Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 233 Orang Gila

Timothy perlu fokus melawan beberapa bos besar yang mendukung Jack, mungkin ia juga tidak ada waktu untuk peduli Mark, ataupun tidak ada bawahan yang cukup untuk menekannya. Nasib hidup atau matinya anak berada di tangannya.

Seharusnya Mark sekarang sedang berada di Chiang Rai. Jika tidak, ia tidak akan menyuruhku untuk pergi kesana.

Jadi aku perlu pergi atau tidak?

Jika pergi, ada kemungkinan besar aku akan mati disana.

Tentu, jika aku melakukan persiapan dengan baik, mungkin masih memiliki peluang kecil untuk hidup. Lagipula aku telah belajar menembak untuk beberapa hari ini. Tiap hari aku bisa menembak ratusan peluru lebih dan keahlihan menembakku juga sudah boleh ditunjukkan.

Tetapi sebagus apapun keahlihan menembakku, juga tetap sangat berbahaya. Peluang kecil ini juga tidak bisa diperoleh dengan semudah itu.

Jika tidak pergi, anak Jack akan mati. Mungkin dalam seumur hidupku, aku tidak akan berani untuk menghadapi Jack lagi.

Aku tidak tahu apakah ia akan menyalahiku dan membenciku. Tetapi yang pasti aku sendiri tidak akan merasa tenang dan ada kemungkinan aku selamanya hidup dengan penuh penyesalan dan perasaan bersalah.

Lagipula jika masalah ini ditelusuri lebih dalam lagi, sebenarnya aku lah orang yang menyebabkan Yanglek dan Cayetana ditangkap.

Jika bukan karena Mark yang ikut campur dalam masalah ini, mungkin Timothy sama sekali tidak akan bisa menangkap kedua anak tersebut.

Di antara Jack dan Mark sama sekali tidak ada dendam. Orang yang menyinggungnya adalah diriku.

Jadi bisa dibilang masalah ini disebabkan oleh diriku sendiri.

Berfikir sampai disini, aku pun menarik nafas dalam dan berkata pada Cody, "Cody, bantu aku untuk menghubungi Basero atau Suchart. Tanya pada mereka apakah bisa membantuku untuk menyiapkan beberapa barang."

Cody sangat bingung, "Barang apa?"

"Pistol dan pelindung tubuh, lalu dua buah pisau belati dan pistol yang pendek, paling tidak dua buah. Lebih baik lagi jika Glock 17 atau 19, lalu mau klip kartrid sebanyak sepuluh buah. Aku boleh membayar untuk membelinya."

"Kak Roman, kamu mau pergi ke Chiang Rai?"

Seketika raut wajah Cody pun berubah. Aldi pun menoleh kearahku dengan memasang wajah tidak percaya.

"Iya." Aku menganggukkan kepala, "Aku harus pergi, atau tidak Mark akan membunuh Yanglek dan Cayetana."

"Tidak, itu terlalu bahaya."

"Iya, Kak Roman. Hal seperti biarkan kita saja yang lakukan, kamu tidak boleh melakukan ini. Lagipula ini adalah masalah Kak Jack, kamu tidak perlu ikut campur. Jika Kak Jack ada disini, ia juga tidak akan membiarkan kamu pergi kesana."

"Tidak perlu banyak berkata, waktu sudah tersisa dikit. Cepatlah hubungi Basero." Aku melihat jam sekilas, sudah pukul setengah enam.

Menyiapkan barang mungkin membutuhkan waktu yang cukup banyak. Lalu mengendarai mobil ke Chiang Rai paling cepat kira-kira juga membutuhkan dua jam. Tetapi sebelum pukul sepuluh, aku sudah harus bertemu dengan Mark, bisa dibilang waktu benar-benar tersisa sangat dikit.

Cody tidak mengambil teleponnya, melainkan menggelengkan kepalanya dengan keras.

Aku merasa sedikit tidak berdaya, "Lupakan saja, biarkan aku sendiri saja yang menghubungi Jack."

Setelah berkata, aku pun mengeluarkan ponselku dan menemukan nomor telepon Jack.

Tidak lama kemudian panggilan pun tersambung. Dari seberang sana terdengar suara Jack yang selalu tenang, "Roman, Cody dan Aldi sudah memberi tahumu hal itu kan?"

"Sudah dan aku juga mendapat panggilan telepon dari Mark."

Lalu aku memberi tahu isi pembicaraan panggilan antar diriku dengan Mark kepadanya.

Mendengar kata-kataku, Jack pun tetap tertawa dengan tenang, "Pantas, Timothy mana mungkin bisa merampok orang, ternyata dibantu oleh Keluarga Gong."

"Jack, aku membutuhkan sedikit barang. Tolong bantu aku hubungi Suchart untuk menyiapkan dua pistol dan satu pelindung tubuh. Entar aku pergi ambil."

"Kamu mau datang?"

"Iya, jika aku tidak pergi, maka anakmu akan sangat berbahaya."

"Jangan, aku masih bisa mengatasinya. Mark dan aku tidak ada masalah. Ia tidak perlu membunuh anankku demi mengancammu. Apakah ia tidak takut jika aku membunuh satu Keluarga Gong?"

"Jack, kamu tidak tahu bagaimana kepribadian Mark ini. Ia memang orang gila. Dulu demi masalah kecil saja, bahkan ia bisa pergi merampok anak Bruce. Sekarang demi membalas dendam padaku, ia juga bisa bertingkah jahat pada Yanglek dan Cayetana."

"Dan pembalasan dendammu...aku katakan saja seperti ini. Ada kemungkinan besar bahwa ia dan Timothy tidak akan membiarkanmu begitu saja. Tunggu Timothy mendapatkan apa yang ia inginkan, tunggu Mark melumpuhkan kedua kakiku. Mereka tidak akan membiarkanmu pergi dengan hidup dari Chiang Rai."

Jack terdiam, di seberang sana terdengar tenggelam dalam keheningan.

"Jack, sekarang waktunya sudah tersisa sangat sedikit. Cepatlah hubungi Suchart, atau tidak kamu berikan nomor teleponnya kepadaku. Aku sendiri saja yang menghubunginya."

Jack pun tertawa, "Tidak perlu, Roman. Jika kamu datang, mungkin saja akan mati, aku tidak ingin melibatkanmu ke dalam masalah ini. Dan masalah Yanglek dan Cayetana...kamu tenang saja, aku masih ada sekelompok orang diluar sana. Sekarang mereka sedang mencari dimana lokasi tempat dimana Yanglek dan Cayetana berada, jika sudah ditemukan maka kita akan berusaha untuk mengeluarkan mereka."

"Bagaimana jika saat kamu telah menemukannya, mereka telah dibunuh?"

"Itu...ah, aku merasa bersalag kepada mereka dan juga istriku. Tetapi...mungkin ini takdirku dengan mereka."

"Takdir apaan!" Aku sedikit marah, "Orang sepertimu mana mungkin percaya pada hal seperti itu, berapa banyak nyawa yang ada ditanganmu? Kamu yang menciptakan keberadaanmu di dunia ini, atau diciptakan oleh Tuhan?"

"Hehe, apa yang kamu katakan itu benar. Aku tidak boleh menerima nasib begitu saja, tetapi aku juga tidak boleh melibatkanmu."

"Jack, sekarang kamu masih tidak mengerti? Aku lah orang melibatkan Yanglek dan Cayetana mereka ke dalam masalah ini. Jika bukan karena aku yang bersalah pada Mark, jika bukan karena Mark ikut campur dalam masalah ini. Apakah Timothy bisa berhasil merampok orang?"

"Jadi aku perlu melakukan ini, atau tidak aku akan menjalani kehidupanku dengan sangat sengsara, mungkin saja tidak bisa tertidur dengan nyaman. Jika kamu tidak membiarkanku pergi, maka setelah itu aku tidak akan menganggapmu sebagai sahabat lagi."

"Lagipula apakah kamu bisa menghalangiku untuk tidak pergi? Meskipun kamu tidak membiarkan Suchart menyiapkanku barang, aku juga tetap mau pergi. Tanpa senjata pun aku juga harus melakukan ini. Tetapi jika kamu membiarkanku pergi, mungkin saja aku bisa menyelesaikan masalah ini dengan Mark dan mengetahui dimana keberadaan Yanglek dan Cayetana dari mulutnya."

Setelah berkata, seberang sana kembali tenggelama dalam keheningan lagj.

Beberapa saat kemudian, Jack pun dengan tak berdaya menghela nafas lalu tertawa tanpa alasan, "Iya, aku akan menghubungi Suchart untuk menyiapkanmu barang. Selain itu, aku juga akan memanggil beberapa orang untukmu. Orang yang kumiliki diluar sana memiliki kemampuan yang sangat baik dan juga dapat dipercaya. Sampai disana mereka akan mengikuti perintahmu. Jika berhasil menangkap Mark atau orang lain dan mengetahui keberadaan Yanglek mereka itu memang baik. Tetapi jika tidak bisa, maka kamu sendiri juga jangan terlalu memaksa. Pentingkanlah nyawamu terlebih dahulu."

"Baik, sekarang kamu segera menghubunginya saja."

"Oke, aku matikan dulu."

Setelah Jack memutuskan panggilan, aku pun lanjut bersandar di kursi sambil merenung apapun keadaan yang akan muncul dan cara untuk menghadapinya.

Cody dan Aldi menoleh dan melirik sekilas kearahku, lalu saling melihat dengan menggunakan pandangan cemas.

Jelas, mereka telah mendengar hasil dari percakapanku dengan Jack.

Tidak lama kemudian, Jack pun mengirimkanku alamat dan beberapa nomor telepon. Alamatnya adalah tempat Suchart dan beberapa nomor telepon itu adalah cara aku berkontak dengan beberapa bawahan yang ia kenal diluar sana.

Ia bilang ia telah membicarakannya dengan Suchart. Ia sedang menyiapkan barang dan menyuruhku untuk segera pergi mengambilnya.

Terakhir, ia pun memperingatkan lagi. Apapun hal itu harus tetap memprioritaskan nyawa, jangan sampai ceroboh.

Setelah memutuskan panggilan, aku pun menyuruh Aldi untuk segera pergi ke alamat tersebut.

Dua puluh menit kemudian, kita pun sampai di gedung tempat tinggal yang kuno dan melihat Basero di bawah gedung sana.

Setelah memarkirkan mobil, Basero pun segera menyambut kedatangan kita.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu