh Dalam Selimut
- Bab 90 Sekali Ini Dianggap Selesai
- Bab 91 Ada Aroma Parfum Wanita di Tubuhmu
- Bab 92 Bekerja Sama
- Bab 93 Kebenaran
- Bab 94 Penculikan
- Bab 95 Kesempatan
- Bab 96 Mengambil Risiko
- Bab 97 Murni Kecelakaan
- Bab 98 Aku Bukan Polisi
- Bab 99 Berjasa
- Bab 100 Memecahkan Kasus dengan Cepat
- Bab 101 Sengaja Membuat Masalah Baru
- Bab 102 Balas Dendam
- Bab 103 Untung Banyak
- Bab 104 Bisnis Adalah Bisnis
- Bab 105 Sulit Menjaga Diri Sendiri
- Bab 106 Dendam Saudara
- Ba 107 Reputasi Hancur
- Bab 108 Sebab
- Bab 109 Identitas yang Sensitif
- Bab 110 Akur
- Bab 111 Bayar Hutang Adalah Keharusan
- Bab 112 Tidak Fokus
- Bab 113 Kak Roman Sudah Mau Menikah
- Bab 114 Datang Untuk Meminta Maaf
- Bab 115 Jantung berdebar-debar
- Bab 116 Penasaran
- Bab 117 Pergi Minum Bir
- Bab 118 Orang Yang Berteman Memiliki Sifat Sama
- Bab 119 Bukan Jodohku
- Bab 120 ini lah Takdir
- Bab 121 Ditakdirkan Untuk Tidak Menjadi Milikku
- Bab 122 Jalinan Es Dan Api yang Menyatu
- Bab 123 Kerumah Kelvin
- Bab 124 Rencana Yang Akan Datang
- Bab 125 Curiga
- Bab 126 Balas Dendam
- Bab 127 Keadilan
- Bab 128 Sakit Hati Karena Cinta
- Bab 129 Tidak Akan Kembali
- Bab 130 Menemui Orang Yang Bersangkutan
- Bab 131 Mark di Jebak
- Bab 132 Dia juga jatuh cinta padaku
- Bab 133 Permintaan
- Bab 134 Kamu Sudah Memiliki Perasaan Terhadapnya
- Bab 135 Pesona Kepribadian Yang Unik
- Bab 136 Tempat Hiburan Malam
- Bab 137 Mitra
- Bab 138 Warga Kehormatan
- Bab 139 Menyerang
- Bab 140 Menerima Penghargaan
- Bab 141 Apa Hubungannya Denganku
- Bab 142 Tidak merasa bersalah
- Bab 143 Pertanyaan yang harus dijawab
- Bab 144 Dia Atasanku
- Bab 145 Takdir Sudah Ditentukan
- Bab 146 Perasaan Yang Murni
- Bab 147 Ada Maksud Lain
- Bab 148 Penjelajah Cinta
- Bab 149 Penawaran
- Bab 150 Tidak Berjasa maka Tidak Bisa Menerima Diistimewakan
- Bab 151 Sudah Terlalu Banyak
- Bab 152 Tempat Bersenang-senang
- Bab 153 Bermasalah
- Bab 154 Kamu Orang Apa
- Bab 155 Dia Juga
- Bab 156 Membuat Masalah
- Bab 157 Pertarungan
- Bab 158 Pertandingan Tinju
- Bab 159 Pertarungan
- Bab 160 Pertarungan Sengit
- Bab 161 Rendah Hati
- Bab 162 Orang yang moralis
- Bab 163 Jangan tertawa
- Bab 164 Menyentuh
- Bab 165 Parah
- Bab 166 Mata-mata
- Bab 167 Tidak Ada Keberanian
- Bab 168 Liburan
- Bab 169 Tawar Menawar Harga
- Bab 170 Merger & Akuisisi (M&A)
- Bab 171 Negosiasi
- Bab 172 Itu adalah milikmu
- Bab 173 Seperti dua orang yang sama
- Bab 174 Menjadi Harmonis
- Bab 175 Deni
- Bab 176 Selamat Bekerja Sama
- Bab 177 Pulau Phuket
- Bab 178 Pemikiran Bermasalah
- Bab 179 Pacar Idaman
- Bab 180 Aku Sudah Menyukai Orang Lain
- Bab 181 Tidak Ada Kata “Jika”
- Bab 182 Kamu Tidak Bisa Berenang
- Bab 183 Indera Keenam
- Bab 184 Kebencian Yang Sangat Mendalam
- Bab 185 Apa Yang Kalian Inginkan
- Bab 186 Krisis
- Bab 187 Segera Hentikan
- Bab 188 Tidak Bisa Ditoleransi
- Bab 189 Balas Dendam
- Bab 190 Jangan berbuat sembarangan
- Bab 191 Bersaksi
- Bab 192 Kamu sangat cantik
- Bab 193 Tidak boleh dibiarkan begitu saja
- Bab 194 Warga Kehormatan
- Bab 195 Jaga-Jaga
- Bab 196 Keterlaluan
- Bab 197 Kamu Merekamnya
- Bab 198 Mengurus masalah untukku
- Bab 199 Penyiksaan ditusuk ribuan pisau
- Bab 200 Demi kebaikannya
- Bab 201 Sudah Patah Hati Berapa Kali
- Bab 202 Maaf
- Bab 203 Pertemuan
- Bab 204 Berkompromi
- Bab 205 Halo, Direktur Elina
- Bab 206 Persyaratan
- Bab 207 Mencari Masalah
- Bab 208 Gara-gara Elina
- Bab 209 Serakah
- Bab 210 Tidak Masuk Otak
- Bab 211 Berbicara Tentang Persyaratan
- Bab 212 Paling Banyak Empat Miliar
- Bab 213 Kamu Pertimbangkan Lagi
- Bab 214 Sistematis dan Logis
- Bab 215 Apa untungnya
- Bab 216 Lumayan baik
- Bab 217 Anggap Saja Aku Memohon Kepadamu
- Bab 218 Ini Juga Dipinjamkan Olehnya
- Bab 219 Apakah Kamu Sudah Siap Untuk Memulainya?
- Bab 220 Jangan Cerewet Lagi
- Bab 221 Hitung Sebentar
- Bab 222 Tidak Keterlaluan
- Bab 223 Terima Atau Tidak Terima?
- Bab 224 Menguburkan Mayat
- Bab 225 Keluarga Gong Yang Memberikannya
- Bab 226 Tertarik Juga
- Bab 227 Menolak
- Bab 228 Memulai dulu !
- Bab 229 Sadis!
- Bab 230 Ada Apa
- Bab 231 Perebutan kekuasaan
- Bab 232 Kamu Berani Bajingan?!
- Bab 233 Orang Gila
- Bab 234 Keputusan
- Bab 235 Tidak Dapat Ditembus
- Bab 236 Terlihat Keren!
- Bab 237 Cari Mati
- Bab 238 Tragedi
- Bab 239 Sengaja Marah
- Bab 240 Apakah Sudah Siap
- Bab 241 Meledak
- Bab 242 Beraksi
- Bab 243 Menahannya
- Bab 244 Tenggelamkan Ke Sungai
- Bab 245 Tidak Tahan Lagi
- Bab 246 Syarat Apa
- Bab 247 Enam Belas Milyar
- Bab 248 Pembicaraan Orang Bodoh
- Bab 249 Di Jebak
- Bab 250 Dikepung
- Bab 251 Klimaks
- Bab 252 Terjebak lagi
- Bab 253 Pengkhianatan
- Bab 254 Tidak Peduli
- Bab 255 Sudah Menemukan
- Bab 256 Aku Adalah Roman
- Bab 257 Oliver
- Bab 258 Sudah Berkorban
- Bab 259 Anjing Gila
- Bab 260 Kontribusi Besar
- Bab 261 Bajingan
- Bab 262 Pengorbanan
- Bab 263 Berjongkok
- Bab 264 Kesempatan Telah Datang
- Bab 265 Menghidari maut
- Bab 266 Hati-hati
- Bab 267 Pengkhianat
- Bab 268 Kecerdasan Yang Luar Biasa
- Bab 269 Warga Negara Kehormatan
- Bab 270 Bantuan
- Bab 271 Teman Bodoh
- Bab 272 Apa Kita Kenal?
- Bab 273 Kesempatan Bertemu
- Bab 274 Sewa Bersama
- Bab 275 Perampokan
- Bab 276 Tidak Bisa Dipercayai
- Bab 277 Jago Kandang
- Bab 278 Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 279 Kabar
- Bab 280 Mulai Bekerja
- Bab 281 Reformasi
- Bab 282 Penculikan
- Bab 283 Tanggung Akibatnya Sendiri
- Bab 284 Mengejarmu
- Bab 285 Kehabisan Bahan Bakar
- Bab 286 Kejutan
- Bab 287 Bukan Kak Bagas
- Bab 288 Mematahkan Kedua Kaki Sendiri
- Bab 289 Bala Bantuan
- Bab 290 Jangan Bergerak
- Bab 291 Tidak ada bisnis tanpa kejahatan
- Bab 292 pertemuan yang tak disangka
- Bab 293 kenapa kamu bisa disini?
- Bab 294 Membuka hati
- Bab 295 Vonis
- Bab 296 Bajingan
- Bab 297 Berhenti Omong Kosong
- Bab 298 40 miliar
- Bab 299 Keluar dari sini
- Bab 300 Topik Bermutu
- Bab 301 Sangat Mendesak
- Bab 302 Apa Yang Kamu Lihat
- Bab 303 Menyelamatkannya
- Bab 304 Penculikan
- Bab 305 Ku Bunuh Kamu!
- Bab 306 Tidak Akrab
- Bab 307 Terekpos
- Bab 308 Dikepung Oleh Orang
- Bab 309 Rugi
- Bab 310 Mengejar Ketinggalan
- Bab 311 Perlindungan Diri Yang Sah
- Bab 312 Kamu Bohong Padaku
- Bab 313 Musuh
- Bab 314 Ancaman
- Bab 315 Lemas
- Bab 316 Orang yang baik hati tapi kejam.
- Bab 317 Intrograsi
- Bab 318 Mengulur Waktu
- Bab 319 Menggendongnya
- Bab 320 Elina Menghilang
- Bab 321 Diculik
- Bab 322 Amarah
- Bab 323 Menyelamatkan Dia
- Bab 324 Jangan Memaksa
- Bab 325 Minta Maaf
- Bab 326 Mengikuti Petunjuk
- Bab 327 Hampir Direkam Diam-Diam
- Bab 328 Orang Mati
- Bab 329 Hari Terakhir
- Bab 330 Hubungan
- Bab 331 Kekuatan Gangters
- Bab 332 Bertemu Wenny Lagi
- Bab 333 Diculik
- Bab 334 Negosiasi
- Bab 335 Bantuan Imel
- Bab 336 Meminta Bantuanmu
- Bab 337 Kerja Sama
- Bab 338 Peringanan
- Bab 339 Menunggu Dengan Cemas
- Bab 340 Rencana
- Bab 341 Bantuan Dari Thailand
- Bab 342 Sudah Ada Kabar
- Bab 343 Wenny Mengungkapkan Perasaannya
- Bab 344 Sejak Hari Itu
- Bab 345 Rencana Licik
- Bab 346 Diskusi dan Pelacakan
- Bab 347 Bahaya
- Bab 348 Tidak Menginginkan Nyawa
- Bab 349 Menyerang Polisi
- Bab 350 Nasihat
- Bab 351 Membagi Serangan
- Bab 352 Menolong Orang Lebih Penting
- Bab 353 Bersedia Untuk Beraksi
- Bab 354 Ada Pergerakan
- Bab 355 Pertarungan Sengit
- Bab 356 Akhirnya Bertemu
- Bab 357 Balas Dendam
- Bab 358 Insting Menyelamatkanku
- Bab 359 Serangan Balik
- Bab 360 Memilih Mati Daripada Menyerah
- Bab 361 Mulut Harimau Dan Sarang Serigala
- Bab 362 Ditangkap
- Bab 363 Melaporkan
- Bab 364 Pertempuran Kata-kata
- Bab 365 Lepas Dari Bahaya
- Bab 366 Mendapat Kabar
- Bab 367 Bayar Hutang
- Bab 368 Pengorbanan Kecil Untuk Kemenangan Besar
- Bab 369 Meminta saran
- Bab 370 Mengakui Kesalahan
- Bab 371 Bruce Diserang
- Bab 372 Ternyata Dia
- Bab 373 Semuanya Terungkap
- Bab 374 Pengaruh
- Bab 375 Penangkapan
- Bab 376 Orang Kejam Dan Ambisius Ditangkap
- Bab 377 Langkah Awal
- Bab 378 Pergi Bersama
- Bab 379 Mendarat
- Bab 380 Bertemu
- Bab 381 Masalah Tidak Sesederhana Itu
- Bab 382 Tidak Ada Cara Untuk Memulai
- Bab 383 Awal Rencana
- Bab 384 Bocor
- Bab 385 Rencana Tidak Dapat Menyaingi Perubahan
- Bab 386 Jalan depan dan Jalan belakang
- Bab 387 Menjaga Rahasia
- Bab 388 Menunggu Kesempatan
- Bab 389 Menyelamatkan orang
- Bab 390 Kabar Baik
- Bab 391 Makan
- Bab 392 Pelaksanaan Rencana
- Bab 393 Bukti
- Bab 394 Zarki Mengutus Orang
- Bab 395 Berita Bagus
- Bab 396 Masalah mulai berubah
- Bab 397 Kejahatan tanpa ujung
- Bab 398 Lima Belas Tahun !
- Bab 399 Kebingungan
- Bab 400 Menangkap Orang
- Bab 401 Pemenang Sebenarnya
- Bab 402 Tenang
- Bab 403 Jacky di bawa pergi
- Bab 404 Kedatangan
- Bab 405 Dulu
- Bab 406 Kebenaran
- Bab 407 Berubah
- Bab 408 Sebelumnya
- Bab 409 Seperti Cinta Pertamaku
- Bab 410 Hardianto
- Bab 411 Kerja Sama Yang Aneh
- Bab 412 Misi Besar Selesai
- Bab 413 Liburan Datang Lagi
- Bab 414 Harry Huang
- Bab 415 Dilema
- Bab 416 Turbulensi
- Bab 417 Kecelakaan
- Bab 418 Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni
- Bab 419 Menikah dengan Suami yang tidak baik.
- Bab 420 Peringatan.
- Bab 421 Ular besar.
- Bab 422 Hari ketujuh.
- Bab 423 Bertindak.
- Bab 424 Pergi
- Bab 425 Misteri
- Bab 426 Musim Dingin
- Bab 427 Berjumpa Lagi
- Bab 428 Gua
- Bab 429 Proses
- Bab 430 Resmi Bergabung
- Bab 431 Puing Pesawat
- Bab 432 Persediaan Melimpah
- Bab 433 Aku akan menangkap mereka
- Bab 434 Menangkap Tikus
- Bab 435 Wangi Sekali
- Bab 436 Serigala Datang
- Bab 437 Predator Misterius
- Bab 438 Harimau Bertaring Tajam
- Bab 439 Binatang Buas
- Bab 440 Lepas dari Marabahaya
- Bab 441 Sumber Air Panas
- Bab 442 Membalas Dendam
- Bab 443 Balas Dendam
- Bab 444 Pemenang
- Bab 445 Kembali
- Bab 446 Para Wanita
- Bab 447 Harapan Untuk Kembali
- Bab 448 Bersiap
- Bab 449 Seumur hidupku pun tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 450 Pemimpin
- Bab 451 Bagaimana Jika Ada Orang Yang Tertinggal?
- Bab 452 Pola
- Bab 453 Sungguh Benar
- Bab 454 Ketemu Anakonda
- Bab 455 Diterkam Satu per Satu
- Bab 456 Melarikan Diri
- Bab 457 Teruslah Memanjat!
- Bab 458 Kekuatan
- Bab 459 Cara Melarikan Diri
- Bab 460 Bertarunglah
- Bab 461 Pukulan Telak
- Bab 462 Air
- Bab 463 Memutar
- Bab 464 Terus Maju
- Bab 465 Maju Selangkah
- Bab 466 Mendapatkan Sebuah Pelajaran
- Bab 467 Bersedia Pergi Atau Tidak?
- Bab 468 Persembunyian
- Bab 469 kali ini benar-benar berakhir
- Bab 470 Berbahaya
- Bab 471 Malam Sebenarnya
- Bab 472 Mencari
- Bab 473 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 474 Ambergris
- Bab 475 Tidak Boleh Basah
- Bab 476 Dua Batang
- Bab 477 Melewati Sungai Setelah Uji Coba
- Bab 478 Datang Lagi
- Bab 479 Memenuhi Pandangannya
- Bab 480 Terluka
- Bab 481 Sialan, Cepat Sedikit
- Bab 482 Menderita
- Bab 483 Anakonda Telah Datang !
- Bab 484 Memecahkan Teka-Teki
- Bab 485 Pernah melihatnya?
- Bab 486 Barang Persembahan
- Bab 487 Ada Apa Ini?
- Bab 488 Halusinasi
- Bab 489 Firasat Buruk
- Bab 490 Cerita Keseluruhan
- Bab 491 Tidak Bisa Tinggal di Tempat ini lagi
- Bab 492 Cara
- Bab 493 Apa Bedanya Dengan Hewan
- Bab 494 Pulang
- Bab 495 Daya Tarik yang Tidak Dapat Dijelaskan
- Bab 496 Bunyi Lonceng
- Bab 497 Suara Aneh
- Bab 498 Pertolongan yang Mengejutkan
- Bab 499 Suara Berisik
- Bab 500 Kembali Ke Kota Shenghai
- Bab 501 Rileks
- Bab 502 Bertemu Dan Berpisah
- Bab 503 Berhati Dingin
- Bab 504 Berita Bagus
- Bab 505 Cukup Pulang Ke Rumah Saja
- Bab 506 Kesempatan
- Bab 507 Memamerkan
- Bab 508 Dalam Godaan
- Bab 509 Diam-diam Menderita
- Bab 510 Masalah Sulit
- Bab 511 Sangat Berbahaya
- Bab 512 Trik Lama
- Bab 513 Mengapa Begitu Serius
- Bab 514 Mabuk Bukan Karena Alkohol
- Bab 515 Seperti Dugaan
- Bab 516 Menghilang
- Bab 517 Dia Lebih Bisa Membahagiakanmu (End)