Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 175 Deni

Tapi soal Deni, aku tidak tahu bagaimana cara menolaknya.

Mungkin, dalam dua hari ini, mereka akan memutuskan untuk bekerja sama, dan aku juga harus memutuskan keputusanku.

Setelah memikirkan masalah ini, suasana hatiku menjadi sedikit berat, dan aku sedikit terdiam.

Elina tampaknya melihat aku yang sedang bengong, ketika sampai di BTT, sambil menunggu rekan kerja lainnya masuk, dia memanggilku ke sudut luar kantor yang tidak ada orang.

“Ada apa?” Dia bertanya dengan bingung.

“Tidak apa-apa,” aku menggelengkan kepalaku dengan santai.

"Kamu terlihat seperti sedang mengkhawatirkan sesuatu."

Aku tersenyum, dengan santai membuat alasan dan berkata, "Aku hanya teringat ucapan Karry saat ia datang mencariku."

Ini memang alasan yang masuk akal. Setelah mendengar ini, ekspresi Elina juga tampak sedikit rendah.

"Sudah jangan banyak berpikir, selama kamu mau tinggal, tidak ada yang bisa memaksamu pergi, termasuk Paman Karry dan keluargaku."

Aku mengangguk dan berterimakasih: "Ya, terima kasih, tetapi jika mereka benar-benar menyingkirkanku, siapa yang akan menjadi kandidat untuk menggantikann posisi Manajer umum cabang Thailand? Aku takut kamu tidak sempat menyiapkannya, dan membuat pekerjaanmu menjadi terhambat. "

Elina menggelengkan kepalanya, "Tidak ada yang bisa menyingkirkanmu kecuali mereka juga menyingkirkanku."

Setelah melihat tekad di matanya, aku merasa sedikit bersalah dan tidak berani melanjutkan topik pembicaraan.

"Setelah Aspen dipecat, apakah departemen bisnis internasional mengganti manajer baru?" Aku bertanya sambil mengganti topik.

"Yah, diganti. Diambil dari ketua tim dari Departemen Bisnis Internasional. Karena tujuan utamanya di Asia Tenggara, maka secara khusus aku memilih pemimpin dari tim Asia Tenggara."

"Bukankah tim Asia Tenggara juga akan dipisah dari departemen bisnis dan pindah ke Thailand? Dengan begini, dia juga harus bisa berperan sebagai manajer umum cabang Thailand."

Elina menatapku dan bertanya, "Kamu terus bertanya pertanyaan ini, apakah kamu berencana untuk pergi?"

Aku tidak berani menatapnya langsungnya, jadi aku mengangkat bahu: "Tidak, aku hanya asal bertanya, karena jika aku tidak bisa menetap, aku khawatir rencanamu akan terganggu."

Elina menatapku sejenak dan berkata, "Tenang saja, tidak akan ada masalah pada rencananya, dan juga aku tidak berharap kamu pergi. Mari kita berhenti membicarakan ini dan kembali bekerja."

"baik."

Aku mengangguk padanya, lalu berbalik dan berjalan kembali ke kantor.

Dia seharusnya bisa merasakan isi hatiku dan menebak apa yang sedang kupikirkan, karena dia pintar.

Aku berusaha memfoksukan pikiranku sebisa mungkin, berhenti memikirkan ini dan kembali konsentrasi pada pekerjaan.

Di siang hari, setelah selesai makan siang, aku pergi ke lapangan tembak Bruce, dan berlatih menembak senjata selama satu jam, dan kemudian bergegas kembali ke BTT untuk bekerja.

Malam hari selesai bekerja, aku tidak pulang bersama Elina, aku pergi sendirian ke hotel Deni. Dia memintaku untuk makan bersama malam ini, dia menyuruhku menemuinya di hotel terlebih dahulu.

Dipandu oleh pengawal Deni, ia berjalan ke suite yang luas tempat di mana dia tinggal. Aku melihat ia membawa dokumen di tangannya, dan berbicara dengan asisten wanita di sebelahnya. Meja di depannya penuh denganbanyak file dan berkas-berkas kantor.

Setelah melihatku, dia tidak meletakkan dokumen yang sedang yang pegang, dia hanya menyapaku, mempersilakan ku duduk, dan menyerahkan beberapa dokumen kepadaku, ia mengatakan bahwa ini adalah data dari perusahaan real estat Jack dan Suchart, termasuk apa yang telah mereka lakukan, Proyek, skala, kelompok, untung dan rugi, dll.

Ada juga beberapa laporan analisis dan evaluasi yang belum lengkap, seharusnya dalam dua hari ini akan diberikan langsung oleh orang-orang dari perusahaannya.

Sambil melihat dokumen-dokumen itu, dia dan asisten wanita itu menjelaskan kepadaku, menganalisis, dan lainlain.

Asisten wanitanya bernama Carina. Aku telah bertemu dengannya beberapa kali, dan aku cukup akrab dengannya. Dia adalah wanita biasa, cerdas, cakap, dan memiliki ingatan yang sangat baik. Sebagian besar data dalam dokumen-dokumen itu dapat ia tuliskan semua, bahkan hingga titik desimalnya.

Deni tidak punya banyak waktu untuk memeriksa perusahaan Jack dan Suchart, dan dia hanya bisa melakukan analisis satu sisi, dengan fokus pada manajemen industri pariwisata.

Yang harus dicermati adalah ini, karena dia tidak punya banyak pengalaman di bidang ini, tetapi tim perusahaan Jack dan Suchart punya. Di masa depan, mereka dapat menggunakan tim itu sebagai tim untuk membangun kembali lingkaran bisnis dan tim manajemen pariwisata di perusahaan baru. .

Saat ini, dia tidak lagi peduli dengan 15% itu. Lagipula, Jack dan Suchart juga memiliki sejumlah sumber daya, dan mereka juga dapat menyediakan fasilitas administrasi dan non-administrasi. Tidak banyak perbedaan antara kedua belah pihak.

Saat aku memeriksa data-data tersebut, Deni menunjukkan sikap positif dan harapan yang tinggi. Jika tidak ada halangan, besok malam mereka akan bertemu lagi, dan menandatangani kontrak kerja sama itu.

Di saat yang sama, ia benar-benar menganggap aku sebagai patner, jika tidak, ia tidak akan secara serius menganalisis materi-materi itu untukku, dan sering menanyakan tentang pandangan dan pendapatku.

Kami berada di kamar hotelnya selama hampir satu jam, dan tidak meninggalkan ruangan sampai jam 7, kami baru mencari tempat makan terdekat untuk makan malam.

Deni tidak terlalu peduli, ia tetap bisa duduk dan menikmati makanannya meskipun ia tidak makan di restoran mewah .

Dia bilang padaku sebenarnya dulu dia sangat miskin. 20 tahun yang lalu, ia di phk, dia melakukan segalanya, memungut sampah, menjadi supir, kuli bangunan, dll, dari tukang plester hingga kontraktor, Akhirnya menjadi pemilik real estat, setelah dua puluh tahun, sekarang ia bisa mendapatkan uang yang seumur hidup tidak bisa didapatkan oleh orang biasa.

Dia juga mengalami kesulitan. Setelah menghasilkan banyak uang dalam proyek real estat pertamanya lima belas tahun yang lalu, istrinya menceraikannya karena ... ada wanita di luar sana.

Pada saat itu, dia berusia empat puluhan. Ia seperti serigala, setelah beberapa tahun perceraian wanita disekitarnya satu per satu berubah dan karirnya berkembang, tetapi saat dia tidak lagi kekurangan uang ataupun kekurangan wanita. Di saat itu lah, dia mendapati dirinya semakin kesepian.

Sebelum perceraian, ia memiliki dua anak, keduanya dibesarkan dan tinggal bersama mantan istrinya, meskipun mereka mengenalinya sebagai ayah, namun selama setahun ia hanya bisa bertemu dengan anaknya sekali atau dua kali.

Setelah itu, dia perlahan mulai memahami arti kehidupan sebenarnya, lalu ia menikahi istri yang sekarang, dan memiliki anak, dan mewujudkan kebahagiaan yang belum pernah dia miliki dalam beberapa tahun terakhir, dari keluarga dan kerabat.

Kisah Deni sering terdengar, setelah reformasi ekonomi China, banyak orang menghasilkan banyak uang dari perkembanan ekonomi China yang cepat, dan kemudian mengganti istri mereka dengan seorang gadis muda dan cantik.

Ini mungkin yang biasa dibilang “habis manis sepah dibuang".

Dapat juga dikatakan bahwa semua orang sukses memiliki sisi yang tidak diketahui, baik positif maupun negatif.

Aku tidak menyangka Deni memiliki sisi seperti itu.Dari penampilannya yang biasa, ia tidak terlihat seperti pria kejam yang tega menelantakan istrinya.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu