Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 129 Tidak Akan Kembali

aku kembali duduk diatas kasur dan meraih kakinya lalu kembali memijatnya.

" Roman, jikalau Keisya menyesal dan kembali mencarimu, apakah kamu akan menerimanya?" tanya Elina dengan cuek.

aku menggelengkan kepala dengan tanpa ragu :" tidak mungkin, aku tidak akan kembali mengulangnya."

" sebenarnya, aku merasa dia lumayan baik dan hubungan kalian sangatlah disayangkan. kalian sudah bersama beberapa tahun, namun pada akhirnya...... seperti Christopher dan Morina. mereka sudah bersama sejak dulu, mereka sudah saling kenal dan setelah mereka berhasil dibidang bisnis dan keluarga, mereka malah memilih untuk berpisah."

aku pun tersenyum :" hm, tidak ada yang perlu disayangkan. ini diibaratkan seperti para mantan yang menanam pohon untuk menyejukkan penggantinya. orang orang yang tidak pernah merasakan beban didalam sebuah hubungan tidak bisa dikatakan dewasa dalam hal percintaan. orang orang yang pernah mencintai, pernah putus cinta, pernah bahagia dan juga sedih lah yang akan mengerti apa itu cinta sejati. jika mereka bertemu dengan pasangan selanjutnya, mereka akan lebih mengerti untuk menyayanginya dan bagaimana cara yang lebih baik untuk mencintainya."

" lagipula kenapa kamu terus membahas Keisya, kamu tahu jelas kalau aku tidak ingin mengungkitnya lagi. kamu selalu menabur garam ada lukaku."

Elina tidak menjawab dan terlihat sedang memikirkan sesuatu.

tidak lama kemudian, aku meletakkan kakinya dan berkata :" sudah, sudah cukup pijitannya. kamu sudah boleh beristirahat dan jangan lupa untuk memakai selimut. kamu tidak boleh kedinginan ketika sedang menstruasi. aku akan pulang dulu."

dia mengangguk :" hm, terimakasih."

setelah kembali kekamar, aku pun membuka bajuku dan melemparnya keatas kasur. aku masuk kedalam kamar mandi dan membuka shower lalu berdiri dibawah pancuran air yang dingin itu. aku ingin menenangkan pikiran dan juga tubuhku. aku tidak ingin lagi memikirkan suara tawaan Elina dan juga bagian dalam roknya yang mulus itu.

aku harus mengakui kalau aku sangat tertarik pada Elina, baik itu tubuhnya maupun perasaannya.

beberapa saat kemudian, aku keluar dari kamar mandi dan mengeringkan badanku lalu memakai sebuah celana dan juga baju kaos yang telah aku jadikan sebagai baju tidur. aku lalu duduk diatas kursi sambil merokok.

aku kembali terpikir akan perkataan Elina tadi, apakah aku masih mencintai Keisya?

jikalau Keisya menyesal dan kembali menemuiku, apakah aku akan menerimanya?

mungkin aku belum bisa melupakannya sekarang, tetapi aku sudah tidak mencintainya lagi dan tidak mungkin untuk menerimanya.

dia juga tidak mungkin kembali.

aku tidak ingin memikirkan hal ini, aku pun membuka televisi lalu menonton sinetron yang membosankan itu, aku berusaha untuk terlelap didalam tidurku.

hari kedua, ketika aku bertemu dengan Elina, dia masih terlihat cuek seperti pada umumnya. didalam perjalanan ke BTT, aku pun bertanya tentang keadaan tubuhnya sekarang. dia pun berkata dengan tenang kalau tubuhnya sudah lumayan membaik dan tidak melanjutkan pembahasan lain lagi.

seharian ini aku tidak berkomunikasi dengan orang lain selain membahas masalah pekerjaan.

setelah pulang bekerja, aku teringat kembali suara tawaan Elina dan juga bagian dalam roknya yang mulus itu. perasaanku semakin kacau, aku pun memilih untuk tidak kembali kehotel dan pergi ke bar Carat untuk meminum bir bersama Bruce.

pukul 8 malam, aku duduk didalam ruangan dibar itu dengan perasaan yang galau. aku pun memilih untuk keluar dan duduk dimeja bar yang ada didepan. aku lalu menari bersama beberapa bawahan Bruce dan juga beberapa gadis disana.

ketika merasa sedikit mabuk, gadis thailand itu pun merangkul bahuku lalu mendekat ke bagian telingaku dan membisikkan sesuatu.

disaat ini, bar yang awalanya terlihat bising itu seketika menjadi hening. aku menoleh dan melihat sekelompok orang berjalan perlahan memasuki bar ini.

sekelompok orang itu dipimpin oleh seorang pria berumur 30-an yang memakai kacamata dan terlihat berpendidikan. disampingnya terdapat 5 orang pria kekar yang berpakaian serba hitam. sangat jelas kalau mereka adalah ajudannya.

diluar pintu terlihat 2 orang yang tidak ikut masuk, salah satu dari mereka merupakan pembantu dirumah Elina yaitu Karry He.

salah satu lainnya adalah Elina.

dia menatapku dengan tanpa ekspresi.

dan aku sedang dikerumuni serta dirangkul oleh sekelompok gadis thailand. bahkan mereka menempel kebagian telingaku dengan jarak yang sangat dekat.

aku tersadar dan langsung mendorong gadis thailand itu.

Elina tetap saja tidak berkespresi dan mengalihkan padangannya dari tubuhku, dia lalu menoleh dan pergi dengan tenang.

aku menatap kepergian bayangan tubuhnya itu dan seketika merasa hampa didalam hatiku.

tidak nyaman.

apakah aku harus mengejarnya?

tetapi, kenapa aku harus mengejarnya?

apa yang harus katakan jika aku mengejarnya nanti?

menjelaskan kalau aku tidak berhubungan dengan gadis thailand itu?

kenapa aku harus memberi penjelasan?

dia bukanlah siapa siapa bagiku. apa hubungan dengannya jika aku datang ke bar ini untuk mencari gadis malam?

sepertinya tidak ada hubungan apapun dengannya. aku hanyalah seorang preman yang baru saja keluar dari penjara dan memiliki dunia yang berbeda dengan dirinya. kami pun kembali berhubungan dikarenakan masalah pekerjaan saja.

aku masih mengingat perkataan Karry kepada Mark, kalau keluarga Elina tidak akan mendukung kalau aku berpacaran dengan Elina.

mereka bukan meremehkanku, hanya saja ini adalah keadaan yang sebenarnya.

bahkan aku tidak memiliki kepercayaan diri untuk diriku sendiri.

jadi, biarkan saja dia pergi, tidak ada yang perlu dijelaskan.

setelah memikirkan itu, aku seketika merasa kehidupanku seperti sebuah sinetron yang sangat membosankan.

ketika sedang memikirkan hal yang lain, aku melihat pria yang terlihat berpendidikan itu sudah hampir sampai didepan meja bar. kelima ajudannya itu pun mengelilinginya.

para bawahan Bruce merasa ada yang tidak beres dan mereka pun mulai mengelilinginya.

" apakah kamu adalah Bruce?" kata pria itu menggunakan bahasa mandarin sambil tersenyum.

salah satu ajudannya membantunya untuk menerjemahkan perkataan itu.

Bruce sedang merokok dan menatap pria itu sambil bertanya :" siapa kamu?"

pria yang terlihat berpendidikan itu pun tertawa :" namaku adalah Clay, Mark adalah adik kandungku."

setelah perkataan itu diterjemahkan, Bruce pun menghisap rokok itu dan menghembuskan asap itu kewajah Clay tanpa segan. dia lalu berkata :" apakah ada masalah?"

Clay tidak menghiraukannya dan tersenyum sambil berkata :" tujuanku kesini adalah untuk memastikan sebuah hal, apakah kamu merupakan dalang dari kejadian adikku itu?"

Bruce menggelengkan kepala :" aku tidak tahu apa yang sedang kamu bicarakan."

" hehe, pak Bruce, orang yang benar itu tidak akan berbohong. beberapa orang yang beraksi itu berbicara menggunakan bahasa Thailand dan salah satu mereka bahkan berkata menggunakan bahasa mandarin, dia berkata kalau ini merupakan karma dari menculik anak anak. beberapa saat yang lalu, anak dari pak Bruce sendiri bukankah baru saja diculik? jadi, ini adalah aksimu kan? pak Bruce."

setelah mendengar terjemahan dari ajudannya, Bruce pun tertawa cuek :" kalau begitu, katakan kepadaku apakah Mark adalah dalang dibalik kasus penculikan itu?"

Clay menggelengkan kepala :" maaf pak Bruce, meskipun aku sangat marah akan kasus penculikan itu, tetapi aku tidak tahu siapa yang melakukan itu."

Bruce menghembuskan asap yang padat dan menggelengkan kepala :" maaf pak Clay, meskipun aku sangat marah akan adikmu, tetapi aku tidak tahu siapa yang melakukan itu."

mendengar perkataan Bruce, Clay tersenyum dan berkata :" pak Bruce, tujuanku kesini hari ini adalah untuk memberitahu kamu kalau orang yang melakukan itu nantinya akan menerima balasan yang setimpal. aku tidak perduli apakah kamu akan mengaku atau tidak."

Bruce tersenyum :" apakah kamu sedang mengancamku?"

setelah perkataan itu terucap, bawahannya pun langsung bersiap siaga, beberapa orang bahkan sudah mengeluarkan stick baseball dan juga parang yang tidak tahu dari mana asalnya.

Novel Terkait

Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu