Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 152 Tempat Bersenang-senang

Deni memandangku dan menggeleng geleng kepalanya, dan berkata, “Roman, kamu boleh berbuat baik, setia dan tidak serakah kepada teman-teman. Tetapi pada saat berbisnis, kamu juga harus tahu bagaimana memperjuangkan kepentingan kamu sendiri. Orang-orang yang tidak suka uang tidak berkualitas untuk berbuat bisnis, dan jika kamu tidak mengerti memperjuangkan keuntungan untuk diri kamu sendiri, itu akan sangat sulit untuk berhasil.”

Aku tersenyum, dan berkata, “Tuan Deni, yang aku mengerti tidak peduli entah itu berbisnis atau berteman, semua harus memiliki prinsip dan bisa menjadi diri sendiri. Tidak peduli sukses atau tidak, yang penting tidak menyesalinya”

Deni lagi menatapku dan kemudian mengangguk dengan penuh pertimbangan, dan berkata, “Roman, bagi aku berjuang untuk mendapatkan keuntungan terbesar adalah jalan menuju kesuksesan. Tetapi apa yang baru kamu katakan, mungkin adalah cara menuju kesuksesan bagi kamu. Aku tidak seharusnya mengubah pemikiran kamu, jika kamu bukan kamu lagi, mungkin kamu tidak akan sukses.”

“Tuan Deni, kamu dapat mengerti saja sudah cukup.”

“Aku mengerti, malah aku juga harus berterima kasih kepada kamu. Jika kamu tidak mengatakan itu, aku masih tidak akan mengerti setiap orang memiliki cara menuju sukses yang berbeda. Jika seperti itu, aku yang di usia ini akan merasa telah hidup sia-sia.”

“Tuan Deni kamu terlalu rendah hati. Oh ya, teman-teman sekelasku sedang minum-minum di bar, sepertinya mereka menonton pertunjukan waria. Apakah Tuan Deni mau ikut duduk sebentar dan minum beberapa gelas?”Aku tidak ingin melanjutkan topik saling menyombongkan diri ini. Jadi aku mengambil inisiatif untuk mengubah topik pembicaraan.

Deni menggelengkan kepalanya, dan tersenyum berkata, “Aku sudah tua, jadi aku tidak akan ikut serta lagi. Pertunjukkan waria terlalu menyilaukan mata, aku khawatir hati aku tidak tahan, kamu dan teman-teman sekelas kamu bersenang-senanglah.”

“Baiklah kalau seperti itu, besok aku akan mengajak Tuan Deni makan bersama.”

“Baiklah, kalau untuk makan-makan tidak apa-apa, aku juga tidak terlalu akrab dengan tempat ini. Nanti kamu bawa aku makan beberapa makanan lezat, selagi gigi aku masih sehat, harus mencoba lebih banyak makanan lokal yang lezat.”

Dengan seperti ini, aku berhasil mengganti topik menjadi makanan lokal Thailand.

Dua puluh menit kemudian, mobil berhenti di pintu bar yang lokasinya lumayan jauh.

Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada Deni. Aku menoleh untuk melihat bar ini, dan tidak mengerti bagaimana Bayu dan Wenny bisa lari ke sini, karena tempat ini bukan daerah kota dan bahkan berada di pinggiran.

Bayu dan lainnya berada di lantai 2, setelah memasuki bar, aku langsung menaiki tangga.

Di lantai dua ada lampu kelap kelip berwarna merah keunguan yang membawa suasana aneh. Udara di dalam juga penuh dengan parfum wanita dan alkohol. Di atas panggung ada beberapa orang menari yang memiliki tubuh memikat tetapi tidak tahu apakah mereka pria atau wanita. Mereka mengenakan baju pelayan yang tipis, dan ada wanita pembawa alkohol yang memakai baju yang sikit berjalan ke sana kemari. Di tengah-tengah musik terdengar suara sukacita laki-laki dan senyuman perempuan, dan suara gelas bersulang.

Tempat ini adalah tempat bahagia, tempat ini merupakan surga bagi pria, dan tempat di mana wanita bisa memanjakan diri mereka.

Di dekat sudut, aku menemukan Bayu dan lainnya, total 9 orang, 5 pria dan 4 wanita. Mereka duduk di geladak besar, sambil berbicara dan minum dengan gembira.

“Hi, Roman, sebelah sini.”

Mata Wenny sangat tajam, dalam sekilas dia bisa melihatku dan melambai padaku. Dia juga mengambil inisiatif untuk berpindah posisi untuk memberikan aku tempat di sebelahnya.

Aku berjalan dengan senyuman dan menyapa Bayu, Wenny dan lainnya, termasuk meminta maaf karena tiba begitu malam baru bisa hadir, dan aku juga tidak sempat menjemput Harry Huang dan satu orang lainnya dari bandara.

“Yo, Bos Roman akhirnya sudah datang, bagaimana bisnisnya? Harry Huang tersenyum dan memberi isyarat selamat datang kepadaku dengan dagunya.

“Maaf aku datang begitu malam, karena aku sudah membuat janji sebelumnya, jadi aku tidak bisa tidak pergi.”

Aku tersenyum sambil berkata, lalu duduk di sebelah Wenny.

Kursi di geladak semuanya adalah sofa, jadi tidak ada ruang di antaranya, di duduki oleh sepuluh orang sepertinya sedikit sempit. Setelah aku duduk, aku sepertinya sangat dekat dengan Wenny.

Samping sama sekali tidak ada ruang untuk bergerak, di dalam keputusasaan, aku hanya bisa meluruskan badan dan tidak membiarkan diri aku terlalu dekat dengan Wenny.

Dia tampaknya tidak peduli, dia bahkan berinisiatif mengambil gelas, menuangkan alkohol dan memberikannya kepada aku.

Dia mengenakan dress berwarna hitam tanpa lengan, kainnya tampak sangat tipis, ketika dia memberikan aku alkohol. Aku tidak bisa menghindari dia tanpa saling berpapasan bahu beberapa kali. Aku bisa merasakan suhu tubuhnya melalui bahunya yang lembut dan baju tipisnya.

“Bos Roman sudah terlambat, harus menghukumnya minum tiga gelas dahulu.” Harry Huang berteriak.

“Ya, kamu sudah terlambat jadi harus menghukum dirimu minum tiga gelas, jangan membuat kita kecewa.”

“Tiga gelas! Tiga gelas.”

Cindy dan satu orang lain lagi juga ikut berteriak.

Aku tersenyum dan berkata, “Baiklah, aku akan menghukum diriku sendiri meminum tiga gelas.”

Sambil berkata, aku mengambil satu gelas bir besar dan meneguknya.

Ini hanya bir, sebelum aku masuk penjara aku sudah berlatih ketahanan alkohol aku, jangan bilang 3 kali lipat, bahkan tiga botol juga tidak termasuk apa-apa.

Setelah selesai satu gelas, Wenny berinisiatif menuang bir sampai penuh dan kemudian menatap aku.

Dengan cepat, 3 gelas sudah selesai. Aku meminta Wenny untuk menuangkan satu gelas lagi, mengangkat gelas dan berkata, “Teman-teman semuanya, setelah lulus bertahun-tahun, ini adalah pertama kalinya aku bisa berkumpul dengan semuanya. Segelas ini aku minum untuk semuanya, berharap kita semua bisa mendapatkan kesuksesan dan kesejahteraan.”

Setelah selesai, aku langsung meminum segelas bir ini.

“Kami dulu sering berkumpul bersama, hanya kamu yang tidak bisa ikut karena kamu di penjara.” Kata Harry Huang dengan gembira.

“Harry Huang, apa yang kamu katakan?” Kata Wenny dengan mengerutkan kening dengan tidak senang.

“Ini adalah kenyataan.”

“Kamu masih berani.” Kata Wenny dengan suara dingin.

Harry Huang menggumamkan mulutnya, tetapi tidak mengatakannya keluar.

Aku tidak ingin menghiraukan personalitas dia, jadi aku tersenyum dengan acuh tak acuh, dan berkata. “Memang benar, aku telah kehilangan kesempatan untuk berkumpul dengan kalian semua. Kali ini saya pasti akan menebusnya, ke depannya kita harus sering berkumpul. Ayok, semuanya bersulang.”

Aku mengangkat 1 botol bir, mengisi gelas aku dan sekali lagi aku mengangkatnya untuk bersulang.

Pada saat ini, seorang pria berambut pirang dan berkulit putih datang dan mengucapkan beberapa kata kepada Wenny dalam bahasa Inggris.

Bahasa Inggris aku sangat tidak bagus, aku hanya bisa mendengar “Kakak, kamu sangat cantik” “Aku traktir kamu minum satu gelas” kata-kata seperti ini.

Walaupun hanya beberapa kalimat ini, aku tahu ada yang tidak benar.

Dahulu aku sering mendengar ada satu kata yang tidak terlalu baik, juga pernah mendengar bahwa orang asing sering datang ke Asia untuk membawa anak perempuan, terutama orang Cina, di dalam bar mereka dapat membawa beberapa wanita.

Juga sering mendengar bahwa, ada beberapa bar tertentu, seorang pria asing berada di depan pacar orang lain menggoda wanita itu, dan mencium wanita itu di depan pacarnya. Tidak peduli bagaimana pacarnya menarik perempuannya, dia tetap tidak bisa menariknya.

Jadi sangat jelas, kami bertemu dengan orang seperti ini.

Termasuk aku di sini jelas-jelas ada 6 pria, tetapi orang asing berambut pirang itu tetap berani datang dan menggoda Wenny.

Nyali anjing ini cukup besar juga.

Apakah dia menganggap aku tidak ada?

Setelah orang asing itu datang menjemput Wenny, meja kami tiba-tiba menjadi diam, dan semua orang diam-diam melihat Wenny dan sampah itu.

Aku tidak menghentikannya, karena aku harus melihat apakah Wenny bisa menolak dia atau tidak.

Jika saja Wenny memang ini pergi dengan orang asing itu, bukankah aku akan dibilang suka mencampuri urusan?

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu