Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 480 Terluka

Si si.......

Anakonda sedang menjulurkan lidah untuk mendeteksi sekeliling, tepat di saat kami merasa sangat tegang, dia tiba-tiba bergerak.

Ini pertama kalinya kami melihat secara langsung kecepatan Anakonda, hanya sekejap mata saja, sekujur tubuh Anakonda ini mengeluarkan kekuatan yang dahsyat, menyerang ke arah kami.

Beberapa wanita ini langsung berteriak ketakutan, termasuk si penakut Hilda karena sangat panik dia bahkan menutup matanya dengan kedua tangan.

Pang !

Pada saat yang bersamaan, aku membidik posisi mata Anakonda, dan tanpa ragu menembaknya.

Matanya yang sangat besar, kecuali memang benar-benar sudah melewati kemampuan reaksiku, kalau tidak dalam keadaan dia menyerang, dan dalam jarak seperti ini, aku yakin tembakan ku akan mengenai sasaran.

Peng !

Tiba-tiba muncul semburan darah di hadapanku, Anakonda itu mengerang kesakitan, tubuhnya yang sangat besar itu berputar dan menggeliat di tanah, sedangkan aku berteriak dengan keras agar semua orang mundur kebelakang.

"Anakonda itu sudah terluka, semuanya cepat lari !"

Aku menarik nafas dalam-dalam, tidak sempat menghiraukan yang lain, sementara Anakonda itu mengamuk dengan gila, aku bahkan tidak punya kesempatan memasukkan buah ambergris ke dalam mulutnya, hanya bisa berteriak dengan keras, lalu menarik tangan Elina, dan berlari dengan sangat kencang.

Elina juga terkejut dengan situasi yang tiba-tiba terjadi ini, saat aku berteriak dengan keras dia baru merespon, segera bersama ku berlari menuju ke arah danau, sementara yang lain juga terus berlari.

Setelah berlari beberapa lama, aku menoleh ke belakang, melihat tidak ada yang tertinggal, bahkan Fima yang biasanya paling lambat dan Hilda juga sudah berada di belakang kami, sedangkan Anakonda itu masih di tempat semula tadi mengamuk dengan gila menabrak pepohonan di sekelilingnya, dan di mata kanannya muncul sebuah lubang yang besar.

Sambil berlari aku berteriak, "semuanya jangan hiraukan ular tersebut, terus berlari saja, kita coba menyeberangi sungai. Sekarang ini Anakonda sedang terluka, tidak mungkin dalam waktu dekat bisa mengejar kita, jadi ini merupakan peluang bagus yang harus kita manfaatkan dengan baik."

Yang lain tidak berkata apa-apa, hanya sekilas menjawab iya, beberapa wanita ini kekuatan fisiknya terbatas, jarak dari sini sampai danau diperkirakan tujuh sampai delapan ratus meter, bagi aku, Alex, Fox Hu tentu tidak masalah, tapi bagi mereka ini tentu tidak mudah.

Aku langsung berhenti mendadak, tanpa menunggu penjelasan dari Elina, aku langsung menggendongnya berlari dengan kencang menuju ke arah sungai.

Melihat tindakan ku ini Alex sedikit terkejut dan senang, dia meniru cara ku menggendong Ghea di atas bahunya, mengikuti ku di belakang, dan yang berada paling belakang adalah si lugu Fox Hu, dia terlebih dahulu berkata dengan sungkan, "maaf ya nona", lalu juga menggendong Kaila Han ke atas bahunya, lalu berlari dengan kencang.

Namun baru melangkah tidak jauh, dari arah belakang muncul dua suara yang sudah putus asa, "Roman? apa yang ingin kalian lakukan?"

"Kalian tidak boleh meninggalkan kami ! kami akan segera kembali .....!"

Nada bicara Hilda dan Fima penuh dengan keputus asaan, dan juga sulit untuk dipahami.

Aku tidak punya pilihan lain bergegas menoleh ke belakang, dan berkata, "apa yang kalian inginkan? ada banyak wanita di tim kami, jika harus menunggu kalian yang berlari dengan pelan, sementara Anakonda akan segera mengejar kemari, jadi kita harus memanfaatkan kesempatan saat dia sedang tidak fokus, semaksimal mungkin, berlari dengan kencang. "

Dan begitu aku selesai berbicara, Alex sambil bernafas terengah-engah berkata dengan suara pelan, "benar, kalian tunggu kami, setelah mengantar Direktur Elina dan Ghea, aku dan Roman akan segera kembali untuk membawa kalian."

Fima dan Hilda tidak menjawab, hanya diam-diam berlari terus di belakang, aku tahu kami berbuat demikian sangat bersalah pada mereka, tetapi tidak ada pilihan lain, situasi mendesak, hanya ini yang terbaik.