Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 173 Seperti dua orang yang sama

"Tapi, aku tidak bisa menganggapnya enteng, ini sudah direncanakan. Aku sudah melakukan persiapan, tunggu sampai ia memulai perang, dan darah mengering, maka semuanya akan tenang."

Nada suaranya tenang, wajahnya tenang, dan mungkin hatinya juga tenang.

Aku tidak menjawabnya, hanya melihat lampu jalan yang redup di luar jendela mobil.

Jack mungkin tidak ingin melihat situasi seperti ini, tetapi dia tidak punya pilihan, dan dia sudah mempersiapkannya, jadi dia tampak sangat tenang.

Setelah hening sejenak, ia melanjutkan: "Kamu tenang saja, jika benar terjadi perang pun, aku tidak akan membiarkan masalah ini sampai melibatkan kerja sama dengan Deni. Sampai waktunya, aku akan kembali ke Chiang Rai dan berhenti bertanya tentang proyek itu. Proyek ini akan kuberikan padamu dan Suchart.”

"Timothy tidak akan menjangkau Chiang Mai. Bagaimanapun, disini adalah wilayah kekuasaan Suchart. Suchart dan Hacken juga memiliki saham di proyek ini. Dia tidak akan berani sembarangan datang.”

"Karena beberapa aturan bisnis dan aturan Kota Janepo, tidak mudah untuk Suchart dan Hacken mengungkap wajah aslinya. Tidak elok jika kamu membantuku terang-terangan. Kamu hanya bisa membantu ku sedikit secara diam-diam, namun jika dia datang ke Chiang mai, dan wajah sebenarnya terungkap oleh Suchart dan Hacken tidak akan ada untung baginya, ia hanya akan kalah telak.

"Jadi, bisnis keluargaku tidak ada hubungannya sama sekali dengan kerja sama proyek ini. Jika Deni bertanya, kamu bisa mengatakan yang sebenarnya padanya."

Aku mengangguk: "Baik, ia seharusnya tidak bertanya tentang hal-hal seperti itu."

“Ohya, Roman, bisakah aku memintamu satu hal?” Tiba-tiba dia menatapku dengan sangat serius.

"Jangan sungkan, selama aku bisa membantu aku akan membantumu."

Dia mengangguk dan tersenyum, lalu dengan sungguh-sungguh berkata: "Jika Timothy benar-benar memulai perang, aku ingin mengirim anakku kembali untuk sementara waktu, dapatkah kamu membantuku membawa mereka pulang dan menjaga mereka? Kamu tahu, hanya kamu teman ku satu-satunya disini.

"Tenang, tidak akan terjadi apa-apa. Aku hanya takut itu terjadi, jadi aku tinggal sebentar disini dan menunggu masalah ini selesai baru kembali ."

Aku mengerutkan kening dan menatapnya. Setelah beberapa saat, aku mengangguk dengan serius, "Tenang, aku akan menjaga mereka."

"Baguslah kalau begitu."

Jack menepuk pundakku dan berterima kasih.

"Roman, ada satu hal lagi. Aku telah mentransfer sejumlah dana ke dalam negeri. Jika terjadi sesuatu yang tidak terduga padaku, aset di Thailand ini pasti tidak bisa diselamatkan, tetapi asset dalam negeri, bisakah kamu membantuku mengurus nya? Tunggu anakku tumbuh dewasa, baru bagikan pada mereka. Tentu saja, aku pasti akan memberi mu komisi,..."

“Omong kosong apa itu?” Aku tidak bisa menahannya, dan berkata dengan marah, “Jangan sembarangan bicara, apakah kamu pikir kamu tidak dapat melampaui Timothy? Bahkan jika kamu tidak bisa melampauinya, bagaimanapun kamu harus tetap bertahan hidup, ingat?"

Jack tersenyum: "Baiklah, tenang saja, aku sangat takut mati, ini hanya untuk berjaga-jaga."

Dia benar-benar sangat takut akan kematian. Ketika dia berada di penjara, dia selalu bersembunyi di belakang orangnya, dan dia tidak pernah berinisiatif untuk maju kedepan.

Takut mati adalah sesuatu yang baik. Orang yang tidak takut mati seringkali mati lebih awal.

Aku juga tidak ingin mengurus bisnis Jack, apalagi membesarkan anak-anaknya.

Terlebih lagi, ia memiliki begitu banyak anak, dan membayangkan memiliki anak di usia seperti ini hanya membuatku sakit kepala.

Tetapi jika hari itu benar terjadi, tentu saja, aku tidak akan meninggalkan anak-anaknya sendirian.

Karena dia benar-benar menganggapku sebagai teman.

Mampu memberi tahuku tentang keinginannya untuk berpisah, menyuruh ku untuk merawat anak-anaknya dan mengelola dananya, itu sudah cukup menunjukkan bahwa ia sangat mempercayai ku.

Kami tidak lagi membahas Timothy dan hanya mengobrol tentang hal lain sampai mobil memasuki kota dan berhenti di pintu hotel tempatku menginap.

Sampai di kamar hotel, aku mandi dan meletakkan ponselku di tempat tidur.

Sudah beberapa jam sejak Wenny dan yang lainnya naik pesawat. Ketika berada di clubhouse dengan Jack, aku menerima telepon dari Bruce, mengatakan bahwa mereka telah tiba di Bangkok, dan sedang mengantar mereka ke hotel.

Baru saja membuka WeChat, aku melihat pesan dari Elina, bertanya apakah Wenny dan yang lainnya telah pergi, dan bertanya apakah aku pergi bersama mereka.

Aku membalas pesannya dan mengatakan bahwa aku tidak pergi. Aku akan pergi bekerja seperti biasa besok, dan kemudian mengirim pesan wechat di group teman sekelas, bertanya pada Wenny apakah perjalanan mereka lancar, apakah mereka terbiasa, dan lain-lain.

Elina belum tidur, dan dengan cepat membalas pesan itu.

Kami membahas tentang Wenny, dan aku baru menyadari bahwa keluarga Wenny memiliki grup finansial dan sangat kaya, mereka berinvestasi miliyaran pada suatu proyek tanpa ragu.

Ini sedikit mengejutkan aku. Dulu, dia terlihat pendiam. Selain penampilannya yang cantik dan perilakunya yang baik, tidak ada lagi yang terlihat spesial darinya, ia sangat rendah hati.

Faktanya, dia masih sangat rendah hati sampai sekarang. Bahkan, ia tidak memakai baju-baju bermerek. Dibandingkan dengan baju dan tas yang Cindy pakai, dia terlihat biasa-biasa saja.

Tentu saja, penampilannya sangat berwibawa.

Selama mengobrol dengan Elina, aku juga baru tahu bahwa keluarga Elina dan keluarga Wenny memiliki hubungan yang baik. Para tetua mereka berteman, dan keduanya juga pernah bekerja sama dalam bisnis. Contohnya proyek keluarga Bai sekarang juga melibatkan keluarga Wen dalam industri.

Hanya saja Elina jarang berpartisipasi dalam bisnis keluarganya, ia hanya menggunakan energinya di Perusahaan Tekno ZWK, dan jarang mengikuti kegiatan sosial keluarga atau dengan para kalangan atas, dia hanya memiliki satu kontak dengan Perusahaan Tekno ZWK.

Tetapi setelah pertemuan mereka di Thailand kali ini, mereka mengobrol dengan baik dan juga saling bertukar WeChat. Sekarang Elina sedang mengobrol denganku, dan di saat yang sama ia juga mengobrol dengan Wenny.

Mereka telah membuat janji. Setelah pulang, mereka pergi berbelanja bersama untuk membeli pakaian dan nongkrong di tempat kafe ...

Mereka sangat mirip, keduanya sama-sama menakjubkan.

Dalam hal penampilan, kupikir Elina sedikit lebih baik. Dulu aku membenci kedinginan dan kesombongannya saat bekerja, tapi sekarang aku merasa ketika dia mengenakan rok kerja dengan garis-garis yang indah, tampaknya ada rasa khusus.

Wenny, dia memiliki temperamen manis dan sopan, dan nampak seperti dua orang yang berbeda.

Aku tahu alasan mengapa mereka bisa mengobrol, itu bukan karena mereka sangat mirip, tetapi karena keingintahuan Wenny.

Itu sudah bisa dilihat. Dia menyukaiku dan tahu bahwa aku memiliki hubungan yang ambigu dengan Elina, jadi dia akan dengan sengaja mendekati Elina dan ingin tahu tentang hubungan dan perasaan kami.

Pagi berikutnya, ketika aku keluar, aku baru saja berjalan dan bertemu Elina di koridor.

Seperti biasa, ia mengenakan rok kerja dengan motif garis-garis yang indah, warna hitam dan putih membuat perpaduan warna yang indah, sederhana dan rapi tetapi selalu membuatnya terlihat lebih menarik.

Aku tidak tahu harus mulai dari mana, aku suka pakaiannya, sepertinya itu bisa mencerminkan kecantikan dan temperamennya.

Novel Terkait

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu