Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 116 Penasaran

Aku berkendara dengan sangat seimbang, juga tidak terlalu cepat, karena dia tidak memelukku dan juga tidak memegang pegangan di bawah tempat duduk.

Saat lewat sebuah persimpangan, datang sekelompok anak muda yang berkendara motor listrik dari jalan lain untuk jalan-jalan, 8 orang di 4 motor listrik kelihatannya baru berumur sekitar 15 tahun, rambut panjang yang dicat warna warni, mereka berkendara motor listrik dengan sangat cepat hingga lebih cepat dari motorku, baru lewat sebuah persimpangan sudah terkejar.

Mungkin karena tubuh Elina yang sangat cantik, dan karena roknya yang beterbangan, sekelompok anak muda itu memperlambat kecepatan mereka dan mengelilingi keretaku di tengah.

Kemudian sekelompok anak itu masing-masing menatap Elina tanpa memikirkan apapun dan bersiulan, Elina langsung memelukku dari belakang, tampaknya dia ketakutan.

Aku sedikit emosi, aku langsung menaikkan kaca helm lalu menolehkan kepala melihat bocah berambut pirang yang paling dekat denganku, mengerutkan alis dan berkata dengan cuek: “Dari desa mana?”

Bocah berambut pirang itu tidak takut sama sekali, dia mencari masalah sambil menaikkan dagunya, barusan mau berkata sesuatu, si kurus yang duduk di belakangnya buru-buru berbisik dengannya.

Kemudian ekspresi bocah berambut pirang itu berubah, dia mempercepat laju ke depan, si kurus yang duduk di belakangnya juga melambaikan tangannya kepada teman yang lain menyuruh untuk pergi secepatnya.

“Pergi sana.” Aku memarahi dengan emosi.

“Siapa kamu nj*r?” seorang anak muda berambut panjang yang tidak tahu apa-apa langsung bertanya dengan tidak senang.

Aku tidak sempat menjawab, si kurus tadi langsung berteriak padanya: “Dia adalah orang desa sebelah yang baru keluar dari penjara, dulu dia sekolah di kota, banyak kenalannya di kota.”

Ekspresi anak muda yang berambut panjang itu berubah, kemudian seperti si rambut pirang yang di depan untuk memperlambat kecepatan motor listrik, tetapi mulutnya tetap mengomel.

Aku SMP dan SMA di kota pusat, memang aku kenal banyak orang, dulu kendaraan utama adalah motor, banyak temanku belajar naik motor dan datang ke desa mencariku, kemudian seperti sekelompok anak muda ini bersiulan di mana-mana, hingga kelas 2 dan 3 SMA baru mulai serius belajar, lalu masuk ke universitas biasa di Provinsi Guangxi.

Jadi aku sangat mengerti pemikiran bocah-bocah ini, mereka hanya menindas yang lemah dan takut yang lebih kuat dari mereka, orang banyak menindas orang yang sedikit, tetapi sembarangan menarik orang yang lumayan terkenal, mereka tidak ada yang berani menyentuh.

Intinya masalah aku masuk penjara sudah tersebar di beberapa desa di sekitar, terutama anak muda ini paling suka membahas siapa-siapa yang sudah melakukan sesuatu, siapa yang ditangkap, orang seperti aku yang masuk penjara karena melukai orang adalah yang paling banyak dibahas mereka, setelah disebar ke semua tempat, bahkan mereka tanpa sebab menghitamkanku dan menjelekkanku...

Sebenarnya saat muda, aku juga pernah melakukan hal bodoh seperti ini.

Melihat sekelompok anak muda ini sudah bubar dan memperlambat kecepatan mereka, aku tidak memedulikan mereka lagi dan tetap melaju dengan kecepatan sebelumnya.

“Roman, berkendara lebih cepat, aku takut mereka mengejarnya.”

Elina tampaknya sangat tegang, dia tetap merangkul pinggangku dan mendesakku.

Aku tertawa: “Direktur Elina, jangan takut, mereka hanya anak-anak saja.”

Demi membuatnya tenang, aku menambah kecepatan.

Setelah berjarak semakin jauh dengan kelompok anak-anak itu, Elina baru menjadi tenang, dia juga melepaskan tangannya yang sedang memelukku.

Aku langsung buru-buru berkata: “Kamu pegang bajuku saja, jalan ini tidak terlalu mulus, aku takut akan tidak aman saat melaju dengan cepat dan tidak seimbang.

Elina terlihat dilema sebentar, kemudian dia memegang 2 sisi baju bagian pinggangku.

Beberapa saat kemudian dia tiba-tiba berkata: “Tadi kamu begitu galak, apa kamu tidak takut mereka memukulmu? Bagaimana jika nanti mempersulit aku? Di pinggiran kota yang tidak ada orang ini.”

“Hehe, anak-anak seperti ini hanya menindas yang lemah dan takut yang lebih kuat, jadi harus lebih galak dari mereka jika mau melawan mereka. Lagi pula, walaupun mereka ingin memukulku, motor listrik itu tidak bisa mengejar kecepatan motorku.”

Sebenarnya aku tidak beritahu dia, jika mereka mau bertarung karena banyak orang, maka aku sendiri juga akan mengalahkan mereka 8.

“Roman, tampaknya kamu sangat mengerti semua orang ini, apakah kamu seperti dengan mereka saat masih muda.”

“Tidak, walaupun saat itu aku juga suka berkelahi, walaupun aku suka naik motor untuk jalan-jalan dengan teman, tetapi aku tidak cat rambut hingga warna warni seperti mereka, karena ayahku akan memukulku.”

“Jadi... saat masih muda, kamu pasti lumayan tampan, apakah sering bawa perempuan jalan-jalan?”

“Haha, Direktur Elina, apa sekarang aku tidak tampan lagi?”

“Tidak tampan.”

Aku tertawa lalu mengingat masa lalu dan berkata: “Dulu aku tidak berani pacaran, karena aku tidak mengerti, dan juga ayahku bisa memukulku. Setelah SMA, waktu aku naik motor untuk jalan-jalan semakin sedikit, dan lebih tidak sempat untuk pacaran.”

“Jadi bagaimana dengan Keisya?”

Senyumanku langsung terhenti, kemudian aku menggelengkan kepala: “Keisya tidak tinggal di sini, aku mengenalnya saat kuliah, dia juga tidak pernah datang ke rumahku.”

Elina tampaknya merasakan perubahan suasana hatiku, dia tidak lanjut bertanya lagi.

Aku juga tidak ingin membahasnya, aku hanya berkendara dengan fokus.

“Roman, bagaimana kamu bisa bersama dengan Keisya?” tidak lama kemudian dia bertanya lagi.

Aku berpikir lalu berkata: “Saat kuliah ingin mencari wanita, melihat dia cantik, jadi aku mengejarnya.”

“Serius.”

“Memang serius.”

“Bagaimana kamu bisa menyukainya.”

“Mhm... aku ingin menidurinya jadi aku menyukainya.”

“Jahat.”

Elina mencemberutkan mulut sambil memukul punggungku.

“Hehe, yang kukatakan memang benar, bukankah laki-laki dan perempuan remaja ingin mencoba hal yang dilarang? Terutama pria yang terus terang dan kuat seperti aku.”

Elina memukulku lagi.

“Oh ya Direktur Elina, apakah dulu kamu pernah pacaran? Aku benar-benar sangat penasaran dengan hal ini.”

Elina terkejut, dia tidak menyangka aku bisa tiba-tiba menanyakan hal ini.

Sebenarnya dulu aku juga pernah bertanya, tetapi dulu hanya menyindirnya saja.

Setelah ragu sebentar, Elina tidak menjawab, dia malah bertanya balik: “Kenapa menanyakan pertanyaan ini.”

“Karena penasaran.”

“Jadi kenapa aku mau beritahu kamu.”

“Kamu tanya aku begitu banyak, aku juga menjawabnya. Sekarang aku hanya tanya kamu 1 pertanyaan saja.”

Elina terdia sebentar tiba-tiba berkata”Tidak ada”.

“Tidak ada apa?” Aku sedikit tidak mengerti.

“Ya tidak pernah pacaran.”

Dia marah lalu memukul punggungku sekali lagi.

Aku sedikit terkejut: “Direktur Elina, tidak mungkin kan, kamu begitu cantik dan sudah... masa belum pernah pacaran?”

“Apa yang ingin kamu katakan di tengah? Apakan mau bilang aku sudah tua?”

“Tidak... maksudku sudah zaman ini.”

“Huh!”

“Itu, Direktur Elina, kamu benar tidak pernah pacaran?”

“Tidak.”

“Bagaimana mungkin? Kamu begitu cantik, seharusnya banyak pria yang antri untuk mengejarmu.”

“Saat SMA tidak ingin pacaran, juga tidak punya waktu, kuliah di luar negeri, jadi tidak suka pria luar negeri.”

“Mhm, memang betul, hal yang baik tidak boleh dimiliki orang luar.”

Novel Terkait

Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu