Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 134 Kamu Sudah Memiliki Perasaan Terhadapnya

Masalah Modal investasi mereka akan membantu aku mengeluarkannya, bahkan ada kemungkinan menyuruh Deni Tong mengeluarkan sebagian.

Karena mereka membutuhkan aku sebagai pihak ketiga yang mempertahankan dan menyeimbangkan kedua belah pihak.

Aku tidak menolaknya, setelah memutuskan sambungan telepon hanya menyalakan sebatang rokok, dengan tenang menatap keluar jendela melihat kota Chiang Mai

hal ini, kemungkinan dapat merubah hidupku, karna memiliki sebagian saham jauh lebih baik jika dibandingkan dengan mengikuti Deni Tong.

Keesokan malam, sewaktu aku dan Elina beserta orang dari kelompok proyek berjalan keluar dari pintu besar BTT, di luar parkir sebuah mobil Maybach S600 dan Land Rover Range Rover, disamping pintu mobil Maybach berdiri anak buah dari Jack, Aldi.

“Kak Roman.”

Melihatku keluar, Aldi memanggil dengan penuh hormat.

Anggota proyek bingung melihatku, juga ada sebagian karyawan BTT yang lewat, bingung melihat kemari dengan tatapan yang aneh.

“kalian kembalilah dulu, malam ini aku ada sedikit urusan.” Aku berkata kepada Elina,

Elina sedikit mengerutkan alis, beberapa kali melihat mobil Maybach dan Aldi, sesaat baru menganggukan kepala : “kamu sendiri juga hati hati, ada hal-hal tertentu lebih baik tidak ikut campur.”

Aku tahu yang dia bicarakan adalah mengenai konflik keluarga Jack, tanpa menjelaskan apa apa padanya, hanya menjawabnya: iya, lalu berjalan ke mobil Maybach.

Aldi membuka pintu mobil bagian belakang, terdapat Jack yang sedang duduk didalamnya.

“Roman.” Jack menyapaku dengan tersenyum, juga berpindah ke samping.

Aku menganggukan kepala kepadanya, lalu masuk duduk ke dalam.

Aldi bergerak pindah ke bangku supir, menyalakan mobil dan menyetir ke arah Sungai Mae Ping, Land Rover itu mengikuti dari belakang, yang duduk di dalamnya seharusnya bawahan Jack yang lainnya.

“masih belum bisa mengurus Direktur Elina kah?” Jack bertanya dengan maksud tertentu.

Aku menggelengkan kepala : “tidak lagi, aku ingin mendapatnya karena ingin mempermalukan Mark, sekarang Mark sudah patah sebelah kakinya, tidak perlu mengurus yang seperti ini.”

Jack menolehkan kepalanya melihatku, tertawa berkata : “Roman, kalau aku tidak salah tebak, kamu sudah memiliki perasaan terhadapnya.”

“jangan sembarang ngomong, perempuan cantik bisa ditemukan dimana saja, aku tidak tertarik dengan perempuan yang dingin itu.”

“hahaha, kita selalu bersama selama tiga tahun, apakah masih tidak bisa mengerti kamu?”

Jack tertawa sejenak, lalu menepuk-nepuk pundakku, menghela napas : “Roman, perempuan yang cantik memang sangat banyak, tapi perempuan yang benar-benar saling suka dengan kita, benar-benar bisa menemani kita menjalani hidup tidaklah banyak, kalau sudah ketemu harus direncanakan dengan baik.”

Aku meliriknya : “kenapa tiba-tiba mengeluh soal kehidupan?”

Jack dengan tenang merentangkan tangannya : “aku juga bukan orang kejam yang tak berperasaan tentunya aku juga bisa mengeluhkan tentang kehidupan, apalagi...saat melihatmu dan Elina, aku selalu teringat akan istriku.”

Aku tidak menjawabnya, karena aku tahu ini adalah topik pembicaraan yang menyedihkan untuknya.

Jack melanjutkan sendiri pembicaraannya : “istriku dulu adalah seorang pengacara, waktu aku muda aku pernah dipidana karena melukai orang jadi mengenalnya, saat itu dia perwakilan dari pihak penggugat, aku adalah orang yang digugat, setelah mediasi diluar pengadilan dan dalam pengadilan beberapa kali bertemu, menyadari bahwa dia tidak hanya cantik, juga memiliki pesona yang sangat menarikku, setelah itu aku mulai mengejarnya.”

Bicara sampai sini, Jack menertawai diri sendiri dan menggelengkan kepala : “masih ingat di tahun itu sewaktu aku membawa seikat bunga ke kantor pengacaranya, dia marah sampai melempar bunganya ke wajahku di tempat, sat pergi yang kedua kalinya, dia menyuruh penjaga keamanan untuk mengusirku, ketiga kalinya dia membuang bunganya ke tempat sampah.

“tetapi aku tidak putus asa, malah merasa semakin lama semakin menarik, begitulah aku terus bertahan, setiap hari memberinya bunga, setiap hari menggunakan mobil crown ayahku mengikuti dia pergi pulang kerja, aku benar-benar sangat senggang, kelihatannya kurang kerjaan.

“belakangan, aku mulai bisa berbicara dengannya beberapa kalimat, hingga dia tidak lagi membuang bungaku, lalu makan bersamaku, akhirnya dia menikah denganku.”

Mendengar sampai sini, aku masih tidak membuka mulut, hanya terdiam melihat pemandangan diluar jendela mobil.

“aku mencelakainya.” Jack tiba tiba berbicara dengan nada yang rendah.

“tetapi aku tidak menyesal, tidak menyesal saat itu mengejarnya, dan menikah dengannya, aku hanya membenci diriku yang tidak mampu melindunginya.”

Aku menoleh ke Jack.

Raut wajahnya sangat tenang, tersenyum ringan kepadaku.

Dia tiba-tiba mengubah topik pembicaraan : “Roman, aku dengar Clay membawa orang datang ke Chiang Mai, untuk berurusan denganmu, ya?”

Aku menganggukan kepala : “iya, beberapa hari lalu sudah bertemu orangnya di barnya Bruce.”

Jack mengeluarkan selembar kartu member hitam lalu mengopernya kepadaku dan berkata : “ini adalah Kartu VIP premium klub menembak terbesar di Chiang Mai, ambil ini, ada waktu luang pergilah latihan pistol, kamu harus memiliki kekuatan yang cukup untuk melindungi diri sendiri, baru bisa memiliki kekuatan untung melindungi orang sekitarmu.”

Aku menggelengkan kepala : “tidak perlu, aku tidak terlalu ingin terlibat hal seperti itu.”

“lebih baik berjaga-jaga daripada menyesal belakangan, karna bisa menggunakan pistol lebih baik dibandingkan tidak bisa, kalau suatu hari benar-benar dalam kondisi bahaya, kamu akan mengerti keputusanmu hari ini adalah benar atau salah.”

Aku merenung sebentar, akhirnya menganggukan kepala, lalu mengambil kartu itu.

“di dalam kartunya masih ada sedikit uang, habis kamu pakai isi sendiri saja, nanti aku akan meminta orang klub untuk mengganti namamu, lain kali kamu simpan untuk pakai sendiri saja.”

“ok, terima kasih.”

“tidak perlu mengucapkan terima kasih. Oh ya, aku akan memberitahumu tentang Suchart dan Hacken Su, kita sudah mau bekerja sama, jadi kamu juga harus lebih mengenal mereka.”

Selagi bicara, Jack mengungkapkan satu per satu identitas asli, sifat, kebiasaan dan lain-lain dari Suchart dan Hacken Su kepadaku.

Aldi menyetir mobilnya keluar distrik Chiang Mai, setelah satu setengah jam, berhenti di sebuah gedung yang bernuansa Thai.

Ini adalah sebuah klub mewah, terletak di tepi danau, beberapa bangunan yang rendah dan mempesona dipenuhi dengan pohon palem, tenang dan mewah.

Seorang penjaga pintu menyambutnya, ingin membantunya memarkirkan mobil ke tempat parkir, namun ditolak oleh anak buah Jack.

Jack bilang, sejak adik kandungnya membuat masalah, dia selalu berhati-hati pergi kemana pun, hanya memperbolehkan orang yang dia percaya untuk mendekati mobilnya, karena dia tidak ingin baru memasuki mobil langsung diledakkan hingga hancur berkeping-keping.

Kami turun di depan pintu klub, bawahannya membawa mobilnya ke tempat parkir, seorang pelayan wanita dengan rias wajah yang cantik menuntun kami melewati beberapa koridor, lalu memasuki sebuah teras yang ada taman bunga dan kolam renang, disana juga ada dua orang berseragam hitam yang menjaga pintu.

Tidak jauh dari kolam ada sebuah paviliun yang dikelilingi bunga segar, didalamnya diletakkan sebuah meja makan berbentuk bulat dengan taplak putih bersih, disampingnya duduk dua orang, yang satu adalah Suchart, lainnya adalah orang tua pendek yang mengeluarkanku dari penjara, Hacken Su.

Selain dua orang berseragam hitam di pintu masuk, tempat lain di teras juga ada yang berjaga, melihat Suchart dan Hacken Su yang biasanya sangat berhati-hati, juga sangat mementingkan pertemuan kali ini.

Melihat Jack dan aku masuk, Suchart dan Hacken Su meletakkan gelas bir lalu berdiri.

Setelah berjalan mendekat, aku dengan sopan memberikan sapaan kepada mereka.