Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 455 Diterkam Satu per Satu

Aku mengerutkan kening, dan pikiranku menjadi semakin kacau, ancaman harimau bertaring tajam dan Anakonda masih tidak cukup. Apakah kita perlu berlutut minta pengampunan? Jika demi Elina, aku bersedia, tetapi aku takut tidak bisa menerimanya.

Semua orang terdiam, tidak ada yang menyangka bahwa kami telah susah payah menunggu selama sebulan, ternyata begini akhir ceritanya.

Jika deskripsi pada pola lalu pemahaman kita benar, di dalam hutan ini seharusnya tersembunyi seekor harimau bertaring tajam.

Hantaman badai salju mengagetkan kita sebelumnya, itu hanya karena suhu di dalam hutan telah berubah.

Dan sekarang, kemungkinan besar harimau bertaring tajam telah kembali.

Kami terus melanjutkan perjalanan ini, namun baru berjalan beberapa langkah, ekspresi Fox Hu tiba-tiba berubah, lalu menarik kami satu per satu tanpa sepatah kata pun, seperti terhanyut dalam air.

Aku menoleh ke dia, melihat Fox Hu menggeleng kepala, lalu menunjuk ke arah depan dan hanya memberi isyarat.

Aku menganggukkan kepala menunjukan bahwa mengerti isyaratnya. Fox Hu perlahan-lahan menarik semak-semak yang di depan, dan melihat sosok tubuh besar membelakangi tak jauh dari kami.

Aku menarik napas, jantungku berdetak sangat kencang.

Seketika kami menatap ke depan, bukankah itu seeokor harimau yang ada di gambar? Yang artinya itu adalah harimau bertaring tajam yang diusir oleh kita pada saat badai salju.

Sekarang dia jongkok di tanah, sedang makan sesuatu, dan otot-ototnya meperlihatkan postur tubuh yang kekar, aku perkirakan, bahwa dia mengetahui gerak gerik kita, sangat mungkin langsung berbalik dan menerkam kita

Aku dengan cepat berbalik, menyuruh semua untuk diam, kemudian menarik rumput.

Semua orang tidak bisa menahan rasa gemetar, asal tahu, terakhir kali kami dapat bertahan hidup itu karena harimau bertaring tajam tidak ingin lagi menyerang, dan kali ini kami bertemu di dalam hutan, dapat dikatakan bahwa jika kami mengagetkan dia, semuanya akan selesai.

Untungnya, aku telah menjelaskan trik ini sebelumnya, meskipun semua orang sangat gugup, bahkan kaila, Hilda, dan Fima ketiga wanita ini telah menggunakan tangan menutup mulutnya, namun tetap saja tidak ada yang dapat mengeluarkan suara.

Seketika hutan menjadi sangat sunyi, asalkan ada sedikit suara saja, itu pasti akan diketahui oleh harimau bertaring tajam ini.

Perlahan-lahan aku berbalik dan menunjuk ke semua orang di belakangku, kemudian membuat gerakan jalan berantai, antara hidup dan mati, semuanya segera memahami, Ghea dan Fima yang dari awal berada di belakang perlahan-lahan mulai berjalan ke arah yang telah kami lewati tadi.

Kami sangat berhati-hati dalam setiap langkah, kami takut mengagetkan harimau bertaring tajam yang sedang makan tidak jauh dari kami

Ketika kamu telah berjalan agak jauh darinya, suasana sekitar hutan tidak lagi seram dan sunyi seperti sebelumnya, kami akhirnya keluar dari mara bahaya, dengan leganya kami menghela nafas.

Perasaan semacam ini mirip dengan zombie di film Korea, takut jika tidak sengaja mengagetinya, lalu semua orang menyerahkan hidupnya.

Alex berkata dengan keringat dingin, “gawat, di depan harimau bertaring tajam dan di belakang adalah dataran, apa yang akan harus kita lakukan?”

Ucap Fox Hu, “Kita harus ingat untuk tidak lari ketika kita bertemu seekor harimau, lebih baik manjat ke pohon dengan cepat, kalau tidak akan diterkem satu per satu."

Kami juga sangat menyadari kebenaran ini, apa yang baru saja terjadi telah membuktikan segalanya, namun, dari sudut pandang lain, tekanan yang baru saja kami hadapi sangat mengerikan, wajah semua orang langsung terpucat, dan sekarang pun belum pulih kembali.