Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 111 Bayar Hutang Adalah Keharusan

Ini adalah suara paman kedua, paman yang disebutnya adalah ayahku, paman dan bibi kita akan mengikuti para junior memanggil paman.

Sebelumnya demi masalahku, orangtuaku memijam uang dengan paman kedua, itu adalah jumlah yang sangat besar, tetapi hanya pinjam 52 juta saja.

Setelah paman kedua berbicara, seluruh ruangan menjadi hening, beberapa saat kemudian baru kedengaran suara ayah yang kaku dan menderita: "Kalian juga tahu, beberapa tahun ini aku langsung bayar saat aku ada uang, sekarang aku tidak punya uang lagi. Aku akan cari cara lagi, jika memang tidak bisa, tunggu beberapa hari setelah aku menagih uang bunga, aku bayar kalian sebagian lagi, intinya pasti bisa membayarnya."

"Paman, Ronal bilang harus melakukan pembayaran awal dalam 2 hari ini, aku tidak bisa menunggu terlalu lama, kamu lihat apakah bisa cari cara lain lagi? Misalnya pinjam sedikit dari keluarga istri paman?"

Halaman menjadi sangat hening, ayah tidak mengatakan apapun.

Kemudian mendengar suara dari bibi kedua lagi: "Aduh, teringat dulu rumah baik-baik saja, hanya karena masalah yang diakibatkan oleh Roman lalu menjadi begitu... oh ya, apa yang dilakukan Roman sekarang? Apa dia ada mencari uang?"

Aku tidak terlalu mengerti maksud kata-kata yang terakhir, karena pikiranku dipenuhi oleh suara dengungan, suara itu adalah suara ayah yang kaku dan menderita.

Kaku karena dia adalah orang yang sangat takut direndahkan orang.

Dan menderita karena bayar hutang adalah keharusan.

Aku tidak lanjut mendengarkan lagi, juga tidak masuk ke dalam ruangan, melainkan membalikkan badan berjalan ke tempat yang tidak ada orang.

Sampai di belakang sudut rumah, aku mengeluarkan ponsel dan menghubungi Elina.

Aku sudah menyesal, jika dari awal aku tahu begitu, saat Elina berikan aku 10 milyar, aku tidak seharusnya sombong yang menjadi orang bermoral apapun, apa gunanya itu, uanglah yang paling penting.

Atau beberapa hari sebelumnya saat Deni Tong mau memberiku 4 milyar, seharusnya aku juga mengambilnya, istri dan anaknya tidak bisa disamakan dengan 4 milyar ini.

Juga menyesal seharusnya dulu tidak menggunakan 60 juta untuk menyelidiki Mark, uang itu sia-sia.

Pernah mengira setelah diriku bisa menghasilkan uang dan mendapat komisi, maka tidak perlu memikirkan masalah sandang, pangan dan papan lagi. Memikirkan setelah komisi dari proyek BTT sudah diberikan, dipotong dengan 100 juta uang pinjaman dengan perusahaan, sisanya bawa ke rumah.

Tapi kini kerabat sudah tidak sabar lagi.

Jadi, aku harus mendapatkan uang.

Elina baru mengangkatnya, aku langsung terus terang berkata: "Direktur Elina, bisakah pinjam aku 100 juta?"

Tampaknya dia sedikit terkejut: "Untuk apa kamu mau uang lagi?"

"Urusan rumah, 3 tahun lalu saat aku menolongmu, aku membuat Gedion terluka lumayan parah, jadi ganti rugi 200an juta, saat itu uangku tidak cukup, rumahku juga tidak ada uang, jadi orangtuaku meminjam puluhan juta dengan kerabatku, sekarang sisa sedikit yang belum dibayar, aku barusan kembali ke rumah, langsung melihat kerabat yang datang meminta uang."

"Hah? Begitu ya, baik, aku langsung transfer untukmu, kamu berikan aku nomor rekeningmu."

"Terima kasih, nanti setelah gajian dan sudah dapat komisi dari kerjaan itu, aku lihat apakah cukup untuk bayar kepadamu, jika tidak ke depannya aku akan bayar setiap bulan."

"Tidak perlu, sebenarnya... ini adalah hutangku padamu, sebenarnya akulah yang seharusnya memberikan biaya ganti rugi 3 tahun yang lalu."

"Sudah berlalu juga, sudahlah, jangan bahas ini lagi, kamu transfer uangnya untukku dulu." Aku mematikan ponsel, lalu mengirimkan nomor rekeningku kepada Elina, dan merokok di sudut ruangan yang tidak ada orang.

Sekitar 2 menit kemudian, ada sebuah pesan masuk, Elina sudah transfer 100 juta untukku.

Aku berdiri, saat mau pulang tiba-tiba Elina menghubungiku lagi.

Aku mengangkat dan berkata dengan terima kasih: "Direktur Elina, terima kasih, aku sudah terima uangnya."

"Mhm, baguslah jika sudah terima, aku ingin menanyakan sesuatu."

"Apa itu?"

"Itu... Roman, tentang kamu masuk penjara, apakah orangtuamu sangat sedih? Dan membuat kerabat dan tetanggamu membicarakanmu? Jangan salah paham... dulu aku hanya tidak pernah memikirkan masalah ini, tadi setelah mendengar kamu membicarakan tentang rumahmu, aku baru menyadari dan merasa bersalah."

Aku dengan tenang berkata sambil tertawa: "Direktur Elina, pastinya orangtuaku sedih, tetapi sudah berlalu. Sekarang mereka selain sedikit miskin, mereka hidup dengan lumayan baik, terhadap kerabat dan tetanggaku... aku tidak pernah memedulikan pandangan orang lain terhadapku."

Elina terdiam sebentar di telepon, dia dengan merasa bersalah berkata: "Roman, aku merasa diriku harus memberikan sebuah keadilan untukmu, aku juga seharusnya minta maaf kepada orangtuamu."

"Direktur Elina, ada sebuah niat kamu ini sudah cukup, keadilan atau minta maaf tidak perlu lagi. Aku juga bukan orang yang repot. Sudahlah, aku mau pergi kembalikan uang kepada kerabat dulu, aku tutup dulu ya, sampai jumpa."

"Mhm... sampai jumpa."

Setelah menutup telepon dari Elina, aku melemparkan puntung rokok ke tanah kemudian membawa tas dan berjalan ke pintu utama.

Saat berjalan ke pintu rumah, beberapa orang di halaman langsung terkejut.

"Roman, kapan kamu kembali?"

Ibuku merespon dengan cepat, dia langsung berdiri dengan senang dari kursi.

"Barusan saja." Aku tersenyum padanya, kemudian melihat ke arah ayah yang sedang memegang hookah dan memanggil "Ayah".

"Sudah pulang ya." dia menganggukkan kepala, wajahnya yang hitam memunculkan sebuah senyuman yang tampak kaku tetapi sangat tidak asing, kemudian meletakkan hookah di samping dinding.

Dulu dia juga pernah menggunakan filter rokok, tetapi mulai dari 3 tahun yang lalu dia mulai menggunakan hookah, karena tembakau murah.

Aku berjalan ke dalam sambil menyapa dan tersenyum kepada kerabat di halaman rumah.

Selain ada bibi kedua dan suaminya, masih ada bibi keempat dan suaminya, tadi di luar aku tidak mendengar suara mereka, tetapi kedatangan mereka kali ini pasti karena uang, sebelumnya aku dengar kata ayah jika masih utang 20 juta dengan mereka.

Melihat kepulanganku, beberapa wajah kerabat menyapaku sambil tersenyum, ekspresi mereka tidak ada canggung sama sekali.

Aku meletakkan tas di depan pembatas pintu ruang tamu, memberikan rokok kepada ayah dan 2 paman, kemudian menarik kursi dan duduk di samping ayah sambil berkata dengan tertawa:

"Ayah, ibu, kali ini aku pulang untuk bayar semua hutang keluarga kita, karena keluarga kita sudah lama hutang kepada paman, mereka juga sangat susah, kebetulan beberapa waktu yang lalu aku mengerjakan sebuah kerjaan di Thailand dan mendapat komisi puluhan juta, jadi aku pulang saat liburan belakangan ini."

Beberapa orang di dalam halaman langsung terdiam, ekspresi beberapa kerabat berubah menjadi tidak terlalu alami.

Aku mengeluarkan ponsel dan membuka kalkulator untuk menghitung sambil berkata: "Paman kedua 52 juta, kan? Bunga tahunan harus lebih tinggi dari bank, jadi 5%, yaitu..."

Paman kedua langsung dengan cepat melambaikan tangan: "Roman, berhenti, berhenti, jangan hitung bunga. Dulu aku tidak pernah bilang ada bunga, kita juga bukan orang lain, satu keluarga mau hitung hutang apaan."

"Betul, betul. Sekeluarga hitung bunga apa?" paman keempat juga menjawab dengan panik.

Aku tetap menundukkan kepala menghitung sambil berkata: "Paman-paman, kalian juga susah mencari uang, semua uang ini jika disimpan di bank, tiap tahun akan mendapat bunga 3%, aku tidak mungkin membuat kalian rugi, kan. Lagipula jika dulu bukan karena bantuan kalian, aku tidak tahu bagaimana melewati rintangan itu, kalian jangan menolak lagi."

Novel Terkait

Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu