Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 285 Kehabisan Bahan Bakar

Pada saat ini, telepon berdering, dan aku bergegas menjawabnya, itu telepon untuk memberi tahuku bahwa laporan yang aku lakukan tadi telah ditindaklanjuti, dan mereka menyuruh kami harus berhati-hati.

Aku merasa sedikit tidak senang, apa gunanya selalu menyuruh kami untuk berhati-hati, jika sesuatu terjadi bukankah semuanya sudah akan terlambat.

Kemudian petugas kepolisian menanyakan alamat kami saat ini, aku bilang aku tidak tahu, aku bertanya kepada pak sopir, untungnya, dia tahu lebih banyak dan memberi tahuku satu alamat.

Petugas polisi meminta kami untuk berusaha membawa dua mobil Jinbei berkeliling di sekitar lingkungan ini, sehingga petugas polisi dapat dengan cepat mengontrol tempat kejadian, setelah mengatakannya telepon ditutup.

Aku merasa tidak berdaya, aku terpaksa berkata kepada pak sopir, "Pak, jangan berharap lagi, apakah ada jalan yang bisa dikelilingi di sekitar sini? Jika memungkinkan, bawa dua mobil Jinbei di belakang untuk berkeliling beberapa putaran. Selama kita tidak berhenti, sekarang masih aman. "

Pak sopir merasa tertekan, "Oke, biar aku coba. Jika tahu ini sejak awal aku tidak akan menerima tamu sepertimu, sekarang aku yang tidak bersalah masuk ke dalam masalah ini."

Aku tidak mempedulikan omelan pak sopir, bagaimanapun, aku telah memberinya analisis keuntungan dan kerugiannya, menyuruhnya menghentikan mobil dia juga tidak berani, dia hanya bisa melakukan sesuai yang aku katakan, bawa dua mobil Jinbei berkeliling di sekitar terlebih dahulu, untuk menunda waktu, begitu petugas polisi datang, kami akan memiliki harapan.

Dan yang mengejutkanku adalah ketika sopir taksi benar-benar mulai memutar jalan, dua mobil Jinbei tidak mengetahuinya sedikitpun, mereka hanya terus mengejar di belakang kami, karena keterbatasan daya, mobil mereka tidak bisa mengejar kecepatan kami.

Aku berpikir sejenak, mungkin karena sekarang sudah hampir jam 10, dan daerah ini berada di sisi Kota Yanjing, lampu jalan hanya sedikit, dan mobil-mobil di belakang tidak bisa mengeahuinya sama sekali.

Tepat ketika aku merasa lega, wajah sopir di depan tiba-tiba berubah, dan aku bergegas bertanya, "Ada apa?"

Pak sopir menaapku dengan wajah pahit, "Mobil sudah kehabisan bahan bakar."

Aku membuka mulut, tetapi ternyata aku tidak bisa mengatakan apa-apa. Pak sopir terus berkata, "Rencananya aku ingin mengisi bahan bakar setelah mengantarmu hari ini, tidak disangka membawamu sejauh puluhan kilometer. Sekarang jarum pengukur bahan bakar sudah berwarna merah. "

Aku menutup mata, mengambil napas dalam-dalam dan bertanya, "Pak, jadi berapa lama mobil masih bisa melaju dengan kecepatan seperti ini?"

Pak sopir berpikir sejenak dan berkata, "Mungkin kira-kita sekitar 5 menit."

Gawat, sudah jatuh tertimpa tangga lagi.

Namun, sebelum aku memikirkan solusinya, ponselku berdering lagi. Itu adalah panggilan telepon dari Mark, aku meragu sejenak, lalu menekan tombol jawab, kemudian terdengar suara Mark yang berpura-pura terkejut.

"Astaga, Roman. Kamu masih belum mati?"

Aku mencibir dan berkata, "Aku tidak akan mati bahkan jika kamu mati. Mana Imel? Bagaimana keadaannya sekarang?"

Mark berkata sambil tersenyum, "Maksudmu gadis cantik itu, dia masih baik-baik saja. Ayo ... katakan sepatah kata."

Suara Imel datang dari telepon, "Roman, selamatkan aku ... Pergi, kalian ini sekelompok binatang buas!"

Mark tertawa genit di telepon, dan aku pada saat ini hanya ingin segera ke sana, dan merobek wajahnya beberapa kali, aku berkata, "Apakah kamu lupa apa yang aku katakan?"

Mark tertawa, "Tentu saja tidak, kamu belum datang, aku ingin membunuhmu dengan tanganku sendiri, jika tidak bagaimana aku bisa menghilangkan kebencian di hatiku. Kamu jangan khawatir, aku dengan reputasi keluarga Gong-ku jamin sebelum jam 12, Imel akan baik-baik saja. "

Aku memarahinya di dalam hati, keluarga Gong brengsek, mana bisa kalian dipercaya!

Aku menekan api kemarahan di hatiku dan berkata, "Baiklah, kalau begitu kamu tunggu aku."

Setelah selesai mengatakannya, aku menutup telepon dan berkata kepada pak sopir, "Pak, apakah ada bunker di dekat sini?"

Pak sopir bergidik dan bertanya, "Apa yang mau kamu lakukan?"

"Bertarung dengan mereka!"

Ujarku dengan ringan.

Aku mengkonfirmasi sekali lagi bahwa pisau buah berada di tempat yang bisa aku keluarkan kapan saja.

Melihat pak sopir tampak khawatir, aku menebak dia mungkin tidak ingin turun dari mobil. Bagaimanapun, sifat asli manusia memang seperti itu, tinggal di ruang yang begitu akrab dan terbatas, pasti akan ada rasa aman.

Aku berkata, "Pak, jika ada tempat yang banyak bunker di sekitar sini, kamu antar aku ke sana, kemudian kamu cari bunker untuk bersembunyi, tujuan mereka adalah aku, jika mereka tidak dapat menemukanku, kemungkinan besar mereka tidak akan mempedulikanmu. "

Pak sopir masih bergumam dan tidak berbicara. Aku sedikit marah dan memarahinya, "Apakah kamu ingin dibunuh mereka?"

Pak sopir terkejut, dia langsung mengatakan iya, dan membawaku ke sana.

Setelah selesai mengatakannya pak sopir mengemudikan mobil dan mengantarku ke arah yang lain. Aku diam-diam menghitung mobil kira-kira masih bisa dikendarai selama sekitar 2 menit, jika tidak bisa tiba di sana, kemungkinan besar tidak akan ada kesempatan lagi.

Pada saat ini, ponselku berdering lagi, pak sopir sedikit kesal, "Nak, apa pekerjaanmu? Kenapa kamu diburu dan terus mendapatkan panggilan telepon?"

Aku mengabaikannya, ketika dilihat itu adalah panggilan telepon dari Odele, aku menekan tombol jawab.

Ketika terhubung, suara gugup Odele terdengar di telingaku, "Roman, di mana kamu? Bukankah aku menyuruhmu tinggal di rumah?"

Aku melihat ke sekeliling dan melaporkan nama tempat kepadanya, aku berkata, "Sekarang sudah jam 10, jika sekarang baru berangkat, bahkan jika Mark bodoh, dia juga seharusnya tahu bahwa aku sudah lapor polisi."

Odele terdiam sejenak dan menjelaskan, "Oke, masalah ini aku kurang mempertimbangkannya, tetapi kamu sekarang tidak boleh bertindak gegabah, orang-orang kami sekarang pergi ke gudang terbengkalai untuk menyiapkan penyergapan, dan beberapa rekan pergi ke tempat lain kalian harus bertahan."

Aku tersenyum pahit dan berkata, "Sersan Odele, kamu terlalu memandang tinggi kami. Pak sopir baru saja mengatakan kepadaku bahwa mobil kami sudah kehabisan bahan bakar. Sekarang kira-kira hanya cukup dikendarai selama 1 menit saja"

Odele terdiam beberapa saat dan menjawab, "Baiklah, semoga kamu beruntung. Jika malam ini kamu tidak bisa datang, kami akan menangkap mereka secara terpaksa."

Setelah selesai mengatakannya, telepon di tutup, pak sopir juga berkata, kita sudah sampai.

Karena kecepatan mobil lebih cepat dan ada beberapa belokan secara berturut-turut, dua mobil Jinbei di belakang belum mengejar sampai ke sini, tetapi melihat ke arah belokan, aku masih bisa melihat sedikit cahaya mobil.

Tempat kami parkir adalah sebuah hutan kecil, banyak orang tahu bahwa angin dan pasir di kota Yanjing besar, pohon-pohon ini ditanam khusus untuk menahan angin dan pasir, pohon jenis ini tidak bernilai tinggi, tetapi di mataku saat ini, tidak berbeda dengan mendengar suara alam yang indah.

Aku dan pak sopir keluar dari mobil dan mematikan mobil. Pak sopir bergegas berlari ke kedalaman hutan, dan aku mencari pohon dengan daun yang lebat lalu memanjat ke atasnya, aku bersembunyi di cabang-cabang.

Biasanya, karena ada cahaya lampu mobil, dan aku juga bersembunyi di cabang-cabang pohon yang lebat, jika orang-orang di mobil Jinbei tidak melihat dengan cermat, mereka tidak akan menemukanku.

Sebelum mobil Jinbei tiba, aku segera mematikan ponsel dan bersembunyi dengan tenang di pohon, lingkungan sekitar tiba-tiba menjadi sunyi, aku hanya mendengar suara napasku sendiri.

Segera cahaya lampu lewat, dua mobil Jinbei mendekat, dan orang-orang di mobil itu masih terus berteriak, "Di sini."

Mobil Jinbei diparkirkan dan mereka membuka pintu, aku menghitungnya, di kekedua mobil orang yang turun hampir 20 orang.

Namun dengan kebiasaaku melihat ke tempat yang gelap, aku melihat mereka tidak membawa senjata berbahaya seperti pistol di tangan mereka, kebanyakan dari mereka hanya membawa parang, pipa baja dan senjata sejenisnya, ada beberapa orang tampaknya lebih kuat, mereka membawa tongkat listrik di tangan mereka.

Aku pikir Mark sangat kaya, tetapi dia tidak memberi mereka masing-masing orang satu tongkat listrik, dia menyia-nyiakan reputasinya yang sebagai orang kaya.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu