Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 253 Pengkhianatan

Anak buah itu sambil jalan sambil menengok ke belakang dan berkata, “Tadi aku lihat pengemis dengan pakaian compang-camping berjalan di sini dan menghilang, aku mengira aku lihat hantu, ternyata ada sebuah jalan kecil.”

Aku mengangguk, tetapi rasa waspada aku tidak berkurang sama sekali, malah karena semakin dekat dengan wilayah Timothy, aku malah semakin waspada.

Setelah keluar dari jalan kecil ternyata memang sebuah tempat seperti taman, dan kita keluar dari salah satu pohon.

Setelah kita keluar, rasa waspada tidak berkurang, saat kita memastikan keamanan, di depan tiba-tiba terdengar suara aneh dan mengejutkan kita.

Setelah itu kita baru sadar di depan pohon besar ada sebuah speaker, biasanya saat mengunjungi taman akan diputar musik dan pengumuman.

Namun saat ini, speaker itu memutarkan suara seseorang yang sangat akrab.

Suara Timothy yang kejam terdengar, “Selamat datang kalian semua, Roman.”

Setelah mengatakannya, dari speaker muncul suara yang sangat aku benci, Mark tertawa dan berkata, “Roman, akhirnya kamu jatuh ke tanganku, aku mau membuat kamu tersiksa sampai tidak tahu harus mati atau hidup.”

Kemudian Timothy mengambil mikrofonnya lagi, “Roman, sekarang dua anaknya kakakku dan kamu semua jatuh ke tanganku, dia mau menggunakan apa lagi untuk rebutan Keluarga Du dengan aku? Hahahahaha!”

Aku sudah menebaknya, ternyata kita terjebak.

Terdiam sebentar, Dwayne tiba-tiba menarik kerah anak buah yang memimpin jalan itu, urat di wajahnya terlihat, tangan yang satunya lagi mengarahkan senapan Automatic Rifle ke dahinya, dan berteriak, “Itu kamu? Kenapa kamu mengkhianati kami?”

Anak buah itu berkata tidak dengan kaget, Dwayne menonjok dia, aku berkata, “Kita sekarang pikirkan dulu cara keluar dari sini. Juga belum tentu kawan kamu itu yang mengkhianati kita, kemungkinan ini adalah trik Timothy.”

Roga tiba-tiba berteriak, “Cepat menyebar!”

Mendengar kata-kata Roga, aku berlari ke dinding batu bata di sisi taman, setelah bersembunyi di bunker, suara tembakan terdengar dari tempat yang tidak jauh dari kita, beberapa kawan yang masih bersama kita tiba-tiba semuanya jatuh ke lantai.

Aku menenangkan diri, melihat ke arah suara tembakan terdengar, mereka adalah sekumpulan orang tidak kita kenal, tiga orang dari Keluarga Gong tidak ada di antara mereka, Timothy juga tidak ada.

Aku mengangkat moncong senapan dan membidik orang yang sedang sambil menembak sambil bergegas kesini, menembak beberapa tembakan.

Walaupun tidak bisa menembak semuaya dengan tepat, tetapi sudah tertembak dua orang, yang satunya tertembak di paha, dan satu lagi tertembak dan tembus ke dada kanan.

Setelah waktu yang singkat semuanya tersadar dan mencari bunker, suara tembakan terdengar dimana-mana, taman pusat Chiang Rai menjadi kacau.

Aku juga sambil berpindah, sambil menembak beberapa kali, secara bersamaan harus waspada dengan arah lain.

Saat ini orang-orang kita demi melawan musuh yang ada di depan, hampir semua sudah bergerak, tidak ada yang mengawasi arah yang lain.

Jika saat ini ada yang datang, kita diserang dari depan belakang, bahkan jika ada sepuluh nyawa juga tidak cukup melawan mereka.

Kebetulan, kalau tempat ini adalah Timothy yang memancing kita untuk datang, tidak mungkin tidak ada persiapan.

Aku memegang erat pelatuk yang ada di tangan, merasakan peluru nyasar yang melayang melewatiku.

Tidak lama kemudian, orang yang di depan seperti menerima perintah, menyerang dengan tidak sayang nyawa, dan orangnya Dwayne juga tidak mau kalah, mereka membalas dengan keras.

Meskipun aku sudah melihat di televisi berkali-kali, tetapi perang tembak sungguhan aku baru pertama kali lihat.

Melihat musuh atau rekan tertembak dan jatuh dengan miris, hati aku merasa tidak enak.

Dan saat ini terdengar suara langkah kaki dari arah lain, aku berbisik sudah datang.

Ternyata benar, setelah itu muncul lagi puluhan orang yang berseragam dan memegang senjata.

Aku tidak bisa tidak mengomel, atasan Keluarga Du masih sedang bertarung, orang-orang ini meminta rompi anti peluru di kantor polisi.

Aku tetapkan hatiku, membidik dengan tepat kepala seseorang, akhirnya aku menarik pelatuknya, saat ini jika bukan mereka yang mati maka kita yang akan mati, masih berbaik hati hanya akan membuat kita semua mati.

Namun lebih cepat dari aku, suara tembakan laij terdengar, dahi orang yang paling depan muncul sebuah lubang, matanya tiba-tiba hilang kesadaran, dan langsung jatuh ke tanah.

Aku melihat, ternyata adalah Roga.

“Kak Roman, kita tidak kejam, orangnya Timothy akan lebih kejam dari kita.”

Roga berkata sambil lanjut menembak, membunuh satu orang lagi, dan kematian dua orang secara berturut-turut juga membuat lawan sadar akan bahayanya, bahkan memakai rompi anti peluru, juga hanya berani sambil maju sambil mencari bunker, tidak berani lagi menyerang maju terus seperti tadi.

Aku membidik dengan tepat, lanjut mencari kesempatan, namun saat ini telepon berbunyi lagi, aku membuka dan melihat Bruce yang menelepon.

Dalam kegembiraan aku suruh dia langsung masuk ke kota dan menuju taman pusat, dan mengatakan padanya orangnya Timothy ada pistol, menyuruh dia dan kawannya hati-hati.

Bruce berkata benda seperti pistol sangat biasa di Thailand, mereka juga punya, menyuruh aku bertahan beberapa menit lagi, mereka akan segera sampai.

Aku menghela nafas, Bruce setidaknya akan membawa puluhan orang, jika semuanya membawa senjata, saat ini kita bisa balik mengepung orangnya Timothy, kerja sama yang baik.

Kami membeku, arah yang di jaga Dwayne dan lainnya juga karena kekuatan yang kuat membuat kedua belah pihak mengalami kerugian yang berbeda.

Wajah Dwayne sangat dingin, berkata kepada anah buah yang memimpin itu, “Kamu harus bertanggung jawab atas tindakanmu!”

Anak buah itu menelan ludah, tidak berani menjawab sama sekali, aku berkata masuk ke jalan kecil ini adalah keputusanku, selama yakin dia bukan mata-mata Timothy, biarkan saja dia.

Dwayne seharusnya sangat menghormati Jack, juga menghormati aku, aku sudah berkata seperti ini, Dwayne juga mengagguk dan setuju.

Anak buah itu sangat bersyukur, berterima kasih lagi kepadaku.

Dan orangnya Timothy mau tidak mau harus kembali ke tempat paling awal setelah meninggalkan banyak mayat.

Aku suruh orang menggantikan Roga mengawasi belakang, berkata kepada Roga dan Dwayne, “Tadi Bruce menelepon aku, paling lama mereka akan sampai dalam sepuluh menit, kita bertahan sebentar lagi.”

Roga mengangguo dan berkata, “Aku juga sudah menghubungi orang yang di utus Jack, mereka banyak yang terluka, sekarang hanya tersisa tiga orang, tetapi disekitarnya dikelilingi orangnya Timothy, tidak bisa mundur, hanya bisa terus mengikuti. Tidak lama sebelum ini orangnya Timothy membawa dua anaknya Tuan Jack ke sekitar istana, mereka sudah mengetahui posisi mereka. Hanya menunggu kita pergi ke sana, lalu mengalahkan Timothy dalam satu gerakan.

Setelah mengatakannya, Roga memberi aku poselnya, di atas menunjukkan sebuah gambar, ditandai dengan posisi orangnya Timothy di istana, serta posisi Cayetana dan Yanglek.

Aku terpikir, baru mau berkata, tiba-tiba terdengar lagi suara senapan Automatic Rifle dari belakang, aku masih bingung kapan Bruce memiliki senapan Automatic Rifle, aku melihat beberapa orang yang aku kenal bergegas lari dari belakang.

Mereka adalah orang yang tetap tinggal di luar kota Chiang Rai, tidak terduga mereka juga datang.

“Kesempatan tidak boleh dilewatkan, jika terlewatkan tidak akan datang lagi. Semuanya bersama-sama kita menyerang dari belakang!”

Aku berteriak, Roga dan Dwayne juga tersadar.

“Pasukan penyelamat sudah sampai, bunuh dulu orang-orang yang di belakang, membalaskan dendam kawan-kawan kita!”

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu