Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 101 Sengaja Membuat Masalah Baru

Aku melirik tubuhku sendiri, kemeja putihku berwarna merah ternodai oleh darahku sendiri, bajuku sejak awal sudah digunting oleh dokter, ada bekas darah di kain kasa yang tebal.

Tampang seperti ini terlihat sangat menyedihkan.

Tidak menungguku menjawab, Elina mengerutkan kening dan bertanya: “Apakah berkelahi lagi?”

Aku tersenyum tanpa daya: “Iya berkelahi, tapi itu terpaksa.”

“Berkelahi apa ada alasan terpaksa?”

“Hehe, Direktur Elina kalau tidak percaya, besok lihat berita juga akan mengerti, kalian meeting dulu, aku harus kembali ke kamar mengganti baju.”

Aku tidak berencana berdiskusi dengan Elina, dan langsung melewatinya bersama dengan beberapa rekan kerja.

Ketika baru memasuki koridor, terdengar suara Elina dari belakang berkata: “Kamu terluka kamu diperbolehkan istirahat, tidak perlu mengikuti meeting.”

“Terima kasih Direktur Elina.”

Aku menjawab, kemudian berjalan ke kamar sendiri mengeluarkan kunci kamar membuka pintu.

Melepaskan kemeja penuh lumuran darah, aku masuk ke toilet dan hati-hati membasuh tubuh dibawah bahuku, mandi dengan sangat tidak nyaman, lalu berbaring di tempat tidur untuk beristirahat.

Malam hari Deni dan Bruce mengajakku makan malam, sekarang sudah pukul tiga sore, masih bisa tidur siang.

Tanpa terasa aku benar-benar tertidur, sampai terbangun dengan suara ketukan di pintu.

Aku mengambil Hp-ku dan melihat ternyata sudah jam 5 lebih, aku bangun dan mengenakan baju dengan hati-hati, keluar membuka pintu, melihat Elina seorang diri berdiri di depan pintu.

“Direktur Elina, ada apa?”tanyaku menguap.

“Apa yang terjadi dengan lukamu?”

Aku berbalik jalan masuk kedalam: “Mari masuk kita bicarakan, sekalian tolong tutup pintu, aku tidak ingin orang lain mendengarnya.”

Elina tampak ragu sejenak, lalu mengangkat kakinya masuk, dan menutup pintu kembali.

Aku mengisyaratkan Elina agar duduk di kursi di sebelah meja, dan aku duduk di sisi meja lain, menyalakan sebatang rokok, perlahan-lahan menceritakan seluruh kejadian.

Ekspresi wajah Elina semakin mendengarnya semakin mengesankan, setelah mendengar beberapa penculik itu dikirim oleh Mark, ekspresi wajahnya berubah, dia menatapku dengan kaget dan tidak percaya.

“Apakah benar yang kamu katakan ini?”Begitu aku selesai berbicara, dia bertanya padaku sambil mengerutkan kening.

Aku melambaikan tangan padanya, berkata:“Berikan nomor Mark padaku, aku akan meneleponnya, sebentar lagi juga akan tahu apa yang aku katakan benar atau tidak.”

Elina merenung sejenak, lalu mengeluarkan hp-nya, memberikan nomor telepon Mark padaku.

Aku berjalan ke meja di samping tempat tidur, mengeluarkan hp-ku membuka rekaman, meletakkannya di samping meja tempat tidur, lalu menggunakan telepon hotel memasukkan kode internasional menelepon Mark, menyalakan speaker, dan mengisyaratkan Elina untuk tidak bersuara.

Si marga Song dan Sadri ditangkap, sekitar satu jam yang lalu, Mark sekarang seharusnya masih belum mengetahui ini.

Setelah telepon berdering beberapa saat, akhirnya diangkat, tapi tidak ada yang berbicara di ujung telepon.

Aku bisa menurunkan suaraku, meniru suara Urando, dan berkata dengan nada cemas: “Tuan Mark, ada masalah.”

Tetap tidak ada yang berbicara di ujung telepon.

Dari perubahan suaraku di telepon, Mark seharusnya tidak bisa mendengar aku siapa, dia seharusnya juga tidak begitu mengenal Urando, dan tidak familiar dengan suara Urando.

Dia seharusnya curiga siapa yang menelepon, dan apa tujuannya.

“Tuan Mark, tuan Mark?” tanyaku dengan cemas.

“Kamu siapa?”Akhirnya ada suara Mark dari ujung telepon.

“Aku Rando, adik Sadri, orang tuan song yang membantumu melakukan sesuatu, tuan song ditangkap oleh pihak kepolisian Thailand, Sadri juga di tangkap, hanya aku seorang yang berhasil menyelamatkan diri, sebelum tuan song ditangkap dia memberitahuku nomor teleponmu, memintaku meneleponmu, menyuruhmu datang ke Thailand menyelamatkannya.”

“Apa yang terjadi?”Mark yang berada diujung telepon tampak gugup.

“Aku juga tidak tahu apa yang terjadi, kami melakukannya sesuai dengan instruksimu menculik putra Bruce, lalu menelepon mengancamnya, menyuruhnya mematahkan kaki Roman, aku menjalankannya sesuai dengan instruksimu mengintai Roman, tiba-tiba aku menerima telepon dari tuan song, mengatakan polisi sedang mengejar mereka, memintaku meneleponmu, tidak lama aku mendengar beberapa masyarakat setempat mengatakan sudah berhasil menangkap beberapa penculik itu, yaitu tuan song dan Sadri, dan, aku dengar mereka tidak hanya menculik putra Bruce, mereka juga mengikat istri dan anak pria kaya dari China, menuntut tebusan dari orang kaya itu.”

Mark tertegun beberapa saat lalu berteriak marah: “Brengsek! Dasar brengsek tidak berguna, sudah aku katakan sejak awal jangan banyak masalah, jangan buat masalah baru, kenapa kalian tidak dengarkan instruksiku dan masih menyandera orang lain? Kalian ini ingin mencelakaiku?”

Aku meniru suara Urando, berkata dengan bersalah: “Tuan Mark, bukan urusanku, tuan song dan Sadri yang mengambil keputusan, oh iya, apakah tuan song akan mengatakan namamu? Perlukah aku memikirkan cara untuk menghabisinya?”

Ada keheningan di telepon, Mark seolah sedang mempertimbangkan apakah perlu tindakan selanjutnya perlu lebih kejam.

Selang beberapa saat, Mark berkata dengan dingin: “Urus dirimu saja, jangan sampai ditangkap, sekalipun ditangkap, juga harus jaga baik mulut sendiri, kalau tidak aku akan mencari orang menghabisimu.”

Aku tidak bisa menahan tawa mendengar ini, menggunakan suara sendiri berkata: “Mark, kamu benar-benar hebat, bahkan bisa melakukan hal seperti ini, kenapa tidak langsung mencari orang menghabisi diriku, malah bertele-tele?”

“Kamu……kamu Roman?”suara Mark kaget dan marah.

“Hehe, iya aku, setelah Direktur Mark mendengar suaraku, apakah suasana hatimu sangat buruk?”

Mark tidak mengatakan apa-apa, di ujung telepon kembali hening.

“Direktur Mark, orang-orangmu semua sudah ditangkap, ketiga orang itu aku tangani seorang diri, marga Song juga ditangkap polisi, kamu menghabiskan begitu banyak tenaga, membuang begitu banyak uang, pada akhirnya hancur dan rugi besar, apakah kamu sangat marah?”

Mark tersenyum dingin di telepon: “Hmph! Roman, memangnya kenapa kamu bisa menangkap mereka semua? Aku sama sekali tidak peduli dengan uang itu, aku juga tidak peduli dengan hidup mati beberapa orang itu, sekalipun mengatakan aku yang memberi mereka instruksi terus kenapa? Aku di China, apakah polisi Thailand bisa datang kemari menangkapku? Tanpa bukti yang cukup, kamu pikir polisi China akan menangkapku dan mengantarku ke Thailand?”

“Hehe, aku tidak pernah berpikir menjatuhkan Direktur Mark dengan masalah ini, hanya ingin bertanya apakah kamu marah. Oh iya, lupa memberitahumu, sekarang aku meneleponmu membuka speaker, Direktur Elina berdiri di sampingku, mendengar dengan sangat jelas, wanita yang ingin kamu dapatkan mengetahui kemunafikanmu, apakah kamu marah?”

Sekali lagi telepon kembali hening, beberapa saat kemudian terdengar bunyi “Kha” keras, kemudian telepon terputus.

Mark tampaknya membanting teleponnya, dia pasti marah setengah mati.

Aku juga mematikan telepon, dan mematikan rekaman di telepon sendiri, lalu berbalik menghadap Elina, berkata: “Direktur Elina, sekarang kamu sudah percaya kan? Sudah tahu cinta pertamamu adalah orang yang seperti apa.”

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu