Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 162 Orang yang moralis

Kakiku masih sangat sakit, dan masih tidak ingin bergerak untuk sementara waktu, kemudian aku mengambil pakaian di lemari pakaian, mengeluarkan sebatang rokok dari saku celana dan menyalakannya, kemudian mengambil ponsel untuk membuka wechat.

Ada beberapa pesan yang dikirim oleh Elina di Wechat, pesan pertama adalah belasan menit yang lalu, pada saat itu aku baru saja memasuki ring tinju.

Dan pesan yang terakhir adalah dua menit yang lalu.

Beberapa pesan Elina diwechat, adalah dua pertanyaan yang sama,yaitu : Kamu tidak dalam masalah kan? Apakah sudah pergi dari bar?

Ketika aku hendak membalas pesannya, tiba-tiba ada sebuah panggilan masuk yang muncul di layar ponselku, dan nama kontak yang muncul adalah Elina.

Sepertinya, dia sangat khawatir kepadaku.

Ketika aku mengangkat teleponnya, dan terdengar suara Elina yang cemas : “ Roman, ada apa denganmu? Apakah kamu baik-baik saja? Kenapa tidak membalas wechatku?”

Aku tersenyum : “Direktur Elina, aku tidak apa-apa, tadi aku sedang bertinju dengan orang lain di ring tinju, ponselku disimpan di ruang ganti, dan baru saja melihat wechat.”

“Kamu bertinju dengan orang lain?”

“Iya.”

“Kenapa? Kenapa harus bertinju di ring tinju? Lagi pula kamu bukanlah seorang petinju profesional, apakah kamu tidak tahu itu sangat bahaya?”

“Em......karena aku memiliki konflik dengan orang itu, dan tidak ingin menyelesaikan dengan cara lain, jadi bertinju di atas ring. Tenang saja, aku menang, tidak apa-apa.”

Elina menghela napas dengan pelan, tapi tidak berkata apa-apa.

“Direktur Elina, aku mandi dulu, dan aku akan pergi dari sini ketika sudah berganti pakaian, kemudian pergi makan cemilan malam, apakah kamu ingin keluar? Jika ingin keluar aku akan menyuruh orang untuk menjemputmu.”

Elina merenung sejenak : “Jam berapa sekarang?”

“Belum sampai jam 23.30.”

“Sudah terlalu malam.”

“Baiklah kalau begitu, jika kamu lapar, aku akan bungkuskan untukmu.”

Elina tidak berkata apa-apa lagi.

Setelah terdiam beberapa saat, tiba-tiba dia berkata : “Kamu mintalah seseorang untuk menjemputku, aku akan melihat bagaimana keadaanmu setelah ditinju oleh orang lain.”

“Baiklah, setelah 15menit tunggulah di bawah hotel, aku akan menyuruh Bruce untuk pergi menjemputmu, dan mengemudi mobil Toyota Hiace, yaitu mobil komersial itu.”

“Ehm, sampai jumpa nanti.”

“Sampai jumpa.”

Setelah menutup telepon dari Elina, aku mencari kontak Allen dan meneleponnya.

Ketika waktu berada di lantai dua di bar, aku bertemu Allen, dia terlihat sangat panik, karena sebenarnya aku sudah berpesan dengannya, untuk membantuku membimbing teman sekelasnya, dan sekalian menjaga mereka.

Tapi Bayu dan Wenny datang ke bar milik Sungky, tetapi Allen tidak ikut, sehingga kemudian terjadi begitu banyak hal.

Bruce tidak membawanya masuk ke ruang tinju, dan sekarang seharusnya dia masih menunggu di depan pintu bar.

Setelah teleponnya terhubung, Allen benar-benar sangat panik, dan terus-menerus meminta maaf kepadaku.

Aku memotongnya dengan sedikit tidak sabar, dan berkata masalah ini tidak menyalahkannya, aku akan berbicara dengan Bruce, dan aku menyuruhnya untuk segera pergi menjemput Elina sekarang.

Setelah menutup telepon, aku mengirim nomor Elina kepadanya, kemudian meletakkan ponsel, mengambil handuk dan menyeret kakiku yang sedikit pincang untuk pergi mandi.

Setelah selesai mandi, Basero sudah kembali ke ruang ganti, dia memberitahuku, bahwa Warren tadi ingin memberinya 100.000 bath, untuk mengobati cederaku.

Tapi Basero tidak menerimanya, dan berkata itu adalah permintaanku.

Jadi Warren memegang uang itu, dan menunggu di luar ruang ganti.

Sepertinya, Sungky tidak cedera parah, Warren tahu bahwa bawahanku penuh dengan belas kasihan, jadi dia ingin memberikan sedikit uang agar aku senang, untuk menghindari aku akan mengatakan hal-hal yang buruk tentangnya di depan Suchart.

Setelah aku selesai mengenakan pakaian, dan mengambill barang-barangku, aku berjalan keluar dari ruang ganti ditemani oleh Basero.

Warren berdiri di samping pintu, setelah melihatku keluar, raut wajahnya langsung menunjukkan rasa bersalah dan prihatin : “Tuan Roman, apakah kakimu baik-baik saja?”

Aku tersenyum sambil menggelengkan kepala : “Tidak apa-apa, hanya sedikit masalah kecil saja, masalah sepele.”

“Tuan Roman, kali ini benar-benar minta maaf, aku akan memberi pelajaran kepada Sungky. Ini adalah 100.000 bath, untuk biaya pemeriksaan dan penyembuhan Tuan Roman di rumah sakit, kamu terimalah dulu, setelah cedera Sungky sudah membaik, aku akan menyuruhnya untuk meminta maaf kepada Tuan Roman secara pribadi.”

Sambil mengatakan itu, Warren menyodorkan sebuah kantong plastik di depanku.

Aku tidak mengambilnya, tetapi aku menepuk pundaknya : “ Warren, jika aku menginginkan uang, 100.000 saja tidak akan cukup. Tenang saja, dendamku terhadap anakmu, sudah diselesaikan di atas ring tinju, dan tidak akan mencari masalah lagi dengannya. Untuk di sisi Tuan Suchart......Tuan Basero juga telah mendengar kata-kataku dengan telinganya sendiri, dan dia akan menyampaikan kepada Tuan Suchart.

“Tuan Roman, kamu......”

“Sudahlah, sudah ku katakan, dendamku dengan Sungky sudah diselesaikan di atas ring tinju, simpan saja duitmu.”

Tatapan mata Warren sangat bingung, dan masih memegang kantong plastik itu.

Basero sedikit tidak sanggup untuk melihat, dan berkata dengan tidak sabar : “Warren, Tuan Roman adalah orang yang sangat moralis, dan rekan dari Tuan Suchart dan Tuan Chiang Rai, kamu memberinya uang 100.000 bath apakah untuk menghina moralisnya?”

“Tidak, tidak berani!” Warren menarik kantong plastiknya dengan buru-buru, dan membungkuk dengan hormat kepadaku seperti upacara seremonial, dan berkata : “Terima kasih Tuan Roman, kamu adalah orang yang layak untuk aku kagumi.”

“Ini hanyalah masalah kecil, tidak perlu berlebihan. Sudahlah, aku masih ada masalah lain, aku pergi dulu.”

“Baiklah, aku akan antar Tuan Roman dan Tuan Bagas keluar, aku akan menyambut Tuan Roman datang kapan saja.”

Aku tidak bersuara, dan berpikir di dalam hati tempatmu ini, aku pasti tidak akan datang lagi.

Bayu dan Wenny berdiri tidak jauh di samping, setelah melihatku keluar mereka langsung menyapa, dan bertanya kepadaku dengan khawatir apakah aku baik-baik saja.

Malam ini aku tidak tahu sudah berapa kali aku mengatakan kata tidak apa-apa.

Warren secara pribadi mengantar kami sampai lantai satu, dan mengantar sampai depan pintu bar, setelah melihat kami tidak mempunyai mobil,dia juga inisiatif menawarkan untuk mengantar kami pulang menggunakan mobilnya.

Aku berkata aku ada mobil, dan akan tiba sebentar lagi.

Basero dan dua bawahanku mempunyai mobil, tapi mereka tetap berdiri di sampingku, sepertinya mereka ingin mengantarku kembali ke hotel dengan aman, dan mereka baru dianggap telah menyelesaikan tugas dari Suchart.

Aku memberitahu Basero, aku akan berkeliling sebentar dengan temanku, menyuruhnya dan orangnya untuk pulang terlebih dahulu, dan kami akan jalan-jalan sendiri.

Basero tidak bersedia, tapi aku terus memintanya, dan akhirnya dia mengangguk dan setuju.

Setelah berpamit denganku, mereka menggunakan sebuah mobil Honda di tepi jalan dan pergi.

Dan juga Bruce, setelah aku membujuknya dengan beberapa kata, dia juga ikut bawahannya pergi.

Setelah menunggu beberapa menit, sebuah mobil Toyota Hiace yang familiar berhenti tepat di depan bar.

Pintu mobil terbuka, Allen dan Elina turun dari mobil pada waktu yang bersamaan, dan bertanya bersamaan “Apakah kamu baik-baik saja”, bedanya adalah mereka menggunakan sebutan yang berbeda.

Aku tersenyum getir dan menggelengkan kepala : “Malam ini aku sudah mendengar belasan kali kalimat apakah kamu baik-baik saja, orang yang begitu besar berdiri di sini, menurut kalian aku akan ada masalah apa.”

“Lalu......bagaimana dengan teman sekelasmu?” Allen bertanya dengan hati-hati.

Aku menunjuk beberapa teman sekelas di sampingku : “Kamu hitunglah sendiri, apakah ada yang kurang, atau ada lengan atau kaki yang hilang?”

Allen benar-benar menghitung dengan serius, dan melihat dengan teliti apakah ada yang kehilangan lengan atau kaki.

Setelah beberapa saat, Allen menghela napas lega.

“Sini, izinkan aku untuk memperkenalkan kepada kalian, ini adalah bos aku, direktur pemasaran dari Perusahaan Tekno ZWK, Elina.”

Sambil mengatakan itu, aku memperkenalkan teman sekelas lamaku kepada Elina.

Pada saat ini, aku menyadari bahwa Harry Huang terus menatap wajah Elina, tatapannya itu, tampaknya sangat sulit dibedakan dengan jelas, dan membuatku ingin memukulnya.

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu