Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 461 Pukulan Telak

Brak! Dor!

Suara hantaman gedebuk beserta dengan suara peluru berdesing, kemudian muncul satu lobang baru di kepala harimau dan mengeluarkan darah, tetapi kekuatan untuk menembus dari pistol tua ini sama sekali tidak cukup, peluru hanya memecahkan lapisan bulu harimau tanpa menembus lebih dalam.

Harimau itu mengaum!

Kali ini harimau tampak berbeda dari yang sebelumnya, sekarang dia buru-buru mundur beberapa langkah ke belakang lalu bergegas menuju ke arah pohon di bawah kami.

Jika sampai tertabrak, maka tidak heran apabila pohon ini akan tumbang.

Fima sampai menjerit-jerit ketakutan.

Telapak tanganku mulai berkeringat dengan posisi aku masih membidik, sosok harimau di mataku kian membesar serta detail dari kepalanya tertangkap jelas olehku, seolah-olah aku telah menjadi seorang penembak jitu di antara hidup dan mati.

Dengan sosok harimau yang terus bergerak, aku bisa mengetahui setiap gerakan otot nya dengan jelas, dan hukum pergerakan juga telah dikuasai,

Lalu aku menarik pelatuk dengan perlahan.

Dor!

Suara peluru berdesing lagi, pada saat berikutnya kami mendengar suara seperti mengupas kacang, seperti manik-manik yang pecah.

Situasi di mana harimau hendak menabrak pohon tiba-tiba melambat, harimau itu terhuyung-huyung seperti dalam keadaan mabuk, dan kemudian dia mengaum.

Berhasil!

Aku dan semua orang yang ada di sana sangat girang, wajah Fima pun penuh dengan kegirangan, "Roman, akhirnya kamu berhasil menembak matanya!"

"Bagus sekali, Roman, ayo tembak terus, kita bunuh binatang buas itu!"

"Ayo cepat, jangan sampai terlepas!"

"......"

Pada saat ini, aku mendengar suara bernadakan cemas dari Alex dan Fox, tetapi aku hanya bisa menatap magazen dan tersenyum pahit. Kali ini, aku menembak berulang kali dan menyisakan tujuh peluru di senapan ini.

Jika aku ingin menembak harimau itu lagi, itu sama sekali tidak mungkiin kecuali aku bisa mengenai titik terlemah lainnya.

Perlu diketahui bahwa meskipun aku berhasil menembak di salah satu matanya harimau, tapi harimau itu sama seperti kiklops, sehingga kami tidak bisa menghadapinya.

Tampaknya harimau itu segera menahan rasa sakitnya dengan darah yang mengalir keluar dari salah satu matanya, dia bangkit serta mengangkat kepalanya menghadap ke arahku, dia mengeluarkan suara mendesis dan berlari pincang ke arah lain hutan dan akhirnya lenyap.

Hatiku lega sekaligus emosi.

Kami tampak menyedihkan, bukankah itu harimau bertaring tajam.

Harimau bertaring tajam ini seharusnya sengaja ditinggalkan di sini bertahun-tahun yang lalu, tetapi dia tumbuh besar seperti sekarang, dia selalu menjadi raja di pulau yang agung, dan tak disangka-sangka malah bertemu dengan kami secara tidak sengaja.

Untuk pertama kalinya dia hampir dibunuh oleh kami, dan untuk kedua kali dia kabur dengan salah satu matanya yang mengalami kebutaan.

Meskipun harimau telah pergi, tapi kami tidak terburu-buru turun dari pohon, pengalaman sebelumnya membuktikan bahwa harimau ini sangat cerdas. bisa jadi dia hanya pura-pura pergi, kemudian dia akan bersembunyi di suatu tempat sambil menunggu kami turun dari pohon.

Namun hampir setengah jam kami menunggu, suasana tampak hening.

Kami berdiri di puncak pohon besar, sehingga masing-masing dari kami memiliki perspektif berbeda serta dapat menjangkau pandangan lebih luas, dengan tubuh sebesar harimau itu, dia tidak dapat bersembunyi dalam jarak beberapa ratus meter di sekitar kami, kemudian kami baru menghela napas lega.

"Ayo turun, semuanya."

Selesai berkata, diriku memimpin di depan menuruni pohon yang hampir tumbang akibat ditabrak.

Meskipun mereka bingung melihat sikapku tidak menembak tadi, tetapi mereka tidak bertanya, hanya ada Elina yang diam-diam menghampiri diriku kemudian memegang tanganku.

Aku membalas memegang pergelangan tangan Elina dengan erat dan merasakan denyut nadinya yang cepat sampai tenang kembali, barulah aku menoleh ke arah mereka dan berkata. "Percaya padaku, kita pasti bisa keluar dari sini."

Setelah insiden harimau bertaring tajam, semua orang menatapku dengan tatapan kagum, terutama Hilda dan Fima.

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu