Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 424 Pergi

Karena penyakit ini tiba-tiba sembuh, malam ini aku merasa sangat bersemangat, tidak bisa terlelap sama sekali.

Tepat ketika aku ingin tertidur, sebuah cahaya tembus dari tebing ada banyangan seseorang yang berdiri, aku merasa ingin berdiri, tapi setelah melihat-lihat sekitar, bayangan hitam itu bukanlah samuel, malahan Elisabeth, lalu aku pun berhenti, diam-diam melihat apa yang ingin dia lakukan.

Dengan cepat Elisabeth berjalan ke sebelahku, lalu menundukkan kepala dan berbisik ditelingaku, “Roman, aku tahu kamu tidak tidur.”

Aku awalnya ingin pura-pura tidur, sepertinya sudah tidak bisa berpura-pura lagi aku pun berkata, “apa yang ingin kamu lakukan?”

Karena memikirkan Elina yang tertidur lelap di samping, aku berusaha untuk mengecilkan suaraku sekecil mungkin, dengan begitu dia barulah tidak terganggu.

“Roman, kamu begitu hebat, dan bisa mencari makan, bagaimana, kedepannya aku bersama kalian saja. Aku bisa melakukan apapun……”

Elisabeth berbicara perlahan, dia sambil berbicara sambil melepaskan mantel nya yang compang-camping.

Disinari dengan cahaya bulan yang tiba-tiba muncul dan menghilang, tubuh Elisabeth yang hanya menggunakan pakaian dalam terlihat jelas di hadapanku.

Harus dikatakan, Godaan dari tubuh Elisabeth bagiku tidak terlalu kuat, jika baik-baik dihitung, setelah tamat kuliah aku sama sekali tidak pernah menyentuh wanita, tidak sedikit aku berjumpa dengan wanita, tapi tidak ada satupun yang bisa didapatkan, tidak peduli Wenny, Elina, ataupun imel bahkan Odele, jika dilakukan sendiri semuanya memiliki kecantikan tingkat atas.

Tapi aku hanya bisa melihat tanpa bisa dinikmati, karena hari biasa terlalu capek, tidak benar-benar merasakan, sekarang tenaga begitu penih, merasa perasaanku sedikit gatal.

Aku menelan air liurku, “apa maksudmu?

“Tidak ada maksud apa-apa, hanya ingin memberitahumu, asalkan kamu bersedia menerimaku, aku akan melakukan apapun, bahkan tubuh ini juga untukmu……”

Elisabeth sambil berbicara, dia meletakkan dadanya lurus didepanku, harus dibilang, jika kita membicarakan ini sendiri, ukuran dadanya dibanding Elina lebih besar. Terutama saat ini, hanya 3 inci dari wajahku, semakin sangat menggoda.

Lalu tidak tahu mengapa, otakku tiba-tiba teringat kejadian saat di pantai, adegan Elisabeth dan Samuel, hatiku tiba-tiba merasa sangat jijik.

Aku menekan perasaan ku dan berkata, “cepat pergi, kalau tidak malam ini kamu tidur diluar.”

Elisabeth melihat nada suaraku yang tidak ramah, kata-kata yang sudah mencapai tenggorokkan nya tertahan, hanya dengan cepat memakai pakainnya kembali, dan diam-diam pergi.

Aku diam-diam menghela kan nafas, tidak tahu mengapa, mungkin karena hujan ini, mungkin karena kemampuan tubuh ku yang bertambah kuat, tapi juga semakin cepat tergoda oleh hal-hal menggoda seperti ini.

Aku sekuat tenaga menekan api di hatiku, dan menenangkan diri, melihat wajah Elina yang tidur begitu tenang, akhirnya aku merasakan sedikit rasa ngantuk……

Hari kedua, aku aku memberikan Samuel dan Elisabeth buah liar dan kelapa, aku berkata: “apa kalian ada lihat daging yang tergantung di tebing?”

Karena kemarin malam mereka datang sudah terlalu gelap, bahkan sepertinya mereka tidak kelihatan apapun, tentu saja tidak menyadari ikan bakar yang kami gantung di tebing.

Elisabeth dan Samuel menelan air liur mereka, di mata mereka terlihat beberapa harapan.

Aku lanjut berbicara, “Tahu kenapa tidak kasih kaliam makan?”

Samuel berkata, “bukannya karena kamu sering merendahkan ku?”

“Kamu terlalu arogan, Cuma karena kamu masih kurang.”

Aku tertawa sinis, “daging ini kami susah payah tangkap di laut, bahkan hampir membahayakan nyawa, atas dasar apa kalian ingin makan kami harus kasih? Aku kemarin malam sudah kasih tahu, aku tidak akan jadi orang baik, bahkan tidak akan kasih kenikmatan secara gratis. Kalian mau makan daging, boleh, kalian pergi tangkap sendiri, dan lagi, kelapa dan buah liar ini juga sama, pagi ini selesai makan, jika ingin makan lagi, pergi petik sendiri.”

Karena air bersih untuk sementara belum ditemukan di pantai merupakan harta yang berharga, oleh sebab itu aku dan Elina meletakkan air di puncak tebing, itu adalah tempat paling membahayakan.

Sebelumnya kami berpikir tempat ini adalah walaupun posisi ini paling bagus untuk menyembunyikan sesuatu, suatu hari tetap akan diketahui oleh orang, jika sudah ketahuan, air dicuri bukankah kami kehilangan semuanya.

Oleh sebab itu kamu memilih untuk meletakkan daging dan air secara terpisah, lagian tidak akan ada yang menduga, daging dan air akan disembunyikan secara terpisah.

Samuel dan Elisabeth selesai mendengarkan perkataanku, wajahnya berubah menjadi sangat cemberut, tapi masih tetap makan secara diam, lalu tidak berbicara satu katapun pergi begitu saja.

Menunggu 2 orang pergi, aku berkata, “Elina, kita ambil air, dan sisa kan daging setengah, sisanya kasih mereka saja.”

Elina dengan heran berkata, “apa maksudnya? Kita sudah mau pergi?”

Aku tertawa dan berkata, “benar, bahkan tempat ini bisa diketahui oleh samuel, pasti akan diketahui yang lain, kita seharusnya bahagia, kemarin malam yang datang adalah mereka, jika hewan buas lainnya, kita benar-benar habis.”

Setelah elina selesai mendengarkan penjelasanku dia mengeri, “kalau begitu, sebelum hari gelap kita cepat pergi.”

Aku mengambil pisau dari Elina, berhati-hati memotong daging setengah, dan membungkusnya dengan kain dan masukkan ke dalam bungkusan, sisa dua botol air yang satu tangan pegang satu botol, lalu aku dan elina keluar rumah.

Sebelum pergi karena waktu di pantai menemukan banyak pakaian, beberapa pakaian ada yang sudah robek, baju yang robek kami tinggalkan, hanya membawa dua baju ganti yang perlu dikenakan, ditambah satu selimut.

Dengan begini, barang yang kami bawa tidak terlalu banyak, ditambah tenaga kami sudah bertambah, sebenarnya satu tangan bisa mengangkat semuanya.

Tapi saat kamu keluar merasakan ada yang aneh, tidak tahu apa hanya firasat saja, setelah hujan berhenti, cuaca lebih dingin dibanding kemarin.

Aku mengerutkan kening, dengan mudah mengeluarkan dua pakaian yang lainnya, aku dan Elina masing-masing satu.

Dan saat kami sampai di pantai, kabar baik akhirnya datang, aku terkejut berkata, “Elina, air sudah surut!”

Wajah Elina juga terlihat gembira, “Seribu jalan menuju roma, akan ada hal baik di depan yang menanti.”

Aku dan Elina bergegas lari ke pantai, rupanya, saat air surut, di tepi pantai muncul banyak ikan yang tidak bisa mengejar surutnya air.

Kami bergegas mengambil ikan yang lumayan besar, aku baru bersiap mencari tempat untuk membersihkan ikan-ikan ini, dari depan laut muncul lagi sebuah bayangan.

Dan sat aku memperhatikan bayangan hitam yang berputar di bawah permukaan lain aku merasa ajal sudah menjemput, satu tangan meraih ikan, satu tangan lagi menarik Elina lagi ke atas jurang.

Dan saat kami sampai di atas jurang, aku melihat ke arah laut, bayangan hitam itu menghilang, menggabungkan pengalaman tadi, aku dengan curiga berkata, “jangan-jangan ular itu hanya ingin mengusir kita untuk meninggalkan pantai?”

Elina berpikir dan berkata, “Jika yang kamu katakan benar, kita tidak bisa mengikat rakit untuk pergi.”

Aku tertawa dengan terpaksa, “Jangan bilang mengikat rakit, jika yang aku tebak benar, takutnya sekalipun kita mengirimkan signal dari satu pulau ini juga tidak berguna.”

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu