Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 345 Rencana Licik

Mendengar kata-kata Wenny, aku pun menjadi semangat, "Maksud kamu..."

"Iya, pada dasarnya membuka usaha di Shenghai memang harus punya kemampuan tersendiri. Hanya saja kemampuan ini biasanya tak terlihat. Jadi, jika kamu membutuhkan bantuan, aku juga bisa menyuruh orang untuk bantu mencarinya."

Setelah berkata, Wenny pun tersenyum manis.

"Baiklah kalau tidak ada pengaruh buruk terhadapmu. Mohon bantuanmu untuk kali ini."

Mendengar Wenny berkata, aku pun langsung berdiri. Wenny menganggukkan kepalanya dan pergi ke samping untuk membuat panggilan telepon.

Saat ini ponsel kembali berdering lagi. Aku pun merasa senang saat mengeluarkannya. Seperti yang kuharapkan, ini adalah panggilan telepon dari Keluarga Gong.

Aku berkata, "Clay, aku percaya kamu telah mengetahuinya. Hukuman pidana Mark telah dikurangi hingga dibawah tiga tahun. Tetapi waktunya juga telah diperpanjangi seminggu untuk kalian. Kalau aku sudah menepati janjiku, apakah Keluarga Gong ingin mengingkar janji lagi?"

Clay pun tertawa besar dan berkata, "Roman, kamu juga terlalu hati-hati. Aku bukanlah orang yang akan mengingkar janji. Jika kamu melakukannya, kita juga pasti akan menepati janji."

"Sebelumnya kamu bilang tiga tahun, sekarang dikurangi lagi hingga dibawah tiga tahun. Jangan bilang kamu ingin membebaskanya?"

Aku dengan ragu bertanya.

"Membebaskan?"

Clay pun terkaget dan teriak, lalu segera membalas dengan nada suara yang berbeda, "Tidak tidak, bagaimana mungkin. Meskipun adikku pintar, tetapi ia tidak mengerti sebuah prinsip. Di dunia ini, kemampuan Keluarga Gong masih jauh dari kata cukup. Mungkin ini termasuk misi pertama di Kota Shenghai. Tetapi di Kota Yanjing, mungkin orang yang asal membuang batu saja akan lebih jago dari kita."

"Adikku hanya kalah di poin ini. Ia selamanya tidak pernah menyadari kenyataan ini. Sebagai orang dari Keluarga Gong, hal yang terpenting adalah mengerti dan memahami keadaan sekarang."

Clay berkata dengan nada yang hiperbola.

Aku pun mengerutkan dahi dan berkata, "Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?"

"Karena kamu sudah bertanya, maka aku akan bilang secara langsung. Dari sudut pandang Keluarga Gong, aku harap kamu boleh mengurangi hukuman pidana Mark menjadi sesingkat mungkin. Namun sebagai syarat untuk melepaskan orang tuamu, harus dilihat dari keputusan pengadilan pada Mark, atau ia akan diserahkan ke penjara, aku baru melepaskan orang tuamu saat itu."

”Mendengar kata-kata Clay, aku pun langsung menyadari masalah diantaranya dan bertanya, "Dari sudut pandang Keluarga Gong? Bagaimana jika dilihat dari sudut pandangmu sendiri?"

"Hahaha Roman, kamu begitu pintar, apakah perlu menanyakanku lagi?"

Clay pun tertawa besar, "Yang pasti membiarkan adikku yang hanya bisa menyebabkan masalah, tetap didalam penjara selama mungkin! Hanya ia kehilangan seluruh harapannya, maka semua harta keluargaku akan jatuh di tanganku. Aku juga baru bisa mengambil alih kekuasaan Keluarga Gong dengan sah. Tentu aku tidak ingin tunggu hingga ia keluar dan juga harus berurusan lagi dengannya."

Aku pun menarik nafas dalam. Perebutan kekuasaan dalam keluarga besar memanglah rumit. Bahkan sebagai kakak beradik juga bisa diam-diam menginginkan satu sama lainnya mati. Hanya orang lain mati, mereka baru ada kesempatan untuk mendapatkan semua harta.

Agar Clay tidak merasa curiga, aku pun lanjut bertanya, "Bagaimana dengan orang tuaku? Aku ingin menghubungi mereka."

Clay pun dengan ragu berkata, "Baiklah, karena kamu cukup tulus, maka aku juga akan menunjukkanmu ketulusanku. Setelah tiga puluh menit, kamu boleh menghubungi orang tuamu dengan waktu selama satu menit. Setelah satu menit, panggilanmu akan terputus secara paksa. Oh iya, aku belum pernah bertemu dengan Om dan Bibi. Jika kali ini tidak berjalan dengan lancar, mungkin aku akan pergi mengunjungi mereka, sebagai tanda terima kasih dari keponakannya."

Aku pun mengepalkan tangan dan berharap untuk bisa segera menonjok wajah Clay hingga hancur. Berani-beraninya ia mengancamku.

Dibandingkan dengan Mark yang hanya melakukan penyergapan dengan senjata secara terbuka, kakaknya dari orang tua yang sama ini, bagai ular licik yang bersembunyi dalam kegelapan. Sehingga setiap saat membuatmu merasakan ancamannya dan sayangnya kamu belum boleh melakukan apapun padanya, atau tidak ia tidak mati dan menimbulkan masalah yang lebih besar lagi bagi sendiri.

Aku tidak mendengarnya dan langsung memutuskan panggilannya. Setelah menenangkan diriku, aku pun menoleh kearah Odele dan berkata, "Maaf merepotkanmu, Bu Odele. Tolong untuk segera hubungi Polisi Kota Shenghai dan Kota Guilin, agar mendapatkan bantuan dalam meminjam peralatan telekomunikasi. Setelah tiga puluh menit, aku akan menghubungi orang tuaku. Jika dugaanku benar, kalian mungkin bisa melalui panggilan ini untuk mengetahui dimana tempat keberadaan orang tuaku sekarang. Ini akan sangat berguna bagi rencana kita yang selanjutnya."

Seketika Odele pun menjadi semangat dan berkata "Baik." Lalu segera mengeluarkan ponselnya dan melakukan panggilan ke Kota Shenghai dan Kota Guilin secara bersamaan. Tanpa menggunakan waktu yang lama, tetapi mereka menjelaskan dengan singkat dan jelas.

Sedangkan Alex hanya dengan malas berkata, "Bagaimana denganku?"

Aku pun melototinya, "Kamu tidur saja."

Alex pun dengan kesal berkata, "Apa maksudmu, Roman? Jangan kira kali ini datang ke Shenghai, orang tua itu memintaku untuk mendengarkanmu, jadi kamu boleh menghina martabatku sesuka hatimu. Aku katakan kepadamu ..."

"Diam."

Aku pun dengan tidak sabar memotong pembicaraan, tanpa menunggunya selesai berbicara. Karena waktunya sudah sangat mendesak, jika tertunda lagi karena ini, aku takut akan diriku akan muncul rasa untuk membunuh Alex.

Saat ini Wenny pun juga sudah selesai menelepon dan berjalan kemari lalu berkata, "Roman, aku sudah menyuruh orang untuk bantu mencari. Sumber informasi mereka mungkin akan lebih luas. Lagipula, kamu jangan hanya menaruh harapan pada Zarki."

Aku pun tertawa dan berkata terima kasih padanya.

Waktu berlalu sangat cepat di dalam bar. Setengah jam pun tiba dengan cepat. Melihat Odele yang terus melakukan panggilan dengan orang lain dan berbagai rencana yang juga diucapkan olehnya dengan tenang. Hatiku pun merasa lebih tenang.

Tiba di waktu perjanjian, aku melihat Odele yang sedang mendengar telepon sambil membuat gerakan tangan OK kearahku.

Aku pun mengambil nafas dalam dan menghubungi orang tuaku. Terdengar ponsel berdering, tetapi tidak ada yang mengangkatnya.

Aku pun mengerutkan dahi dan menghubunginya lagi, setelah memutuskan panggilan sebelumnya. Setelah terdengar suara panggilan tersambung dan tetap tidak ada orang yang mengangkatnya, aku mengerutkan dahi lagi. Jangan-jangan ada sesuatu yang terjadi pada orang tuaku?

Kebetulan aku berencana untuk menghubungi sekali lagi. Tetapi setelah memutuskan panggilan, layar ponselku tiba-tiba berubah dan sebuah panggilan telepon dari Clay pun masuk.

Ternyata semua ini kelakuannya!

Aku pun menahan amarahku dan bertanya, "Dasar bajingan! Apa maksudmu, Clay?"

Clay masih tertawa, "Sabar, Roman. Bukankah aku hanya mempermainkanmu sekali? Sabarlah, aku hanya sedang bercanda denganmu. Coba kamu pikir, orang tuamu itu diundang oleh temanku untuk minum teh, ponselnya pasti tidak berada di sisinya. Begini saja, aku akan memberimu sebuah nomor telepon dan hubungilah setelah sepuluh menit."

Aku tertawa sinis dan berkata, "Clay, kamu terus saja mempermainkanku. Singkat cerita, jika aku tidak melihat orang tuaku, kamu juga jangan berharap bisa hidup tenang."

"Roman, percaya atau tidak. Nanti aku akan mengirimmu sebuah nomor telepon. Kesempatan hanya ada satu kali, jika kamu tidak menghargainya, maka lain kali tidak akan semudah itu."

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu