Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 171 Negosiasi

Tetapi dia tidak memilih, dia hanya tersenyum dan bertanya : “Tuan Jack, aku ingin bertanya, dibandingkan meminta kalian untuk bekerja sama , sumber daya dan bantuan seperti apa yang dapat diberikan oleh perusahaanmu dengan Tuan Suchart untukku atau untuk perusahaan beserta proyek kami?”

Jack tampaknya telah mempersiapkan diri atas pertanyaan ini sejak lama, dia menjawab tanpa ragu sedikitpun : “Kamu dapat membangun tim inti, kelompok menengah ke bawah dapat memindahkan orang-orang dari perusahaan kami, selain itu, kami dapat membantumu membangun tim manajemen properti yang berpengalaman, perusahaan real estat di Thailand umumnya melakukan manajemen properti pada periode selanjutnya.”

“Yang paling penting adalah, dengan adanya tim manajemen properti yang berpengalaman, kita dapat mengerjakan proyek real estat lainnya, misalnya kawasan bisnis, atau industri pariwisata, seperti yang kita ketahui, industri pariwisata Thailand selalu meledak, sedangkan perusahaan yang kami peroleh sebelumnya, dulunya bergerak di industri pariwisata.”

Deni Tong menanggapinya tanpa terburu-buru, dia mengernyitkan keningnya dan merenung.

Setelah beberapa saat, Deni Tong bertanya: “Tuan Jack, apakah Tuan Hacken Su ada memegang saham di perusahaan itu?”

“Tidak ada, termasuk yang dipegang atas nama orang lain juga tidak ada.”

Aku tidak menerjemahkan jawaban Jack yang ini kepada Suchart dan Hacken.

Deni Tong menganggukkan kepalanya dan berkata: “Tuan Jack, aku masih harus memikirkannya lagi, misalnya melakukan inspeksi dan evaluasi kepada perusahaanmu dengan Tuan Suchart, kalau boleh, bisakah kamu memberikan beberapa data yang diperlukan? Misalnya data tim yang kamu bicarakan, kisah sukses, proyek bisnis yang ada, dll.

“Tentu saja boleh, kami sudah menyiapkan semua data ini, mohon tunggu sebentar.”

Sembari berkata, Jack bangkit berdiri dan berjalan menuju ke samping sebuah meja, membawakan sebuah kotak kecil dari atas meja.

“Deni Tong, semua data ada di dalam sini.” Dia berkata sembari meletakkan kotak itu di samping Deni.

“Kelihatannya Tuan Jack sudah mempersiapkannya dari awal.” Deni Tong menggelengkan kepalanya dan tersenyum tanpa alasan.

“Tentu saja, kami dengan tulus ingin bekerja sama denganmu, tentu saja persiapan harus memadai.”

“Termasuk menutupi kebenaran untuk melampaui batasanku sebelumnya.” Deni Tong bertanya sambil tersenyum.

Jack tersenyum tulus : “Kamu bercanda.”

“Baiklah, kalau begitu aku akan bawa pulang dan melihat-lihat, aku akan memberikan jawaban untuk kalian paling cepat dua hari. Tetapi sebelum itu, mari kita rundingkan satu permasalahan yang lain, tentang saham Roman.”

Raut wajah Jack sedikit kesulitan : “Deni Tong, aku tidak akan menutupinya darimu, sebelumnya kami sudah berbicara dengan Roman bahwa saham 2% sudah menjadi batas maksimum yang bisa aku dan Tuan Suchart berikan.”

Mendengar ini, aku yang sedari tadi berbisik untuk menerjemahkan kepada Suchart dengan buru-buru aku berkata : “Benar, sebelumnya Jack dan Tuan Suchart sudah bicara padaku, aku sangat puas dengan rasio 2 poin ini, dan aku sangat berterima kasih kepada mereka, termasuk Deni Tong, terima kasih telah berjuang mendapatkan lebih banyak untukku.”

Deni Tong tidak merespon perkataanku, dia hanya menggelengkan kepalanya kepada Jack : “Tuan Jack, aku tidak meminta kalian untuk menjual lebih banyak saham kepada Roman di awal kerja sama, bisa dalam bentuk opsi dengan harga yang disepakati dalam perjanjian, dalam jangka waktu tertentu, dia dapat membeli sebagian dari saham kalian dengan harga yang disepakati, harganya bisa sama dengan rasio investasi di awal kerjasama, dan rasio saham bisa 1%.”

“Untuk menunjukkan ketulusan kepada mitra Roman dan prinsip keadilan kepada tuan Jack beserta Tuan Suchart, aku juga akan menjual satu poin saham kepada Roman di awal kerjasama, yang lain masih akan seperti kalian, menyimpan satu poin saham lainnya untuk dia dalam bentuk opsi, pada saat itu, dia juga sama dapat membeli satu poin saham dariku sesuai dengan jumlah dana dari rasio investasi.”

“Selain itu, dia hanya menikmati dividen yang sesuai dengan saham, dan dia hanya dapat menikmati dividen ini setelah membeli opsi saham.”

Jack tidak berbicara, melainkan mengerutkan keningnya dan merenung.

Aku pun menerjemahkan kata-kata Deni Tong dengan perasaan canggung kepada Suchart, dan Suchart juga melakukan hal yang sama mengerutkan keningnya dan merenung.

Deni Tong tidak mengganggu mereka, dia hanya menuangkan secangkir teh yang baru saja dibawa oleh pelayan.

Di waktu perjalanan ke sini, Deni Tong sudah menyebutkan opsi itu kepadaku, saat itu aku berpikir lumayan bagus apabila masing-masing dari mereka menyimpan satu poin untukku.

Lagi pula aku telah mendapatkan 2% dari saham di awal kerjasama, jika nantinya aku bisa mendapatkan 2% lebih banyak, maka aku akan mendapatkan 4%. Jika sebuah proyek menghasilkan 200 miliar rupiah dan membayar dividen, maka akan dibagi menjadi 8 juta rupiah.

Laba 200 miliar pada proyek sebenarnya sangat kecil, ratusan suite sudah bisa didapatkan.

Aku tidak menyangka bahwa Deni Tong akan memberiku satu poin lagi pada awal kerjasama ini, dengan begini, jika ditambahkan dengan sebelumnya sudah ada tiga poin, sama-sama banyak.

Tentu saja, aku tidak akan menolaknya, karena telah menolak berkali-kali, maka akan menjadi canggung apabila menolak lagi.

Setelah memberiku satu poin, Deni Tong hanya tersisa 48%, aku memegang tiga poin, Jack, Suchart, dan Hacken Su bertiga memegang 49% sisanya, lebih tinggi dari Deni Tong.

Tapi Deni Tong masih merupakan pemegang saham terbesar, karena Jack dan Suchart masih harus berbagi beberapa saham lainnya dengan Hacken Su, yang terakhir pasti akan mendapatkan rasio yang lebih tinggi dariku.

Jika itu adalah 5%, maka perusahaan Jack dan Suchart hanya memegang 44%, rasionya masih lebih rendah dari Deni Tong.

Sejak Deni Tong memperjuangkan lebih banyak saham untukku, dia lebih cenderung menarikku yang sebagai perantara, bisa dikatakan bahwa dia ingin membuatku sebisa mungkin untuk menjaga keseimbangan.

Setelah hening beberapa saat, akhirnya Jack dan Suchart berbisik dalam bahasa Thailand.

Setelah beberapa saat berlalu, Jack baru membalikkan badannya menghadap Deni Tong lalu menganggukkan kepalanya dan berkata : “Tuan Deni, mengenai rasio kepemilikan saham Roman, kami setuju dengan rencana yang kamu usulkan barusan, pada awal pendiriannya, kamu akan memberikan satu poin saham kepadanya dulu, lalu kami akan menyimpan satu poin untuknya, pada saat itu, biarkan dia membeli bagian saham ini dengan harga rasio investasi.”

Deni Tong juga menganggukkan kepalanya : “Kalau begitu masalah ini telah diselesaikan, mengenai masalah kerjasama, harap beri aku waktu dua hari, tiba saatnya aku akan memberi jawaban pasti kepada kalian.”

“Baiklah.”

Perundingan berakhir di sini, Jack berinisiatif mengalihkan topik pembicaraan menjadi pembicaraan yang tidak ada kaitan dengan urusannya, dia tidak lagi merundingkan masalah kerja sama maupun masalah saham.

Samar-samar aku merasa bahwa jika semuanya berjalan dengan lancar, Deni Tong akan menyetujui kerja sama ini dua hari kemudian, karena aku bisa melihat dia terkesan.

Yang membuatnya terkesan adalah proyek pariwisata yang dikatakan Jack.

Sejauh pemahamanku, sebelumnya perusahaan Deni Tong tidak mengoperasikan kawasan bisnis dan industri pariwisata, dia hanya melakukan penjualan setelah pengembangan perusahaan, tidak peduli industri apa yang dikembangkannya akan langsung dijual, tidak ada pengoperasian tersendiri.

Lagi pula, tanah yang dapat digunakan sebagai kawasan bisnis di negara sendiri sangat mahal, perusahaan real estat tanpa kekuatan yang absolut tidak akan berani melakukannya, dan tidak akan mampu berdiri sendiri.

Mengenai proyek pariwisata, pemandangan di kota wisata terkenal tidak bisa dilakukan oleh orang biasa, pekerjaan seperti itu tidak bisa dilakukan hanya dengan uang.

sedangkan jika mengerjakannya di tempat-tempat yang tidak terkenal, maka tidak akan menghasilkan beberapa uang, bahkan dapat mengalami kerugian parah.

Setelah mengesampingkan masalah investasi dan saham, Deni Tong dan Jack merundingkan pertentangan lain yang tidak besar yang mungkin akan timbul, mereka merundingnya sampai sekitar jam 9 barulah kedua pihak mengakhiri perundingan.

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu