Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 223 Terima Atau Tidak Terima?

Kini masih belum pukul lima sore, orang yang berada di pasar juga tidak terlalu banyak. Aldi mengendari mobil di depan pasar, dan melihat tidak ada apa pun di dalam pasar.

Aku meminta Cody turun dari mobil, membeli beberapa plastik hitam, sedangkan aku dan Aldi tetap berada di dalam mobil.

Setelah menunggu Aldi balik, aku mengeluarkan lima-belas ikat dollar Amerika di dalam kantong plastik, lalu mengikatnya dan memasang kantong plastik di luarnya lagi. Tidak menampak apa pun jika dilihat dari luar, hanya terlihat bahwa barang tersebut sangat berat.

Aku tidak turun dari mobil dengan terburu-buru, tapi aku meminta Aldi untuk menepikan mobil di tepi jalan, dan menunggu di dalam mobil.

Setelah sekitar sepuluh menit, sebuah mobil terhenti di jalan. Seseorang yang berpostur tubuh gemuk turun dari mobil dan menatap sekeliling.

"Ayo, jangan peduli dengan Carlos setelah turun dari mobil," aku berkata kepada Aldi dan Cody.

"Baiklah," mereka mengangguk kepala secara bersamaan, dan menaruh pistol di saku celana lalu turun dari mobil.

Aku mengambil kantung plastik tersebut dan menuju ke dalam pasar, bahkan menatap Carlos sekilas yang berada di belakang.

Carlos menatap ke arah kami dengan cepat, saat itu juga aku mengangkat kantung plastik hitam tersebut secara perlahan, lalu terus menuju ke dalam pasar.

Saat ini untuk menghindar tidak dilihat oleh orang, bahkan difoto, dan ada orang yang melapor Carlos karena hal tersebut.

Carlos adalah orang pintar, mungkin tahu apa yang harus ia lakukan.

Memasuki pasar, aku jalan menghampiri sebaris kios di dalam pasar, dan memilah manggis Thailand yang terlihat lezat di kios buah-buahan.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, aku melihat Carlos juga menghampiri sebaris kios tersebut, tangannya juga tengah menenteng sebuah kantong plastik hitam, bentuknya sama sepertiku dan terlihat berat.

Aku menaruhkan manggis yang tengah kuambil, lalu menghampirinya dan menatap sekitar.

Sedangkan Aldi dan Cody terlihat lebih profesional, satunya menatap ke arah belakang dan arah kiri. Sedangkan satunya lagi memicingkan kedua mata untuk melihat ke arah kanan dan depan dengan teliti.

"Tidak ada masalah, kak Roman."

"Baiklah."

Saat itu juga, aku menghampiri Carlos.

Bahkan kami tidak saling bersapa, dan langsung melewatinya. Di saat itu juga ia mengambil kantong plastik hitam yang tengah kutenteng, aku pun juga.

"Sungguh senang berkenalan denganmu, pak Roman," Carlos berkata dengan semangat, dan menuju ke kios buah-buahan untuk memilah buah.

Aku tidak membalas, karena dua pihak sudah berjalan jauh.

Orang yang berada di pasar tidak terlalu banyak, posisi kios di sekeliling bisa menutupi gerak-gerik aku dan Carlos saat tengah menuker kantong plastik tersebut.

Dan yang bisa dipastikan adalah, tidak ada yang memperhatikan saat kami menuker barang.

Jika Luke menyuruh bawahannya untuk menguntitku, ia tahu kami telah menuker barang, ia juga tidak bisa merekam apa yang telah terjadi.

Bisa dikatakan, jika Luke ingin melapor Carlos, ia juga tidak bisa menemukan bukti.

Setelah memutar sebaris kios yang lain, aku membuka kantong plastik tersebut, dan melihat ada sesisir pisang. Berwarna kuning terang, terlihat sungguh menggiurkan.

"Aku ingin nangka dan manggis lagi, aku menyukai dua macam buah-buahan tersebut," aku berkata kepada Aldi dan Cody, lalu menghentikan langkahan kakiku di kios buah-buahan.

Dikarenakan alasan iklim, ada berbagai macam buah-buahan di Thailand, dan sepanjang tahun terdiri dari berbagai macam buah-buahan.

Bahkan aku belum pernah mencicipi manggis sebelum mendatangi Thailand, aku hanya pernah mendengarnya. Sebelum aku dipenjara, harga manggis sungguh mahal di Shenghai, bahkan harga manggis bisa dua-belas ribu hingga dua-puluh ribu untuk setengah kilogram. Bahkan aku tidak bisa mencicipinya, apalagi saat diriku dipenjara selama tiga tahun.

Setelah tiba di Thailand, aku dan Elina jalan-jalan untuk pertama kalinya, ia sudah pernah membeli buah ini, tapi ini adalah pertama kali bagiku untuk mencicipi buah tersebut. Setelah diriku mencicipi buah ini, aku mulai menyukai rasa lembut, dan buah yang terasa asam dan manis.

Rasa manis buah tersebut, sungguh sulit bagiku untuk melupakannya.

Lagipula Elina juga sangat menyukainya, bahkan ia memberikan nama 'buah sempurna' kepada buah tersebut. Karena buah daging tersebut terlihat putih, dan bentuk buah juga terlihat sangat bagus.

Jika kaya, itu hanya murni karena alasan harga buah tersebut. Jika impor dari Thailand memang mahal, harga akan lebih murah jika di dalam negeri, mungkin hanya beberapa ribu dalam setengah kilogram.

Aku membeli sekitar sepuluh kilogram nangka, menyuruh Aldi untuk mengambilnya, dan aku membeli lima kilogram manggis, ditambah sesisir pisang yang diberikan oleh Carlos, aku dan Cody masing-masing menenteng satu kantong plastik.

Setelah menenteng buah-buahan dari pasar dan menaruh di dalam mobil, aku dan Aldi serta yang lain balik ke pasar untuk membeli sayur.

Benar, aku membeli udang, kepiting, oktopus, daging kambing, dan berbagai macam daging.

Karena hari ini adalah hari yang penuh dengan berkah, kita harus merayakannya.

Tentunya aku tidak akan makan malam dengan Aldi dan Cody, akan terasa canggung jika makan malam bersama dua pria, lagipula kami tidak akan bisa menghabiskan makanan sebanyak ini.

Aku akan menuju bar milik Bruce, ia memiliki dapur di dalam bar miliknya, tentunya ia mempunyai koki untuk membantu masak makanan, kami akan minum minuman keras sembari menunggu.

Setelah memasuki bahan makanan di bagasi, dan masuk ke dalam mobil, diriku menatap tas sekilas, dollar Amerika masih berada di dalam tas tersebut.

"Aldi, Cody, aku tidak akan memberi banyak kepada kalian. Aku akan memberi kalian masing-masing empat-puluh juta, ambil lah."

Tangan kanan kiriku mengambil dua ikat uang, dan memberi kepada Aldi dan Cody yang berada di depan.

Cody mengayunkan tangannya dengan terburu-buru: "Kita tidak bisa menerimanya, kak Roman. Kamu menyimpan saja uang tersebut."

"Benar," Aldi juga membalasnya, "Tidak perlu memberikannya kepada kami, kak Roman. Aku sudah mengatakan kak Jack memberi gaji kepada kami lagi, lagipula akan mendapatkan bonus jika melaksanakan tugas. Kami tidak kekurangan uang, lebih baik kamu menyimpan saja uang tersebut."

"Bawel, aku menyuruh kalian terima ya terima saja, jangan basa-basi. Tidak perlu khawatir, aku sudah memberitahu kepada Jack. Ia mengatakan aku bebas melakukan apa pun, kalian boleh menerimanya, ia tidak akan menghukumi kalian."

"Benar-benar tidak perlu, kak Roman."

"Terima atau tidak terima?"

"Ini...."

"Malam ini balik ke Jack saja jika kalian tidak ingin menerimanya, tidak perlu mengikutiku lagi."

"Itu bukan maksud kami, Kak Roman. Kami.... haih...." Cody menghela napas, lalu saling bertatapan dengan Aldi.

Mereka mengangguk kepala dengan cepat, lalu dengan waktu yang sama mereka mengambil satu ikat uang.

"Jika seperti itu, kami akan mengambil dua-puluh juta saja. Terima kasih, kak Roman."

"Tidak apa-apa, ambil saja empat-puluh juta."

"Tidak boleh, kak Roman. Kami tidak akan menerimanya meskipun dihantam hingga mati."

"Bawel..."

"Kita mengerti, kak Roman. Kita harus mempunyai kesadaran karena menjadi bawahan orang lain, hidup jujur akan membuat kita hidup lebih lama. Oleh karena itu, lebih baik kak Roman menyimpan saja sisa uang tersebut."

Aku tidak memaksa lagi saat mendengar apa yang telah dikatakan oleh Cody, diriku hanya bisa menghela napas, lalu menyimpan sisa uang tersebut.

Apa yang telah dikatakan oleh Cody memang benar, kita harus mempunyai kesadaran menjadi bawahan orang lain. Dalam lubuk hati harus tahu uang yang harus diterima dan tidak diterima, dan harus menerima banyak atau dikit.

Mereka sungguh profesional, bahkan sungguh profesional sekali pun menjadi bawahan orang lain.

Setelah menyimpan uang tersebut, aku menghubungi Bruce. Setelah mengetahui keberadaan mereka di bar, aku pun langsung menyuruh Aldi menuju ke tempat tersebut.

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu