Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 24 Aku Hanya Ingin Tiduri Kamu

Aku menghentikan langkahku, dan berbalik badan.

Elina tersenyum sinis :

“Karena Keisya telah mencampakkan kamu dan dia jalan bersama dengan Aberko. Karena dia melewati hari-harinya dengan begitu baik, melihat Aberko yang memiliki uang dan bisnis, jadi kamu marah dan iri, hatimu merasa tidak adil, maka dari itu kamu ingin memenangkan proyek ini untuk membuktikan dirimu sendiri, membalas mereka dan mengejek mereka, benarkan semua yang aku katakan itu?”

Segera aku berjalan ke hadapannya, mengangkat tanganku dan meraih dagunya.

Elina tampak salah tingkah, dia memegang pergelangan tanganku dan ingin menapik tanganku.

“Jangan bergerak.” Aku mengeluarkan tenagaku.

Dia berteriak kesakitan “arg”, dia tidak berani bergerak, namun terus memandangku dengan emosi.

Aku mendekat ke wajahnya, dan berkata : “Direktur Elina, kamu jangan terlalu munafik, jangan berpikir seolah-olah kamu bisa memahami orang lain, aku tidak serumit yang kamu pikirkan, aku hanya ingin tiduri kamu saja.”

Setelah selesai berbicara, aku tiba-tiba mencium bibirnya, melumat bibirnya dengan sedikit kasar.

Dia membeku.

Ketika dia telah sadar kembali, aku sudah melepaskannya dan tersenyum kepadanya, kemudian berbalik badan dan masuk ke dalam kamar.

Aku tidak menghiraukan amarahnya, segera aku menutup pintu kamarku, aku berjalan dan duduk di atas kursi, lalu mengeluarkan sebatang rokok, dan menghisapnya dengan penuh kesal.

Aroma kental dari rokok akan segera menghilangkan rasa bibirnya yang tertinggal.

Jika memang dia benar.

Terus kenapa?

Hubunganku dan Keisya…… apa hubungannya dengan dia?

Tidak salah lagi, aku hanya ingin menidurinya saja.

Bibirnya sangat lembut, buah dadanya begitu besar, pinggangnya yang ramping, dan pantatnya juga sangat montok dan bulat, pasti sangat puas jika tidur dengannya.

Aku mengalihkan perhatianku ke Elina, kembali mengingat bagian yang telah aku sentuh, dan juga teringat di mana aku pernah mendorongnya ke dinding kali itu……

Perlahan hatiku mulai gelisah, pikiranku dipenuhi dengan bayangan dirinya.

Aku baru menyadari, ternyata aku sangat ingin menidurinya.

“Sial!” aku tidak bisa menahan makianku, kemudian menyalakan TV untuk mengalihkan pikiranku.

Barusan aku sudah mencium bibirnya dengan paksa, dia tidak mungkin lapor polisi kan?

Di koridor sana pasti ada cctv, dan adegan aku menciumnya pasti terekam di sana, pelecehan seksual seperti ini akan di penjara menurut hukum di Thailand.

Jika dia mengirimku ke penjara, aku tidak akan membiarkannya, aku akan menghabisinya setelah aku keluar.

Aku bangkit dari dudukku dan beranjak mandi, mencoba untuk menghilangkan kegelisahan dan kekacauan yang ada, kemudian berbaring di atas ranjang menonton TV dengan tatapan kosong.

Waktu berjalan begitu saja, tak terasa sudah sejam berlalu sejak insiden ciuman paksaku dan tidak ada sosok polisi yang muncul. Barulah aku merasa lega dan kemudian aku terlelap dalam tidurku.

Dan di pagi berikutnya, aku mengirim bukti percakapan antara aku dan Bruce, serta video transaksi Aberko dan Bruce kepada Avara dan Swadito, tak luput aku menambahkan keterangan yang menuliskan bahwa Aberko telah menyuap Bruce, yang sengaja pergi ke BTT untuk mengintimidasi Avara dan fakta dari menusukku dari belakang.

Tujuannya sangat sederhana, ketika Avara dan Aberko terlibat dalam salah paham ini dan hubungannya semakin renggang, maka saat itulah waktuku untuk membersihkan nama baikku, dan kembali menjatuhkan Aberko.

Setelah kegagalan dalam ajakan malam itu, Avara tentu tidak ingin bertemu lagi dengan Aberko, pertama, dia pasti berpikir bahwa Aberko telah menipunya, jadi dia akan marah. Kedua, mereka akan sangat canggung ketika bertemu lagi, dan mereka akan teringat kembali dengan kejadian yang tidak menyenangkan tersebut dan berusaha melupakannya.

Dan pada saat ini, aku sudah mengirim semua bukti kepada Avara, agar hatinya bisa lebih tenang. Dia akan mengikuti kata hatinya untuk menyingkirkan Perusahaan Mandy Cole milik Aberko, bahkan dia tidak akan mau lagi untuk melihat Aberko, dan dia akan memilih perusahaan lain untuk kerja sama dengannya.

Tapi saat ini, perusahaan dari India dan Pusat LS telah pergi, beberapa perusahaan dalam negeri juga telah pergi, dan partner yang bisa dipilih oleh Avara hanya tersisa Perusahaan Tekno ZWK.

Mengenai bagaimana Avara akan menjelaskan hal ini kepada orang-orang di perusahaannya, itu bukan urusanku lagi, yang paling penting aku sudah memberinya beberapa bukti, dia bisa membeberkan video transaksi antara Aberko dan Bruce, agar BTT bisa diyakinkan dengan pasti, dan untuk menghindari orang lain yang akan mencoba untuk mencari tahu apakah ada sesuatu yang mencurigakan atau tidak.

Tapi, jika Avara masih bersikeras untuk menandatangani kontrak dengan Aberko, maka aku hanya bisa menggunakan cara licikku, mengancamnya dengan video dia dan Aberko yang berada di bar gay tersebut.

Pokoknya tidak peduli cara apa yang aku pakai, aku tidak akan membiarkan Aberko mendapatkan proyek ini.

Setelah aku mengirim video transaksi Aberko dan Bruce, tak lama Swadito menelponku, dia bertanya padaku bagaimana aku bisa mendapatkan video ini, dan bertanya padaku apakah aku berniat untuk mempublikasikannya atau tidak.

Aku menyuruhnya untuk tidak mempublikasikannya terlebih dahulu, aku hanya ingin dia memilikinya dan jika memang perlu dan waktunya telah tiba, maka aku akan menyuruhnya untuk mempublikasikannya.

Tapi, Avara tidak menelponku, dia juga tidak membalas pesanku.

Aku tidak peduli, setelah sarapan, aku pun berjalan-jalan menghabiskan waktuku di Kota Chiang Mai ini.

Tepat pukul 9 pagi, Elina mengirimku sebuah pesan, dia berkata bahwa Aberko mengunjungi BTT, tapi Avara menolak untuk bertemu dengannya, dan Aberko masih bersikeras tidak mengangkat kakinya dari sana dan masih menunggu.

Aku merasa lega, Elina tidak mengambil inisiatif untuk keluar dari kompetisi ini, dia tidak sebodoh itu. Dan mengenai persoalan Avara yang enggan bertemu dengan Aberko, itu berarti Aberko secara tidak langsung telah disingkirkan.

Pukul 10, Elina kembali mengirimkan sebuah pesan, orang dari BTT mencoba membujuk Aberko dengan lembut untuk menyuruhnya pergi.

Pukul 11 lebih, Elina berkata bahwa dia telah mendapatkan kesempatan lagi untuk bertemu dengan Avara membahas proyek ini, dan waktunya telah ditentukan sore ini.

Swadito menelponku lagi, dan dengan riang dia memberitahuku, bahwa Avara kembali mengubah pikirannya, dan dia ingin bekerja sama dengan Perusahan Tekno ZWK kami, dan demi mempersingkat waktu, dan menghindari adanya perubahan di tengah-tengah, Avara kemungkinan besar akan menandatangani kontrak pertama sore ini dengan Elina.

Semua lancar sesuai dengan rencanaku.

Selanjutnya, tinggal menunggu tanda tangan kontrak, kemudian pergi mencari Aberko.

Dan pada sore ini, Elina membawa Tim proyek pergi ke BTT untuk menyelesaikan persyaratan umum tentang kontrak pertama, semua berjalan dengan lancar menandatangani surat perjanjian awal dalam kerja sama ini.

Meskipun ini bukan suatu jaminan, tapi ini sudah bisa dianggap seperti pil penenang. Ini sudah cukup menunjukkan bahwa BTT sudah bekerja sama dengan Perusahaan Tekno ZWK, kedua belah pihak akan menyelesaikan rincian kontrak kerja sama tiga hari ke depan setelah perayaan Festival Songkran berlalu, kemudian menandatangani kontrak resmi.

Setelah mendapatkan pesan dari Elina, aku kembali mengkonfirmasi tentang tanda tangan surat perjanjian awal, kemudian aku menaiki sebuah mobil menuju hotel tempat di mana Aberko dan Keisya menginap.

Dari kabar yang aku dapat dari Elina, semua karyawan dari Mandy Cole dan juga Aberko hari ini tidak beranjak dari hotel, dengar-dengar mereka akan mengadakan rapat hari ini.

Dan sampai saat ini, Aberko pasti sudah mengetahui di mana letak permasalahannya, dia tidak sebodoh itu, dia pasti mempunyai mata-mata di dalam BTT, mungkin saja dia telah mengetahui aku telah mengirim video transaksinya kepada Avara, atau bahkan dia sudah mengetahui bahwa aku sengaja menjebak dia dan Avara terlibat kesalahpahaman yang terjadi di bar gay malam itu.

Aku tidak mencari mereka, hanya saja aku duduk dengan tenang di lobby hotel menunggu mereka.

Dan ketika malam menjemput, Aberko membawa Keisya serta karyawan Mandy Cole keluar, sepertinya mereka hendak pergi untuk makan malam.

Suasana hati Aberko sangat tidak baik, dia pun tidak banyak bicara ketika keluar dari pintu lift, wajahnya seketika berubah melihat aku yang tengah menyantai di lobby hotel.

Begitu pula dengan Keisya yang ada di sampingnya, seketika raut wajahnya berubah, dan bahkan dia tidak berani melihatku, dia menundukkan kepalanya meratapi lantai hotel yang begitu mengkilap.

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu