Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 483 Anakonda Telah Datang !

Aku melirik dengan sebelah mata, hanya terlihat sebuah bayangan yang kekar dan tegap di tepi sungai, dengan kepala penuh darah Anakonda ini tidak ragu untuk masuk ke dalam air, saat aku memperhatikannya, setengah badannya sudah masuk ke dalam sungai.

"Brengsek ! Anakonda telah datang !"

Aku memaki dengan keras, di saat bersamaan merasa kesejukan dari punggung langsung naik ke ubun-ubun, kedua kaki berayun dengan kecepatan tinggi.

Ternyata Alex memperhatikan hal ini juga, hampir di saat aku berbicara, lalu kami berdua seperti kehilangan setengah kesadaran, dan kami tidak tahu harus bagaimana lagi, hanya bisa dengan secepatnya berenang menuju sisi seberang.

Fima dan Hilda saat ini juga terkejut ketakutan sampai seluruh tubuh gemetaran, tapi berhasil di sadarkan oleh Elina, mereka sama sekali tidak berani bersuara, hanya bisa menutup mata.

Fox Hu, Elina dan Kaila Han juga sangat panik, mereka mengambil tali yang di lemparkan oleh Ghea, dan melemparkannya lagi ke arah kami, Alex secara refleks langsung menangkapnya, di bawah gabungan kekuatan tiga orang, dalam dua tiga kali sudah berhasil menarik Alex dan beberapa orang naik ke tepi sungai.

Elina lalu melemparkan lagi tali tersebut ke arah ku, belum sempat aku terima, terlihat dari sudut mata tidak jauh dari belakang ku, sebuah bayangan hitam besar sedang mengamuk dengan gila.

Aku sudah merasakan ketakutan yang luar biasa, namun ketika mencapai titik puncak, aku malah tidak takut lagi pada kematian.

Karena saat ini Fima memeluk erat ku, dan sebelah tangan ku menggenggam erat tali tersebut, maka aku menggunakan sebelah tangan lagi meraba bagian pinggang ku untuk mengambil tas tahan air yang terbuat dari usus babi hutan.

Di dalam tas tersebut berisi buah berwarna merah.

Saat ini yang lain sudah naik ke darat, di dalam sungai hanya ada aku dan Fima, sementara Alex, Fox Hu, dan Elina panik dan putus asa sehingga apa yang mereka katakan tidak kedengaran jelas oleh ku.

Hanya terlihat mulut mereka sedang komat kamit, muka mereka pucat, dan yang terdengar oleh ku adalah suara air deras yang sedang mengalir.

Aku dengan mahir membuka tas tahan air tersebut, tapi tidak langsung mengeluarkan isi dalamnya.

Aku meremas tas tersebut dan tiba-tiba menoleh ke belakang ketika mereka bertiga berusaha menarik ku ke pantai, dan kebetulan sekali berpapasan dengan bayangan hitam yang terus mengejar, dan meloncat keluar dari air, yang ternyata masih si Anakonda !

Anakonda tiba-tiba membuka mulutnya dengan lebar, bau mulutnya hampir tercium oleh ku, gigi gerahamnya yang tajam muncul di hadapanku.

Aku menelan ludah, tidak tahu lagi harus bagaimana, dengan sekuat tenaga melemparkan tas tahan air yang ku pegang tadi, dan karena jarak yang sangat dekat, kemungkinan lemparan ku tepat sasaran.

Pada saat berikutnya, buah berwarna merah dari tas tahan air masuk ke dalam mulut Anakonda, membuatnya seperti merasakan sesuatu, sebenarnya hanya butuh waktu tidak lama untuk membunuhku, bahkan sekejap saja, apalagi dengan jarak yang sangat dekat, tapi karena gabungan kekuatan tiga orang, akhirnya berhasil menarik ku sampai ke tepi sungai.

Fima menyadari kalau dia sudah berada di daratan, bergegas membuka matanya, berusaha bangkit, dan menarikku.

Aku belum sempat berdiri, hanya terlihat Elina dan yang lainnya masih dalam keadaan panik melihat ke dalam sungai.

Pandangan ku juga beralih kesana, mulut Anakonda tidak tahu kapan akan tertutup kembali, sebelah matanya masih berupa lubang hitam berdarah dan dagingnya telah membusuk, tapi jika dibandingkan keadaan saat di hutan dengan sekarang, sangat berbeda jauh dan hampir tidak sebanding.

Waktu di hutan, Anakonda meskipun terluka, tapi masih memiliki kekuatan yang tak terbatas, satu kepakan saja sudah bisa merobohkan sebatang pohon besar.

Tetapi berbeda dengan sekarang ini, Anakonda itu tidak bersuara, dia langsung meronta-ronta dalam sungai, seperti ada sebuah tangan besar yang tak berwujud di udara, sedang memutar badannya menjadi sebuah bentuk aneh yang tak terbayangkan.