Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 169 Tawar Menawar Harga

Hari kedua, aku kembali mengajak mereka pergi ke Kota Tua, Grand Canyon Water Park dan juga beberapa kuil terkenal lainnya, lalu pada pukul 4 atau 5 sore kami melakukan perjalanan pulang ke kota, dan setelah makan malam lebih awal, kemudian aku menyuruh Allen untuk mengantar mereka ke bandara, mereka akan terbang ke Bangkok saat ini.

Meskipun mereka terus mengajakku untuk pergi ke Bangkok bersama, tapi aku menolaknya, karena memang saat ini aku masih memiliki urusan yang harus diselesaikan, tunggu setelah beberapa hari kemudian, barulah aku pergi ke Pulau Phuket dan berkumpul bersama dengan mereka.

Mereka tak lagi memaksa, hanya saja mereka berpesan, kalau aku harus berangkat ke Pulau Phuket dan bertemu bersama di sana.

Aku sungguh tidak sempat untuk mengantar mereka ke bandara, karena waktu perjanjian dengan Deni Tong dan Jack telah tiba, dan lokasinya masih tetap sama dengan yang terakhir kalinya.

Setelah Wenny, Leni dan lainnya telah pergi, tak lama setelah aku menunggu, mobil Deni Tong berhenti di pinggir jalan.

Aku membuka pintu, dan saat ini Deni Tong bertanya dengan tersenyum : “Gengmu sudah pergi?”

“Iya, mereka ke Bangkok.”

“Aku sudah bilang, mereka datang di waktu yang tidak tepat, sampai-sampai kamu tidak bisa menemani mereka.”

“Masih ada lain waktu untuk berkumpul, tapi bisnis tidak pernah menunggu orang.”

Selesai berkata, aku memutar topik dan bertanya : “Tuan Deni, apakah hasilnya bisa keluar malam ini?”

Deni Tong menganggukkan kepala : “Em, aku berharap sih begitu, semua tergantung Jack dan Suchart, apakah mereka loyal atau tidak. Sebenarnya, permintaan yang aku usulkan waktu itu bukan tidak bisa dibicarakan lagi, hanya saja bagaimana cara kita membicarakannya saja.”

“Mereka meminta waktu dua hari, seharusnya mereka tahu bagaimana harus membicarakannya padamu malam ini.”

“Mungkin, oh iya, Roman, jika memberikanmu tambahan dalam bagian pemegang saham dan sebagian menggunakan metode on time, bisakah kamu menerimanya? Dan sebagian ini ada aku dan Jack yang memegang atas nama mereka, dan setelah menjanjikan periode waktu yang disepakati, maka kamu bisa membelinya dengan menggunakan harga yang sudah disepakati. Tentu saja, pada tahap awal mungkin akan memberimu sebagian kepemilikan saham, dan kepemilikan saham hanya mengacu pada bagian lainnya saja.”

Aku segera menjawab : “Tentu saja, Tuan Deni, jika kalian memberiku terlalu banyak, aku akan kewalahan, paling bagus dengan cara seperti ini, tapi bukan tidak boleh terlalu banyak, hanya saja aku takut Suchart nanti keberatan, dan juga aku takut ini mempengaruhi kerja sama kalian.”

“Kalau soal ini kamu tenang saja, aku akan berusaha bersikap adil. Waktu pertemuan terakhir, aku sudah mengetahui batas terendah mereka, dan kembali menyuruh mereka memberi sebagian padamu, walaupun hanya sedikit, mungkin akan sedikit sulit, tapi jika kamu yang meronggoh kocek untuk membelinya dengan harga yang wajar, seharusnya tidak masalah.”

Dalam pembicaran ini, Deni Tong memberitahuku semua informasi pertemuan itu padaku.

Ini jelas bahwa dia menganggapku sebagai teman se-timnya, atau juga bisa dibilang dia cukup mempercayaiku.

Tak lama kemudian, kami telah tiba di tempat tujuan, terlihat Jack, Suchart dan Hacken Su bertiga menyambut kami di pintu klub seperti terakhir kalinya.

Tempat kami makan malam ada di sebuah ruangan suite. Setelah kedua belah pihak duduk, mereka tak lagi membicarakan topik yang menegangkan seperti waktu itu, melainkan mereka mulai membicarakan hal-hal mengenai proyek itu sendiri, hanya saja belum sampai di titik utama kerja sama itu sendiri.

Aku mencari kesempatan untuk mengungkapkan rasa terima kasihku dengan hormat tentang kejadian yang terjadi di Bar milik Sungky.

Dia hanya tersenyum dan mengatakan bahwa ini hal kecil, bahkan dia juga ikut merasa prihatin padaku dengan apa yang aku alami di Chiang Mai.

Tentu saja ini hanya untuk acara-acara tertentu yang bisa mengakibatkan kejadian ini terjadi, dan tidak ada juga yang menganggapnya serius, hanya saja ada beberapa hal yang untuk mempertahankan harga diri saja.

Setelah puas menyantap makan malam, pada suatu kesempatan Jack memandang Deni Tong dengan serius dan berkata : “Tuan Deni, tentang metode kerja sama yang kita bicarakan waktu ini, kami bisa saja menerimanya, tapi, mengenai rasio kontribusi modal dan pengalihan saham itu, setelah kami runding selama dua hari, kami sangat menyesal, kami tidak bisa menerimanya.”

Deni Tong tersenyum kecil dan berkata : “Aku mengerti, bagaimana dengan pendapat Tuan Jack kalau begitu? Dengan metode apa yang menurut kalian lebih masuk akal?”

“Tuan Deni waktu ini pernah berkata, bahwa sumber daya dan pengalaman perusahaan kalian membutuhkan teknologi dan pendanaan tenaga kerja, selain itu kami bertanggung jawab atas itu, tapi kami hanya bisa menerima 10% saja, dan tetap dengan pembagian 49% dan 51% untuk kedua belah pihak. Selain itu……bagian dari Roman, kami sudah memberikan dua poin untuk dia, ini merupakan proporsi yang cukup besar yang bisa kami terima.”

“Tapi kita semua tahu, posisi Roman di dalam proyek ini sangat penting, selain itu dia mungkin akan sedikit kerja lebih keras untuk proyek ke depannya, jadi, seharusnya dia pantas untuk mendapat proporsi yang lebih tinggi dari dua poin itu, aku masih berharap Tuan Deni bisa memberi sedikit bagian untuk dia.”

“Tidak, tidak, tidak.”

Begitu Jack menyampaikan kata-kata ini, Deni Tong segera menggelengkan kepalanya, dan berkata : “Tuan Jack, aku sama sekali tidak keberatan dengan bagian Roman itu, aku memang sudah memberikan sebagian opsi padanya, hanya saja nantinya, aku membicarakan jika nanti kita sudah bekerja sama, kita kembali membahas bagiannya.”

“Tapi, yang Tuan Jack katakan 10% itu…… Maaf, aku juga keberatan dengan ini, dan juga efek dari perusahaan kami lebih dari harga yang ditawarkan, apalagi aku masih harus bertanggung jawab atas pekerjaan, jadi menurut pandangan aku ini tidak adil.”

“Tuan Deni, efek perusahaan itu hanya terjadi di China saja, jika mengatakan soal pekerjaan, sebenarnya kami juga berperan banyak dalam proyek ini, dalam hal izin perlindungan dan juga izin bangunan contohnya, kita bisa membantu perusahaan untuk menghemat biaya dan waktu, bahkan kita bisa menyelesaikan masalah administrasi dan non administrasi.”

“Jika kamu mencari kerja sama dengan perusahaan real estat lainnya, mereka pasti tidak akan bisa memenuhi kedua poin di atas, tapi kami bisa menjamin kedua poin yang diberikan.”

Deni Tong menggelengkan kepala dengan tersenyum, ekspresinya jelas menggambarkan ketidaksetujuan mengenai perkataan Jack.

Dengan beginilah, akhirnya kedua pihak mulai tawar menawar harga, dan aku hanya bertugas menerjemahkan pembicaraan mereka kepada Suchart dan Hacken Su, tapi kebanyakan aku tidak bisa mengimbangi kecepatan percakapan mereka, aku hanya bisa menyampaikan poin-poin penting kepada mereka.

Dalam masalah ini, kedua belah pihak masih tidak ada yang menyerah, setelah melewati proses diskusi yang panjang, Jack terlihat mulai menyerah, dia merentangkan kedua tangannya sambil tersenyum, kemudian kembali berdiskusi kecil dengan Suchart dan Hacken Su.

Menurut mereka, perbedaan antara 10% dan 15% itu sangatlah besar, jika mereka menginvestasikan total 1,5 miliar baht, maka 5% dari itu sekitar 75 juta baht, jika dihitung-hitung sekitar 20 juta RMB atau setara dengan 40 miliar rupiah, ini jelas bukan angka yang kecil.

Aku berpikir, jika pihak lawan yang diajak negosiasi bukan Jack dan Suchart, apakah dia akan nawar menawar seperti ini?

Dulu pada saat masih sales, aku juga sering menjumpai pelanggan yang suka menawar-nawar produk, bisa dibilang ini merupakan makanan sehari-hari, tapi itu hanya komoditas pembeli biasa saja.

Dan negosiasi antara Deni Tong dan Jack serta Suchart ini merupakan kerja sama yang lebih dari 1 miliar baht, meskipun dalam mata uang Thailand tapi juka dihitung ke mata uang mana pun juga bukan nominal yang kecil, seumur hidupku juga masih belum pernah yang namanya bernegosiasi dengan harga fantastis seperti ini, dan ternyata setelah aku melihatnya hari ini, aku merasakan perbedaan dengan yang biasa aku lihat di televisi.

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu