Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 261 Bajingan

"Apakah Suchart tidak berkata apapun pada mu?"

Akhirnya aku tidak bisa menahan diri, mengucap keluar keraguan dalam hati.

Bruce tertawa haha berkata, "kali ini berkat kamu, tuan Suchart memutuskan membiarkan aku mewakilinya melakukan sesuatu."

Sebentar saja aku sudah mengerti maksudnya, sebelumnya Bruce menggantikan Suchart melakukan sesuatu, tapi waktu itu seperti tidak mengenali namanya, artinya, dia tahu Suchart itu siapa, tapi Suchart sama sekali tidak mengetahui dia itu siapa.

Berbeda dengan sekarang, maksud dari perkataan Suchart tadi, adalah Bruce memang telah menjadi bawahan Suchart yang memimpin sebuah geng kecil.

"Tapi tuan Suchart bilang, agar sementara waktu ini aku mengikutimu dulu."

Sambil berkata Bruce tertawa, aku juga ikut senang, apalagi Suchart memiliki kekuatan yang sangat luas sampai dunia hitam, Bruce bisa menjadi bagian darinya, maka kehidupan dia ke depannya setidaknya akan lebih baik dari sekarang.

Namun aku tidak punya alasan untuk memikirkan lebih banyak lagi para pekerja lainnya , Bruce sangat beruntung bisa mendapatkan perhatian yang baik dari Suchart, tapi orang lain, meskipun telah bergaul sepanjang hidup, belum tentu ada yang memperhatikan, hanya kesepian menunggu kematian.

Tak heran bahkan orang selevel Jack ini juga berpikir ingin melakukan segala cara beralih ke jalan yang benar.

Setelah mengobrol beberapa saat, Bruce dengan senang meninggalkan kamar pasien, dan juga mengatakan setelah aku sembuh ingin pergi minum arak bersama, dia yang bayar, aku tidak menghilangkan minatnya, dengan senang hati menyetujuinya, apalagi tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi nantinya, dan belum tentu ada kesempatan ini.

Ketika Bruce telah pergi, ada satu orang lagi dari luar berjalan masuk, aku merasa sangat tertekan, meskipun banyak yang datang mengunjungi ku, tapi aku masih seorang pasien.

Yang datang adalah Dwayne, Roga dan Stefan, mereka tidak berkata apa-apa, hanya Roga menyuruhku untuk tidak usah khawatir, dan dia merasa tidak melindungiku dengan baik itu adalah kelalaiannya, aku hanya tertawa haha, untuk mengurangi rasa penyesalan mereka.

Beberapa permasalahan ini tidak penting benar atau salah, aku yang terlalu bersikeras untuk kembali mencari Dwayne, jadi ini bukan sepenuhnya salah Roga.

Dwayne juga menghiburku, sama seperti Bruce, mengajak ku minum bir bersama setelah aku sembuh nanti, jadi aku dengan terpaksa menyetujuinya.

……

Hari berikutnya yang datang menjenguk ku menjadi lebih sedikit, aku merasa sangat bebas, luka ku sembuh dengan cepat, bukan hanya dokter, bahkan orang yang di utus Bruce untuk menjagaku juga merasa sangat ajaib.

Secara logika, bagian perut ku yang mengalami luka tembus yang parah, butuh waktu sekitar setengah bulan untuk sembuh kembali, sedangkan aku dalam satu minggu sudah bisa turun dari ranjang.

Mungkin luka yang ku alami hanya kelihatan parah di bagian luar, tapi sesungguhnya tidak melukai organ-organ penting dalam tubuhku.

Elina sudah beberapa kali datang menjengukku, termasuk hari ini,

sebelumnya dia beralasan perusahaan di Chiang Mai sementara ada masalah, jadi dia mengambil cuti satu minggu, dan ini hari terakhir cutinya.

Elina mengetuk pintu dan masuk, sementara orang yang menjagaku dengan kesadaran sendiri, berjalan keluar.

Jangan bertanya kenapa aku bisa mengetahui kalau yang datang adalah Elina, karena selain dia, yang datang menjenguk ku semua adalah para pria kasar, menekan bel dengan tidak sabaran, hanya Elina, yang akan menekan bel dengan pelan, kemudian menunggu beberapa saat baru menekan bel lagi.

Elina berjalan kemari, wajahnya kelihatan sangat lelah, aku bertanya, "apa yang terjadi direktur Elina?"

Elina memaksa diri untuk tersenyum lalu berkata, "tidak ada apa-apa."

Aku tahu dia punya masalah, tapi jika dia tidak bersedia mengatakannya, siapapun jangan berharap untuk mendapatkan informasi darinya.

"Hari ini kamu sudah akan pulang, kenapa malah berwajah murung?"

Aku berkata sambil melihatnya.

Elina masih seperti dulu mengenakan seragam yang sering dikenakannya, belum sempat dia menjawab, aku sudah tidak sabar bertanya lagi, "direktur Elina, bukankah kamu sangat suka memakai seragam kantor?"

Elina mempelototiku, lalu berkata, "aku suka memakai baju yang bagaimana apa hubungannya denganmu."

"Kamu sekarang duduk di depan ku, semua pandanganku tertuju pada mu, bagaimana bilang ini tidak ada hubungan denganku?"

Sambil berdalih, aku masih tidak bisa menahan diri sambil melihat ke arah lekukan dadanya, meskipun seragam yang dikenakannya menutup dadanya dengan rapat, tapi pemandangan dari dalam kerah bajunya sesekali membuat hati ku bergejolak.

"Dasar cabul. "

Muka Elina sedikit memerah, dia memakiku, aku terdiam, sehingga kamar pasien yang berkualitas tinggi sebesar ini menjadi sunyi senyap.

"Roman, ada satu hal yang harus aku katakan padamu.

Elina menegakkan wajahnya, matanya menatapi ku, dan mulai berbicara memecahkan keheningan.

"Masalah apa?"

Aku tertawa, "tidak untuk memecatku kan? aku sudah bukan orang Perusahaan Tekno ZWK."

Aku juga tidak mengerti kenapa, tiba-tiba bisa berkata demikian, mungkin karena aku sangat berharap Elina bisa mewakili ku berbicara, agar aku dapat bekerja kembali ke Perusahaan Tekno ZWK, dengan begitu setidaknya aku ada waktu untuk bersama dia lagi.

Selama ini hanya terus bersaing dengan Keluarga Gong dan Timothy, hampir setiap saat berada dalam keadaan berbahaya, kehidupan yang mengancam nyawa ini sangat melelahkan, aku sudah bosan menjalaninya.

"Roman, pembicaraan selanjutnya, aku ingin kamu mendengarkannya dengan serius, dan jelas, mengerti?"

Elina tidak menanggapi lelucon ku, tetapi dia sangat serius, menatap mataku dan berbicara.

Aku terpengaruh oleh ekspresi serius yang tidak biasanya ini, dan berkata, "baik, bicaralah."

"Apakah kamu yang memotong tangan dan kaki Luke?"

Tanya Elina.

"......iya."

Aku ragu sejenak, lalu akhirnya menjawab juga.

Mengetahui rekaman bisa menjadi bukti tidak langsung, dan digunakan sebagai gugatan, saat ini juga aku mengaku di hadapan Elina, dengan kata lain bertambah lagi satu resiko, meskipun sekarang aku berada di Thailand, Keluarga Gong tidak bisa menangkapku, tapi seperti yang sering dikatakan oleh Deni Tong, kemanapun kita pergi, pasti akan kembali ke negara asal juga.

Kali ini Mark, Clay dan Luke mereka bertiga telah dijemput pulang ke negaranya, malam itu juga di antar ke rumah sakit ibukota untuk melakukan pengobatan, tapi sayangnya terlambat satu langkah, Luke hanya bisa melewati sisa kehidupannya di kursi roda. Keluarga Gong sangat marah sekali, ibu mereka mengancam, begitu Roman kembali ke negaranya, Keluarga Gong akan menyingkirkannya dengan cara apapun.

Elina menarik nafas dalam-dalam, kedua tangannya memegang tangan kanan ku, memberi ku rasa kehangatan.

"Oh, begitu rupanya? aku sudah mengerti."

Aku berkata seolah-olah tidak terjadi sesuatu, di saat yang sama jari tangan kanan ku diam-diam menyentuh telapak tangan Elina.

"Roman, bisakah kamu lebih serius sedikit? "

Wajah Elina memerah, dia mundur selangkah dan melepaskan genggaman tangannya, "kamu masih belum menyadari betapa gawatnya masalah ini."

Melihat aku bersikap acuh tak acuh, Elina melanjutkan pembicaraannya, "kamu harus tahu, keluarga ku tidak berhasil berdamai dengan Keluarga Gong. Roman, percaya padaku, kali ini Keluarga Gong benar-benar sangat marah, tidak peduli kemanapun, kamu harus berhati-hati."

"Mengapa keluarga mu bisa pergi ke Keluarga Gong untuk membahas tentang masalahku?"

Aku bertanya.

"Aku yang menyuruh mereka pergi."

"Direktur Elina, pernahkah kamu berpikir, dendam antara aku dan Keluarga Gong dari dulu sudah tidak bisa diselesaikan, mereka sangat berharap musuh mengalami kemalangan dan kematian, begitu ada kesempatan mereka akan melakukan pembunuhan."

Aku merasa haus, mata ku melihat ke cangkir yang berada di samping ku, namun Elina malah melihat ke luar jendela seperti sedang memikirkan sesuatu, lalu aku melanjutkan pembicaran, "karena dari awal sudah mencapai tahap ini, jadi apa bedanya Keluarga Gong dengan amarah memuncak atau hanya sekedar mengertak saja, persamaannya hanya, setiap kali Keluarga Gong mengirim utusan untuk menyusahkanku, semuanya selalu berhasil ku atasi. "

Aku memandang Elina, yang masih dalam kondisi melamun, dengan tidak berdaya berkata, "hei, direktur Elina, apakah kamu sedang mendengarkan ku? bagaimanapun kamu harus hormati aku yang sedang sakit ini. "

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu