Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 209 Serakah

Setelah ragu beberapa saat, akhirnya aku mengatakannya dan bertanya kepadanya. Deni Tong tidak terburu-buru menjawabnya, ia malah diam sejenak, sepertinya ia sedang merangkai kata-kata.

Setelah sekian lama, ia menghela nafas dan berkata jujur kepadaku, sebenarnya ia melakukan ini bukan hanya karena aku memiliki koneksi di sini tetapi juga karena ia sudah tua.

Selalu ada rasa penyesalan di dirinya kepada mantan istrinya dan kedua anaknya. Meskipun mereka acuh tak acuh dengannya, tetapi ia ingin memberi warisan kepada kedua anaknya itu dan sisanya diberikan kepada istri dan anaknya sekarang.

Tetapi hubungan kedua anaknya dengan istrinya yang sekarang kurang baik, dan menyimpan rasa dendam. Anaknya yang satu lagi masih kecil, ia takut saat ia tidak bisa bekerja lagi, kedua anaknya dan mantan istrinya akan bertengkar karena warisan.

Jadi ia ingin mencari orang yang kepribadiannya baik, orang yang bisa dipercaya, orang yang punya kemampuan dan orang yang bisa membantunya dan anak-anaknya mengurus perusahaannya.

Nanti anak-anaknya tidak perlu ikut campur tangan tentang soal perusahaannya, hanya perlu mengambil keuntungan dari perusahannya saja, masalah keuangan diurus oleh orang lain.

Tetapi orang di kantor tidak ada yang memuaskan, termasuk yang masih muda, karena mereka serakah dan kemampuannya kurang.

Yang memiliki kemampuan juga tidak bisa dipercaya, yang bisa dipercaya kemampuannya malah kurang.

Soal kemampuan yang ia bilang, bukan mengarah kepada kemampuan manajemen, tetapi mengarah kepada yang bisa mempertahankan orang lain.

Orang ini harus mempunyai keberanian, ketegasan dan orang yang tidak bermain kotor.

Ia selalu memikirkan masalah ini, lagipula usianya sudah tidak muda, tidak punya banyak waktu lagi.

Saat mengenalku, ia tidak menjadikanku sebagai orang yang akan diperkirakan untuk mengambil alih perusahaannya. Waktu itu kita hanya teman, ia hanya menganggapku sebagai orang yang pernah menolong istri dan anaknya saja.

Sampai aku meneleponnya dan memberitahunya tentang Jack dan Suchart mengajakku bekerja sama. Tiba-tiba terlintas satu ide di otaknya, lalu membawaku kembali ke pandangannya.

Menurutnya selama aku berinteraksi dengannya, aku memenuhi semua syaratnya. Aku mendapat kepercayaan ia, dan juga mempunyai kemampuan yang cukup. Aku hanya perlu dilatih sebentar, sepuluh atau delapan tahun belum tentu bisa membantunya mengurus perusahaan ini.

Aku pikir kata-katanya sedikit tidak masuk akal.

Sekarang ia mempercayaiku hanya karena aku tidak menerima uangnya sebesar 4 Miliar, dan tidak menerima saham yang ia berikan. Bukankah itu terlihat sangat mudah?

Kalau aku di posisinya, sulit bagiku untuk mempercayai orang yang berinteraksi dengan aku kurang dari 3-5 tahun, atau orang yang belum pernah sehidup semati denganku.

Contohnya, Adham Luo, ia bisa termasuk salah satu orang yang sehidup semati denganku waktu di penjara.

Dan juga Jack, dari musuh yang bertengkar setiap hari dan sekarang menjadi teman. Dari proses ini aku percaya, kita sudah cukup mengenal satu sama lain.

Tetapi Deni Tong, sejujurnya saja aku merasa aku belum cukup mengenalnya, dan ia pun sama.

Aku tidak memberitahunya tentang ini, dan hanya bertanya : "Apakah kamu tidak takut jika beberapa tahun kedepan, aku akan menjadi orang yang serakah?"

Deni Tong tertawa keras, ia bilang ia sangat pandai melihat orang.

Aku tidak bisa berkata-kata, ia mengambil kesimpulan seseorang dari pandangannya, sepertinya ini bukan cara yang biasa dilakukan oleh seorang pengusaha sukses.

Setelah ia tertawa, Deni Tong berkata jujur kepadaku. Ia bilang ia juga tetap mengawasiku, 3-5 tahun sudah waktu yang cukup untuk mengenal seseorang.

Sebenarnya serakah bukan sesuatu hal yang buruk, apalagi bagi seorang pengusaha, serakah termasuk hal baik. Tetapi jika keserakahan itu udah mengancam keuntungan anak-anaknya, ia akan memecatku dan mencari orang yang baru, atau menyuruh orang yang paling hebat di kantor untuk meneruskannya.

Intinya, ia tidak akan membiarkan siapapun mengancam keuntungan anak-anaknya.

Saat berkata ini, wajahnya sangat serius dan jujur.

Ia tidak kelihatan lagi bergurau.

Setelah berkata itu, ia menepuk bahuku. Ia bilang ia mempercayaiku seperti ia selalu mempercayai pandangan ia melihat orang lain.

Jadi, ia akan terus melatihku, dan ketika aku sudah mempunyai kemampuan yang cukup, ia akan menyuruhku mengambil alih perusahaannya.

Masalah ini butuh waktu beberapa tahun, dan ia masih mengawasi perkembanganku.

Aku tidak melanjutkan percakapan ini, karena sedikit canggung.

Sepertinya tadi aku menganggap masalah ini terlalu mudah, aku tidak kepikiran bahwa ia akan masih tetap mengawasiku.

Kalau begini, semua sudah bisa dipahami.

Deni Tong ingin mencari orang yang bisa membantu anak-anaknya mengurus perusahaannya dan mencari keuntungan untuk anak-anaknya, caranya ini bisa di mengerti.

Hubungan ia dengan kedua anak dari mantan istrinya kurang baik, jadi ia tidak berani memberi perusahaannya kepada kedua anaknya itu. Lagipula jika ia memberinya, nanti istri dan anaknya yang sekarang mungkin saja dikucilkan. Akan terjadi pertengkaran hebat antar keluarga, tidak lama kemudian perusahaan bisa bangkrut.

Ia juga tidak bisa memberi perusahaannya kepada anaknya yang paling kecil, karena usianya benar-benar masih kecil. Meskipun masih ada sepuluh tahunan, ia juga hanya anak remaja yang berumur sepuluh tahunan. Anak berumur sepuluh tahunan harusnya pergi belajar, menikmati waktu masa remaja, bukan untuk mengurus sebuah perusahaan.

Memberi perusahaannya kepada istrinya juga tidak bisa, istrinya bukan orang yang bisa berbisnis.

Jadi ia hanya bisa mencari orang lain untuk mengurus perusahaannya. Orang yang bisa meneruskan usahanya, dan juga orang yang bisa membuat anak-anaknya hidup berkecukupan.

Ada satu hal yang belum ia bicarakan, tetapi aku bisa menebaknya, yaitu siapapun yang membantunya mengurus perusahannya. Saat anaknya sudah dewasa dan mempunyai kemampuan, ia akan membiarkan anaknya yang paling kecil untuk mengurus perusahaannya.

Kelihatan jelas ia lebih menyayangi anak dan istrinya yang sekarang.

Apalagi anak yang ia dapatkan setelah usianya telah tua, dan hubungannya dengan mantan istri dan kedua anaknya kurang baik, jadi ia hanya bisa mengandalkan anaknya yang paling kecil.

Deni Tong mengalihkan pembicaraan, mungkin ia tahu aku tidak ingin berbicara banyak tentang masalah ini.

Tetapi aku tidak bisa tidak memikirkan hal tersebut, apalagi untuk mengurus perusahaan yang menghasilkan uang sekitar dua puluh trilliun, ini benar-benar seperti mimpi.

Tentu saja, ini bukan main-main. Untuk sekarang, aku tidak ada arahan, dan tidak berani melakukannya.

Aku memikirkan, jika nanti aku menikah dengan orang lain, aku juga pasti mempunyai anak.

Jika nanti anak aku sudah besar, aku pun belum terlalu tua. Aku bisa membantu anakku banyak hal, apalagi dalam urusan bisnis.

Setidaknya tidak akan seperti Deni Tong, ingin memberi perusahaannya ke anaknya, tetapi umurnnya masih terlalu kecil dan akhirnya terjadi banyak masalah.

Aku bukan seorang wirausahawan, menjadi generasi kedua dari keluarga kaya lebih enak daripada membuka usaha sendiri. Jika bisa menghasilkan harta sebanyak beberapa trilliun, anak aku tidak harus bersusah payah untuk mencari nafkah. Asalkan, kepribadiannya tidak buruk, tidak melakukan hal buruk itu sudah baik, tidak ada salahnya menjadi generasi kedua dari keluarga kaya.

Tentu saja, aku terlalu cepat untuk memikirkan ini, seharusnya aku menikah dengan orang yang aku cintai dulu, baru memikirkan masalah ini.

Aku menetap di tempat Deni Tong cukup lama, sampai malam jam 10 aku baru pulang.

Di kedai kopi di lantai bawah, aku melihat Aldi yang sedang mengantuk, dan juga kondisi Cody yang tidak jauh lebih baik, ia bersandar di kursi dan menatap teleponnya dengan bosan.

Sepertinya mereka telah minum banyak kopi, tetapi Aldi tetap dalam kondisi mengantuk. Bisa terlihat menunggu itu tidak enak dan juga bosan.

Kelihatan jelas, menjadi pengawal juga tidak mudah.

Saat tuannya sedang mengurus sesuatu, mereka harus menunggu di luar dan tidak boleh melakukan hal lain, tidak boleh tertidur. Hanya boleh duduk atau berdiri saja, jika dipikir-pikir aku merasa tidak enak.

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu