Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 249 Di Jebak

Tengah berbincang, mobil yang sedang melaju tiba-tiba berkurang, aku buru-buru melihat ke depan jalan.

Sekelompok orang berkepala botak atau quiff sedang berdiri di depan kami dengan menggenggam tongkat besi, senjata tajam, dll, bahkan di tangan salah seorang di antaranya ada sinar samar logam metalik.

Dinding Chiang Rai sudah dapat terlihat dari sini, aku menggertakkan gigiku gigi dan berkata, "Tabrak!"

Sangat jelas, geng ini sama dengan orang-orang di luar yang di bentuk oleh Jack sendiri, mereka adalah anak buah Timothy, kalau tidak, mereka tidak akan menghalangi kami dengan sangat akurat di sini.

Lewat kaca spion aku melihat tiga mobil di belakang kami juga tiba-tiba melaju mengikuti kami. Dan anak buah Timothy yang berada di depan terkejut, mereka tidak menyangka bahwa kami masih berani bersikap agresif ketika kami berada dekat di Chiang Rai, mereka dengan cepat menghindar di kedua sisi jalan, kemudian begitu seorang pemimpin geng berguling ke pinggir jalan, dia mengangkat pistol dan langsung menembakkan peluru tepat ke kaca jendela mobil.

Pistol dia dilengkapi dengan peredam suara sehingga suaranya sangat kecil, terdengar suara hantaman peluru mengenai kaca jendela mobil kami, tetapi kaca tidak pecah dan hanya sedikit retak. lagipula, kekuatan dari sebuah pistol berbeda terlalu jauh dari sebuah pistol otomatis.

aku memaksakan diriku untuk menahan rasa marah di lubuk hatiku dan berkata, "Roga, abaikan mereka, sekarang yang terpenting adalah kita memasuki kota Chiang Rai lalu menyelamatkan Cayetana dan Yanglek.

Roga mengangguk dan melajukan mobilnya lagi, tetapi baru saja mobil kami keluar dari kepungan, di kaca spion aku melihat tiga mobil yang mengikuti kami tadi, kedua-duanya terhenti, dan anak buah Timothy segera mengerubungi mobil mereka seperti belatung, dan bahkan ada orang yang memecahkan kaca jendela mobil menggunakan tongkat besi.

Mobil mereka tidak di rancang secara khusus sehingga kaca jendela mobil mereka mudah pecah, meskipun begitu, para pria ini sama sekali tidak menunjukkan kelemahan, mereka langsung meraih senjata dari bawah bangku dan mulai melawan.

"Sial! Roga, putar balik!"

Jelas Roga juga mengerti maksudku, dia segera membanting setir mobil dan memutar dengan cepat lalu kembali melaju di jalan, kami masih mending, tetapi Luke yang terluka di kursi belakang meringis kesakitan karena nyeri dari rasa sakit yang merambat hingga ke tulang-tulangnya.

kami tidak bisa merawat mereka, mobil langsung melaju ke arah bawahannya Timothy, pistol dari pemimpin geng yang bergaya rambut quiff di arahkan pada posisi pengemudi mobil kedua, seorang pria di sana baru saja melompat keluar dari pintu mobil sambil membawa parang untuk menikam orang lain.

Roga mengumpat kesal kemudian melajukan mobilnya untuk menabrak si rambut quiff, jika si rambut quiff masih terus menembak, dia pasti akan tertabrak.

Si rambut quiff benar-benar terkejut kemudian segera mundur dan berguling ke samping sembari terus menembaki mobil kami, dan dengan cepat kaca jendela mobil kami menimbulkan retakan padat seperti jaring laba-laba.

Begitu mobil berhenti, aku langsung mendorong pintu mobil dan meninju anak buah Timothy di sebelahku, pria itu menjerit dan melangkah mundur, tetapi aku mengejarnya lagi.

aku melompat ke udara dan menimpa dia, pukulan demi pukulan aku layangkan ke wajahnya, di saat bersamaan aku berteriak: "Teman-teman jangan tembak dulu, pistol kita tidak dilengkapi peredam suara, di sini terlalu dekat dengan Chiang Rai, situasi akan semakin buruk jika terdengar suara tembakan pistol."

Seorang anak muda yang ditahan olehku di atas tanah lekas pingsan akibat pukulanku, dan pas aku mau bangkit, tiba-tiba datang kekuatan besar dari belakang dan menjatuhkan aku ke pinggir jalan, ketika aku menoleh ternyata itu adalah Roga, "Kak Roman, hati-hati, pistol dia dipasang peredam suara di atasnya, kita harus bunuh dia terlebih dahulu!"

Ketika aku sadar, aku merasa marah dan menyesal, meskipun tembakan si rambut quiff tidak berhasil mengenaiku, tetapi lengan Roga tertembak demi menyelamatkanku, meski peluru pistol tidak kuat, tetapi begitu luka tembus ini terbentuk, maka kemungkinan dapat menyebabkan kekurangan darah.

Rasa gegabah bergejolak di dalam hatiku, aku hendak mengeluarkan pistol otomatis untuk menembaki sekelompok orang itu, tetapi melihat dinding Chiang rai yang berada tidak jauh di depan, aku mengurung niatku lagi.

Karena sekarang kami belum menimbulkan suara tembakan pistol, jadi bisa ditentukan sebagai pertarungan, tetapi begitu suara tembakan pistol terdengar oleh warga Chiang Rai, maka ini tidak akan sesederhana pertarungan.

Meskipun aku memiliki koneksi dengan Hacken Su dan Suchart, tetapi saat ini sudah mencerminkan kekhasan pemerintahan multipartai Thailand.

Aku mengumpat kata sial kemudian bertanya: "Kamu tidak apa-apa?"

"Aku tidak apa-apa."

Roga merobek bajunya dan dengan cepat membalut luka di lengannya menggunakan sepotong kain dengan gerakan terampil.

Aku memandangi sekelilingku, sekitar belasan orang turun dari mobil ketiga-tiganya yang tadi mengikuti kami dari belakang, sedangkan jumlah anak buah Timothy lebih dari dua puluh orang, mereka telah bersiap-siap untuk bertempur dengan bersenjatakan pistol.

Dan yang terpenting adalah si rambut quiff yang bersenjatakan pistol menyuruh teman-teman dibelakang kami untuk meletakkan senjata dan mewaspadai senjata dari sana. Untungnya, meski si rambut quiff punya pistol tetapi sasarannya tidak tepat, walaupun banyak orang yang terluka namun tidak berakibat fatal.

Ada Celah!

Dan saat ini, si rambut quiff akhirnya menembakkan peluru pistol sampai habis, dia mundur ke belakang sambil mengganti magazen.

Aku berlari melewati mobil dan menghindari serangan dari satu orang, kemudian melayangkan sebuah tendangan menumbangkan si rambut quiff ke tanah, dan pistol yang berada di genggamannya pun terhempas ke samping.

Jelas sekali, dia tidak menyadari bahwa aku berani melawannya meski dalam kondisi memiliki pistol.

"Cepat! bunuh orang cina ini."

Si rambut quiff berteriak sembari melarikan diri ke samping, aku menggagalkan aksinya dengan melayangkan sebuah tinju tepat di hidungnya, si rambut quiff menerima pukulanku, dan ketika dia sadar, pistol itu telah diraih olehku.

Aku menghela nafas lega, ku keluarkan magazen dari pinggang si rambut quiff dan menggantinya dengan terampil kemudian mencondongkan laras pistol ke sekitarku, beberapa anak muda yang mendengarkan perintah untuk datang membantu mendadak berhenti.

Aku berbicara dalam bahasa Thaliand. "Berjongkok atau mati!"

Beberapa orang itu saling bertukar pandang, kemudian si rambut quiff berteriak dari samping: "Apa yang kalian ragukan, dia hanya punya satu pistol! cepat kalian maju sama-sama dan bunuh orang cina ini!"

Begitu mereka ingin bergerak, 'dor dor', aku menembakkan dua peluru masing-masing di kedua paha si rambut quiff, mengeluarkan darah kental kemerahan, mereka menghentikan langkahnya kemudian jongkok secara perlahan-lahan.

Roga dan teman-teman lainnya yang melihat situasi di sekitarku juga berteriak jongkok!

Aku menghela nafas lega ketika melihat anak buah Timothy berhasil dikendalikan, begitu aku menyingkirkan pistol dan hendak pergi, sesaat aku membeku ketika tiba-tiba mendengar suara tembakan pistol yang dilengkapi dengan peredam suara.

"Sialan! Steve!

Mendengar Roga menggeram, aku bergegas berlari menghampirinya.

Baru saja melewati sebuah mobil aku melihat seorang pria berbadan jangkung yang bernama Steve tumbang ke tanah, dan salah seorang anak buah Timothy dengan wajah dingin mengarahkan laras pistolnya ke Roga.

Mataku membelalak: "Orang ini bukan anak buah Timothy, dia adalah anak buah keluarga Gong!

Sedangkan Roga yang amarahnya sudah meledak menyerbu ke arah orang itu seperti seekor adu benteng yang gila, anak muda itu menyunggingkan senyum dingin di wajahnya, begitu dia hendak menarik pelatuk, lengannya dihantam sebatang tongkat besi yang dilemparkan dari arah lain dan pistol pun terlepas dari tangannya.

Kemudian seorang teman yang lain juga membawa parang dan menebas punggung si penembak tanpa ampun, si penembak tidak bisa mencegah dan menerima tebasan di belakang punggungnya, tiba-tiba mengeluarkan darah.

Novel Terkait

The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu