Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 7 Proyek Menguntungkan

Swadito ini pasti sebelumnya pernah berinteraksi juga dengan Elina, tentu saja dia datang dan menyapaku.

Demi kesopanan, aku kembali mengatupkan kedua tanganku di depan dadaku, “namaku Roman, sebelumnya aku adalah asisten Elina, tapi hari ini aku bukan lagi asistennya karena terjadi sedikit masalah diantara kita berdua, jadi aku dipecat.”

Swadito berkata dengan sedikit tidak enak hati: “maaf, pantas saja kamu membuang kartu kerjamu barusan, karena aku mengenal tanda perusahaan di kartumu, jadi aku mengganggumu karena rasa penasaran dalam diriku.”

“Tidak masalah.”

Swadito masih begitu sungkan, “tuan Roman, apa aku boleh menanyakan satu pertanyaan lagi?”

“Katakan saja.”

“Kenapa tuan bisa bersitegang dengan nona Elina?”

Mendengar perkataan ini aku tanpa sadar langsung mengerutkan kening, menatap dengan seksama sosok seseorang yang sangat khas raut wajah Thailandnya.

Dia tidak mungkin mengira jika aku memiliki hubungan khusus dengan Elina kan?

Sepertinya dia melihat gejolak di dalam hatiku, kemudian dia kembali mengatupkan kedua tangannya di depan dadanya: “maaf sekali, pertanyaan ini terlalu tiba tiba, aku hanya ingin memahami pertemanan nona Elina dalam perusahaan, karena perusahaan kita akan bekerja sama dengan perusahaannya, tolong dimaklumi.”

“Tidak perlu khawatir, aku bisa mengerti.” Aku selalu merapatkan kedua tanganku di depanku seperti apa yang Swadito lakukan, dan rasanya hal ini sedikit menjengkelkan karena terlalu melelahkan.

“Pengertianmu membuatku kagum.”

Swadito ini orangnya bukan hanya menjunjung tinggi kesopanan, dia juga sangat pandai dalam bergaul, dia tidak merendahkan siapapun, orang sepertinya paling bisa berbaur dan menyatu dengan keadaan, pasti kedudukannya di perusahaan BTT tidaklah rendah.

Aku tersenyum, tidak menjawab pujiannya yang dia layangkan kepadaku, aku meminum minumanku dan baru kemudian mengatakan pelan pelan: “tuan Swadito, sepertinya tuan sudah pernah bertemu dengan nona Elina, menurut tuan bagaimana Elina di mata tuan? Dari perawakan hingga kepribadian?”

Swadito sedikit terkejut akan pertanyaanku, tapi kemudian dia tersenyum dengan sumringah: “seperti apa yang kalian katakan, dia perempuan yang memiliki paras seperti seorang dewi, tapi jika mengenai kepribadiannya.... aku belum lama mengenalnya, dan kesan yang aku dapat darinya adalah dia orang yang tenang, cerdas, dia adalah perempuan yang penuh pendirian, selama ini dia tidak pernah menerima undangan perjamuan makan malam yang diadakan perusahaan pada malam hari, sampai sampai dia juga menolak pesta yang kita adakan untuknya.”

“Iya, hal ini sangat berbeda dengan perempuan Thailand, disini kamu bisa melihat perempuan yang memakai baju terbuka, pelancong asing juga bisa dengan mudah mendapatkan teman perempuannya di hotel, pergaulan kita disini semakin lama semakin bebas, mungkin juga karena terpengaruh destinasi wisata kami yang semakin diminati wisatawan asing.”

“Oh iya, jika tuan Roman ingin mencari teman perempuan, diujung sana ada beberapa, dari tempat tadi tuan masuk, ada beberapa perempuan yang sedari tadi memperhatikanmu, mereka semua perempuan asli, mereka juga bukan perempuan penghibur, bisa dibilang mereka itu perempuan baik baik.”

Aku seketika merasa perkataannya sedikit lucu, aku mengedarkan pandanganku ke arah yang ditunjukkan oleh Swadito, aku melihat mereka berempat duduk bersama dalam satu meja, satu diantara mereka sedang tepat menatapku, saat tatapannya bertemu denganku, dia langsung memalingkan tatapannya karena merasa malu.

Parasnya benar benar cantik, sangat khas seperti perempuan Thailand pada umumnya, tapi....

Kenapa rasanya aku tidak bisa membedakan dia itu perempuan atau laki laki, di Thailand ada begitu banyak laki laki yang jauh lebih cantik dibandingkan dengan perempuan, bagaimana Swadito bisa membedakan mereka semua?

“Tuan Roman, bagaimana?” Swadito mungkin menyadari pergejolakan dalam hatiku.

“Iya, perempuan disini memang cantik cantik, tapi sayang sekali perasaanku sedang tidak baik.” Aku memberikan pujian, kemudian mengalihkan pembicaraan: “kita lanjutkan bahas mengenai nona Elina saja, dia memang seperti apa yang kamu katakan, tapi dia adalah orang yang tidak tau bagaimana caranya berterimakasih.”

“Hah?” Swadito menjadi tertarik.

“Aku masuk penjara dua kali, dan itu semua karena dirinya.”

“Kenapa?” Swadito membelalakkan kedua matanya.

Aku memberitahukan kepadanya mengenai aku yang sempat dipenjara dua kali, dan setelah itu aku juga dipecat dari pekerjaanku, apa hubungannya denganku jika Elina yang tidak bisa mendapatkan proyek ini nantinya, lebih baik dia tidak bisa mendapatkannya.

Bagi perusahaan di bidang ini, proyek dengan dana melebihi 1.5 juta dolar Amerika merupakan proyek yang sangat menguntungkan, jika Elina bisa mendapatkan proyek ini dia pasti akan sangat senang, meskipun aku mengatakan semua ini kepada Swadito di belakangnya, hal ini belum tentu merugikannya.

Karena banyak sekali perusahaan yang mengincar proyek ini, di dalam negeri saja ada 4 perusahaan, perusahaan India A3, sampai sampai Pusat LS perusahaan besar itu juga turut menginginkan proyek ini.

Jika hanya mengandalkan fungsi dan kegunaan perangkat lunak dan teknis saja, Elina pasti tidak bisa menyaingi Pusat LS, sampai sampai dia bahkan tidak bisa menandingi perusahaan India A3, dan jumlah yang ditawarkan mungkin tidak bisa menandingi perusahaan dalam negeri.

Kecuali jika Elina bersedia dengan beberapa eksekutif BTT, semua urusan pasti akan beres, karena perempuan dari perusahaan lain tidak ada yang secantik dan semenawan Elina.

Tapi sepertinya cara itu tidak bisa dilakukan, dia saja menolak pesta yang diadakan untuk dirinya, apalagi meniduri salah satu eksekutif untuk mendapatkan proyek!

Ini adalah hal yang tidak mungkin akan terjadi!

Setidaknya aku bisa meluapkan semuanya mengenai permasalahan yang terjadi diantara aku dan Elina kepada Swadito, aku merasa jika Swadito ini orangnya benar benar membuatku nyaman mengatakan apapun, aku bisa mengungkapkan beban dalam benakku yang sangat mengganjal dengan gamblangnya kepadanya.

Setidaknya setelah mengatakan ini semua perasaanku menjadi jauh lebih baik.

Setelah mendengarkanku menjelaskan, Swadito mengerutkan keningnya menunjukkan reaksi seperti tidak percaya akan apa yang dia dengar.

Tidak lama kemudian Swadito kembali berkata, “tuan Roman, aku merasa jika masalah yang terjadi diantara kalian berdua benar benar ada suatu kesalahpahaman.”

“Aku tau jika itu adalah kesalahpahaman, tapi kenyataannya adalah aku masuk ke dalam penjara, pada saat aku berada di kantor polisi, dia tidak muncul untuk memberikan kesaksian kepdaku, aku tidak tau apa alasannya.” Aku menjawab tenang.

Saat bertemu dengan Elina waktu itu, dia mengatakan jika dia sama sekali tidak mengetahui akan masalah tiga tahun lalu, wajahku menunjukkan jika aku tidak mempercayainya, tetapi dalam hatiku aku percaya kepadanya, karena saat pertama kali bertemu dengannya di perusahaan, raut wajahnya benar benar tidak terlihat seperti dia sedang berpura pura.

Mendengar pekataanku Swadito menganggukkan kepalanya dengan segala pemikiran dalam hatinya, “benar, dia memang salah dalam hal itu.”

Setelah itu Swadito mengangkat gelasnya, kemudian berkata dengan tersenyum: “tuan Ronald, kejujuranmu membuatku kagum, aku sebelumnya belum pernah bertemu dengan orang sepertimu, bisa mengenalmu merupakan kebanggaan tersendiri untukku, mari kita bersulang.”

“Terimakasih pujiannya, aku juga sangat senang bisa mengenalmu.” Aku menerima begitu saja pujian yang dia berikan untukku, membenturkan gelas minuman kita, bersulang.

“Tuan Swadito, aku sangat penasaran, sebenarnya proyek kalian akan kalian berikan kepada siapa untuk merealisasikannya?”

Rasa penasaran itu muncul saat aku meminum minumanku, dan setelah sadar aku kembali melanjutkan kalimatku, “jika belum dipastikan, dan jika itu adalah rahasia perusahaan, maka anggap saja pertanyaanku ini sebagai gurauan saja.”

“Hahaha kamu benar benar orang yang jujur.” Swadito tersenyum kemudian berkata: “memang belum kita putuskan, sebenarnya jajaran eksekutif perusahaan lebih condong ke Pusat LS, tuan tau sendiri jika kemampuan mereka jauh lebih bisa diandalkan.”

Setelah mendengar pekataannya aku menganggukkan kepalaku mengiyakan, kemudian mengatakan sesuatu tanpa sadar : “tapi aku pikir bekerja sama bukan hanya mengandalkan kemampuan yang bisa diandalkan saja, kita juga harus mempertimbangkan beberapa aspek yang lain, kadang itu justru yang malah jauh lebih penting dibandingkan dengan kemampuan itu sendiri.”

“Oh? Bagaimana pendapat tuan Roman akan hal ini?” Swadito menunjukkan rasa penasaran yang dalam.

Aku meminum minumanku, berpikir dalam dalam, menjelek jelekkan Elina rasanya membuatku tidak nyaman, tapi mengatakan hal baik akan perusahaan lainnya juga semakin membuatku merasa tidak nyaman.

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu