Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 139 Menyerang

Jarak dari sini ke gerbang klub menembak hanya sekitar 20 meter, dalam beberapa detik penjaga bisa bergegas kemari.

Setelah ditarik oleh temannya, pria rambut pendek itu juga menenangkan diri, tidak membuka pintu untuk turun, hanya menatapku di bawah bayang-bayang jendela, dan dengan dingin berkata, "Nak, hari ini kamu beruntung, lain kali kamu tidak akan seberuntung ini."

Aku tersenyum datar, "Kalau begitu kita akan bertemu lagi denganmu lain kali, pada saat itu, kita lihat siapa yang tidak beruntung."

"Huh!"

Pria rambut pendek itu mendengus dan mengguncang jendela.

Pria Thailand di barisan depan buru-buru mengendarai mobil maju ke depan.

“Halo, kamu pergi tidak?” Sopir bajai yang tidak jauh di depan berteriak padaku dengan tidak sabarnya.

Aku melambai pada sopir, "Maaf, aku tidak jadi naik bajaimu lagi."

"Apa yang kamu bicarakan? Harganya sudah dinegosiasikan, kita sudah jalan, kamu mengatakan tidak jadi sekarang?"

Sopir itu tampak sangat marah dan dengan marahnya berlari ke arahku.

Ketika dia sudah dekat, aku dengan tenang berkata, "Tadi orang-orang itu ingin cari masalah denganku, jika bukan karena aku menyuruhmu untuk berhenti, kamu mungkin sudah terluka atau bahkan ditabrak mati."

“Apa hubungannya denganku, bagaimanapun kita sudah jalan, berikan aku uang.” Sopir itu sama sekali tidak mempedulikanku.

Aku sedikit tidak senang, memandangnya, "Jika aku tidak memberikannya, apa kamu ingin memukulku atau kamu ingin memanggil polisi?"

"Tuan, apa yang terjadi? Apa ada yang perlu dibantu?" Penjaga pintu yang tidak jauh dari tempat kami berdiri memperhatikan keanehan di sini, dan bertanya perlahan ketika dia berjalan mendekat.

Penjaga pintu tahu bahwa aku adalah tamu dengan identitas tertentu, karena resepsionis klub baru saja mengantarku ke pintu gerbang.

Aku melambaikan tangan, "Terima kasih, tidak ada masalah untuk saat ini."

Selesai mengatakannya, aku menoleh dan berkata kepada sopir bajai, "Jika kamu bersikeras, aku jamin kamu tidak akan bisa mendapatkan tamu di sini, jadi aku menyarankan kamu untuk tidak mencari masalah."

Pengemudi bajai itu melihat ke arah penjaga klub yang sudah mendekat, lalu meludah dengan kesal, kemudian perlahan-lahan kembali ke bajainya dan mengemudikan bajai kembali ke pintu klub untuk terus menunggu penumpang.

“Tuan, apa benar-benar tidak ada masalah?” Penjaga itu mendatangiku dan bertanya dengan curiga.

Aku tersenyum, "Tidak apa-apa, hanya sedikit masalah kecil."

"Baguslah kalau begitu, jika kamu memiliki masalah, tolong beri tahu aku."

"Terima kasih."

Setelah melihat mobil hitam itu pergi jauh, aku merenung sejenak dan kembali ke pintu klub.

Tampaknya Clay benar-benar ingin menyerangku.

Mungkin seseorang disekelilingku sudah memantauku selama kurun waktu yang singkat ini, mencari peluang untuk menyerang.

Jika mereka mendapatkan kesempatan, mungkin tidak akan membunuhku, tapi mematahkan kaki dan tanganku pasti tidak bisa dihindari.

Mereka pasti masih berada di dekatnya, diperkirakan kalau pergi dengan bajai, ditengah jalan pasti akan dihadang.

Hanya dengan naik di mobil yang ada banyak orangnya, mereka tidak akan berani menyerangku dengan mudahnya, karena ada banyak orang, mereka sulit mengendalikan begitu banyak orang, jika mereka dilaporkan ke polisi, mereka juga sulit kabur.

Tapi tidak ada mobil di sini, hanya ada beberapa bajai, dan satu bus wisata.

Kembali dengan turis di bus wisata adalah pilihan yang baik.

Sekitar sepuluh menit kemudian, sekelompok turis keluar dari klub, sekitar dua puluh orang atau lebih, semuanya mereka adalah orang-orang kulit kuning, mereka berbicara bahasa Cina, dan keluar dari gerbang klub menembak di bawah bimbingan seorang pemandu wanita.

Aku berjalan mendatanginya, mengambil kesempatan berbicara dengan pemandu wisata, aku bertanya dengan sopan, "Halo, pemandu wisata, numpang tanya, apa mobil kalian kembali ke kota? Apa aku bisa ikut kembali dengan mobil kalian? Aku juga orang Cina."

Pemandu wisata dengan penasaran memandangku, kemudian melihat bajai yang diparkir di sebelahnya, bertanya dalam bahasa mandarin yang tumpul, "Bukankah ada banyak bajai? Mengapa harus naik bus kami?"

"Maaf, aku kehilangan dompetku dan aku tidak punya uang untuk naik bajai." Aku tidak dapat menemukan alasan yang lebih baik dari ini.

bajai yang tadi parkir di sebelahnya, sopir itu tiba-tiba berbicara dalam bahasa Thai, "Jangan dengarkan dia, dia punya uang, aku baru saja membawanya keluar sebentar, seseorang mencari masalah dengannya, kemudian kami kembali, jika kalian membiarkannya menjadi bus, perhatikan keselamatan wisatawan."

Benar saja, setelah mendengar ini, pemandu wisata wanita dengan tergesa-gesa melambaikan tangannya, "Maaf, Tuan, mobil agen perjalanan kami tidak boleh sekali membawa orang dengan sembarangan, tolong naik mobil yang lain saja."

Setelah itu, dia mengikuti turis terakhir dan naik bus dan segera meminta sopir untuk menutup pintu.

Melihat bus itu pergi menjauh, aku mengerutkan kening, menatap sopir bajai itu dengan marah.

“Kenapa, mau memukulku?” Dia mengangkat jari tengahnya ke arahku.

Aku tidak mengatakan apa-apa, hanya mengangguk padanya, kemudian mengeluarkan ponselku dan memutar nomor telepon Bruce.

Tidak bisa duduk di bus wisata, bajai juga tidak bisa, dan lebih tidak realistis untuk memanggil orang klub penembakan untuk mengantar seseorang kembali, hanya bisa mencari Bruce.

Telepon itu diangkat dengan cepat, setelah menyapa, aku langsung ke pokok permasalahan dan berkata, "Bruce, aku diperhatikan oleh orang-orang Clay, aku di pintu masuk lapangan tembak di pinggiran kota, apa kamu bisa datang menjemputku?”

Bruce terdengar gugup, "Dimana kamu? Bagaimana dengan orang-orang Clay? Aku akan menjemput saudara sekarang."

"Orang-orang mereka tidak berani menyerang di daerah lapangan menembak, tapi mereka pasti masih berada di dekat sini."

Sambil berbicara, aku memberi tahu dia nama klub menembak.

Bruce berkata, "Aku akan segera sampai," kemudian segera menutup telepon.

Sekitar setengah jam kemudian, ada raungan mobil bercampur dengan mesin motor datang dari kejauhan dan mendekat dengan gemuruh.

Dengan cepat , dua mobil dan puluhan motor dengan berbagai bentuk muncul di depan mata.

Penjaga pintu dari klub menembak mengerutkan kening, setelah berteriak pada interkom beberapa kali, menarik pintu besi untuk menutupnya.

"Tidak apa-apa, temanku hanya datang menjemputku saja," aku tersenyum pada penjaga.

Penjaga itu memandangku dengan curiga, kemudian membiarkan setengah dari pintu terbuka.

Segera, konvoi berhenti di sisi jalan tidak jauh di depan gerbang. Bruce keluar dari mobil kedua dan berlari ke aku.

"Roman, kamu baik-baik saja? Bagaimana dengan orang-orang Clay?"

"Tidak apa-apa, mereka hanya empat orang, setelah melihat kalian datang, mereka mungkin sudah melarikan diri dari tadi."

"Baguslah kalau tidak apa-apa, ayo pergi, ayo kembali dan bicara."

Aku mengangguk, tiba-tiba teringat sesuatu, aku menunjuk ke bajai diparkir di sebelahku, berkata, "Bruce, pergi katakan padanya, jangan merampas pelanggan di masa depan."

Bruce tercengang sejenak, lalu melihat pengemudi bajai.

Pengemudi bajai itu sudah pucat dan berkeringat.

Setelah pulih, Bruce sendiri berjalan ke arahnya, sebuah tamparan jatuh di wajah pengemudi itu, dan dia dengan kejam mengatakan kata-kata jangan merampas tamu lagi nanti.

Sopir itu menganggukkan kepalanya seperti nasi mematuk ayam.

Ketika aku naik di mobil Bruce, beberapa motor membuka jalan di depan, sisanya di belakang, konvoi menuju kota.

“Apa kamu baik-baik saja dalam dua hari ini?” Tanyaku pada Bruce.

"Tidak apa-apa, ada beberapa orang terus memperhatikanku, tapi mereka tidak memiliki kesempatan untuk menyerang."

"Baguslah kalau begitu, kamu juga sudah membuat keributan yang sedikit besar kali ini, tidak perlu memanggil begitu banyak saudara."

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu