Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 236 Terlihat Keren!

Setelah selesai membicarakan bentuk tanah, ia dengan merasa bersalah berkata, "Sungguh maaf, Tuan Roman, karena ini adalah masalah Keluarga Du, Tuan Suchart tidak boleh asal ikut campur tangan, jadi kita tidak dapat membantu Anda. Tapi kita akan menunggu Anda dan Tuan Jack di perbatasan daerah antar Chiang Mai dan Chiang Rai . Jika situasi semakin memburuk dan tidak ada cara lain lagi, Anda harus ingat segera kembali ke Chiang Mai, nyawa lebih penting dari apapun. Timothy tidak berani menyuruh bawahannya mengejar hingga sini."

"Tapi kita tidak boleh melewati garis sembarangan. Timothy pasti ada menyuruh bawahannya untuk mengawasi kita dari dekat. Jika kita mendekat kearah Chiang Rai, maka ada kemungkinan bisa membuatnya kesal dan ia bisa melakukan hal-hal di luar akal sehat. Apalagi Pendiri Tua Keluarga Du Chiang Rai pasti akan menuntut kepada Tuan Suchart. Mereka sama sekali tidak pernah memperbolehkan kita melewati batas untuk mengurus masalah internal mereka."

Setelah itu, ia menunjukkan dua posisi pada peta. Posisi pertama adalah jalan raya yang lebih singkat dengan angka 118, sedangkan posisi yang kedua adalah jalan raya yang agak jauh dengan angka 121. Kedua posisi ini terletak pada bagian pusat dua jalur jalan raya, juga merupakan bagian puast antar Chiang Mai dan Chiang Rai. Untuk jalan tol nomor 1, karena harus melintas satu putaran, jadi aku tidak ada rencana untuk melewati jalur itu.

Aku menggelengkan kepalaku. "Kalian tidak perlu menunggu disana. Yang penting aku bisa kabur dari Chiang Rai dengan selamat, maka aku juga tidak takut mereka mengejarku. Aku bisa kembali ke Chiang Mai sendiri."

"Tidak, Tuan Roman. Ini adalah misi yang langsung diberikan Bos kepada kita. Bukan hanya untuk menjemput Anda, kita juga harus menjemput Tuan Jack. Bos bilang, maupun masalah di Chiang Rai tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat, kita juga harus terus menunggu disana, bahkan kita mungkin bisa berhari-hari untuk menunggu."

Mendengar kata-katanya, aku hanya bisa mengangguk. "Kalau begitu, aku akan berkumpul dengan kalian setelah meninggalkan Chiang Rai."

Basero mengingatkan masalah lain, lalu turun dari mobil.

Saat ini, Aldi, Cody dan pria paruh baya yang gemuk itu memindahkan setumpuk makanan ke dalam mobil. Makanan disana lebih banyak berupa roti, biskuit, dendeng dan daging kaleng. Sedangkan untuk minuman berupa air minum dan minuman energi.

Mereka mungkin takut diriku dikejar oleh musuh hingga tempat yang terpencil.

Selain makanan dan minuman, mereka juga menyiapkan rokok untukku, rokok yang biasa kusuka.

Setelah semuanya selesai diurus, Aldi dan Cody pergi menyalakan mobil Benz S600L dan berjalan ke arah utara terlebih dahulu. Mereka mau aku pergi terlebih dahulu, lalu langsung kembali ke villa milik Jack yang berada di Chaing Rai.

Setelah berpisah dengan Basero, aku juga menyalakan mobilku dan berjalan kearah dimana Aldi mereka pergi.

Rasa menyetir mobil jeep versi militer ini....cukup aneh, seperti sedang menyetir kapal yang berlayar di atas permukaan air.

Tidak bisa dikatakan nyaman, mungkin karena jalan raya disini sangat mulus, sama sekali tidak bisa merasakan kesenangan saat menyetir mobil gunung.

Mesin mobil ini cukup kuat dan kecepatan cukup cepat, tapi karena mobil ini memiliki sistem penggerak empat roda, apalagi sistem suspensinya yang berbeda dari mobil biasam sehingga jarak mobil agak tinggi dari permukaan jalan, jadi rasanya kurang begitu nyaman. Tidak seperti mobil biasa yang bisa merasakan pegangan dari jalan raya dan sentakan pelan. Ini juga merupakan salah satu alasan mobil ini terasa seperti menyetir kapal.

Tak lama berpisah dengan Basero kemudian, aku pelan-pelan mulai kenal dengan mobil ini, Aku semakin baik dalam menyetir mobil dan kecepatan juga semakin cepat.

Setelah aku pergi, Basero juga bergabung dengan teman-temannya, lalu menyetir mobil menuju tempat perjemputan yang telah kita janjikan. Ia dan teman-temannya akan terus menungguku disana.

Hal ini membuatku merasa lebih aman, rasanya seperti ada banyak teman yang berada di belakangku dan mereka akan memberiku bantuan di saat aku kesusahan.

Tiba di jalan pertama dan lampu merah menyala, aku segera menghentikan kendaraanku dan melirik ke mobil di sampingku seperti biasanya.

Hal yang membuatku terkejut adalah aku melihat Elina dari jendela belakang mobil disampingku yang terbuka.

Bisa-bisanya aku bertemu dengannya disini.

Sepertinya mobil yang ia naikki adalah Lexus. Ada seorang pemuda dengan setelan jas hitam yang duduk di kursi pengemudi. Wajahnya terlihat kenal, mungkin adalah pengawal yang dibawa oleh Karry dan sementara disuruh untuk menjadi supir Elina, sekaligus melindunginya.

Setelah belok di jalan raya yang tidak jauh di depan sana, disana adalah hotel yang ditinggali Elina. Ia mungkin sedang dalam perjalanan kembali ke hotel setelah pulang kerja.

Saat aku kebetulan menemukannya, ia juga melirik kearahku sekilas, lalu terdiam sesaat. Ia juga menyadari keberadaanku.

Saat mata kita saling berkontak, aku melambaikan tangan kearah Elina dan tertawa. "Halo, Bu Elina. Apakah kamu sudah mau kembali ke hotel?"

Elina tersadar kembali, lalu sengaja mendekat ke jendela dan menunjukkan senyuman tercantiknya kepadaku. Ia mengangguk, "Hmm, aku baru saja pulang kerja dari cabang perusahaan baru. Bagaimana denganmu? Mau kemana?"

"Aku mengurus beberapa masalah di Chiang Rai."

"Oh, kamu...yang membeli mobil ini?" Elina menunjuk kearah mobilku berwarna hijau terang dan bertanya dengan rasa penasaran.

Aku menggelengkan kepalaku. "Bukan, aku hanya pinjam ini dari temanku."

"Oh, keren juga."

"Kupikir biasa saja."

"Apakah kamu sudah makan?" tanya Elina dengan raut wajah yang agak ragu,

Aku tahu jika aku menjawab tidak, ia akan mengajakku untuk makan malam bersama.

Tapi aku tidak ada waktu kosong lagi.

Melihat tatapannya yang berharap, aku menggelengkan kepalaku. Aku tidak membalasnya dan berbalik tanya. "Bu Elina, bukankah Keluarga Gong sudah menyetujuimu dan keluargamu untuk berbaikan denganku, serta tidak lagi mengungkit masa lalu? Jika Clay baru keluar dan langsung mencari orang untuk membunuhku ataupun menggunakan cara yang lebih kejam, bagaimana denganmu dan keluargamu? Apakah ada kemungkinan untuk memberi tekanan kepada mereka, agar mereka tidak lagi menyerangku?"

Elina berkerut alis. "Ada apa? Apakah Clay mencari dirimu?"

"Bolehkah kamu menjawab pertanyaanku terlebih dahulu?"

Aku lanjut bertanya. Aku tidak langsung memberi tahu dirinya masalahku bahwa Mark sedang menunggu kedatanganku di Chiang Rai, karena aku ingin mengetahui sikapnya terlebih dahulu, apalagi sikap keluarganya.

Jika aku membiarkannya tahu bahwa Mark dan Timothy bekerja sama untuk menangkap sepasang anak kecil untuk mengancam diriku dan Jack, aku juga tidak tahu bagaimana dengan reaksinya.

Elina mengerutkan dahinya, berpikir sesaat lalu mengangguk. "Aku pasti akan menghubungi Keluarga Gong, agar mereka segera menghentikan semua rencananya, tapi untuk keluargaku... aku tidak berani menjaminnya. Aku juga tidak tahu apakah mereka bisa memberi tekanan kepada Keluarga Gong."

Aku tersenyum. "Sebenarnya keluargamu mungkin sudah membahas dengan Keluarga Gong. Menipuku terlebih dahulu, lalu membebaskan Clay dan membiarkan Keluarga Gong bebas bagaimana untuk menyerangku."

"Bagaimana mungkin?" Elina mengerutkan alis lagi. "Mereka pasti akan menasehati Keluarga Gong. Tapi mereka mungkin... tidak ingin berhubungan buruk dengan Keluarga Gong demi dirimu, jadi setelah nasehat berkali-kali, mereka tidak lagi ikut campur. Mereka tidak akan mungkin bekerja sama terlebih dahulu."

Aku tidak mengelak, melainkan tersenyum tipis, lalu mulai ragu apakah aku harus memberi tahu masalah ini kepada Elina.

Saat ini, lampu kuning di jalan raya lain sudah bersinar, sedangkan lampu merah di hadapanku mulai terlewat.

Setelah ragu begitu lama, aku menarik nafas dalam dan berkata kepada Elina dengan tenang. "Bu Elina, sebenarnya Keluarga Gong sudah mulai beraksi. Mereka bekerja sama dengan musuh Jack, lalu menangkap anak Jack untuk mengancam diriku. Mereka bilang bahwa mereka akan mematahkan kedua kakiku hingga cacat. Jika aku tidak muncul di hadapan Mark sebelum malam pukul sepuluh, maka mereka akan membunuh anak-anak Jack."

Elina tercengang, lalu raut wajah berubah total. "Apa yang kamu katakan itu benar?"

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu