Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 158 Pertandingan Tinju

Dia menjerit dan jatuh, meraung dilantai, berguling kesakitan.

Bar menjadi sunyi, para tamu yang tadi berteriak kegirangan ingin menonton hal seru, tetapi sekarang, mereka tampak tidak bisa bersemangat lagi seperti tadi.

Di bar deck, Harry Huang mereka melotot, dengan rasa tidak percaya menatap aku dan Eve yang berguling dilantai.

Aku berbalik badan, menatap Sungky.

Sungky terpaksa senyum: "Tuan Roman, ini adalah sebuah kesalahpahaman, aku tidak tahu kamu adalah teman Tuan Suchart, aku minta maaf sama kamu, tidak seharusnya aku berlaku tidak sopan kepadamu, maaf."

Aku tersenyum tipis: "Sudah terlambat, aku sudah pernah mengingatkanmu, tetapi kamu tidak mendengarkan aku, sudah terlambat untuk minta maaf sekarang, jangan khawatir, aku tidak akan membunuhmu, hanya mau bertanding denganmu."

"Aku......Tuan Roman, kamu tahu, aku bukan lawanmu, biarkan aku pergi."

Aku malas meladeninya, balik badan berjalan ke samping bar deck, bilang ke Wenny: "Aku sudah pernah bilang, tidak akan membiarkan siapapun melukai kamu, sekarang sudah tidak apa-apa, kalian pulanglah dulu, aku akan ke bawah untuk bertanding dulu, nanti malam aku baru menemui kalian lagi untuk makan camilan malam."

Setelah mengatakannya, aku tersenyum kepada Wenny dan Bayu.

"Bruce, kamu suruh beberapa orang untuk mengantar teman aku pulang ke hotel. Basero, tolong kamu bawa aku ke Klub tinjunya Sungky, bawa dia juga."

"Aku tidak mau pulang ke hotel, aku ingin melihat kamu tinju, boleh tidak?" Wenny tiba-tiba berdiri dan mengatakannya.

Aku langsung menggelengkan kepala: "Tempat itu sedikit kacau, sebaiknya kalian pulanglah dulu."

Wenny menggigit bibirnya: "Aku tidak takut, aku tahu kamu tidak akan membiarkan siapapun melukai aku."

Aku tertegun, sekilas merasa sepertinya telah membuat suatu kesalahan.

Alasan aku mengatakan itu, karena aku ingin menenangkannya, agar dia tidak terlalu gugup, tetapi sekarang......

Jika dipikirkan lagi, kata-kata seperti itu sepertinya sangat berpengaruh bagi perempuan, jika Wenny sebelumnya sudah tertarik denganku, setelah mendengarkan kata-kata ini, akan lebih tertarik lagi padaku.

Tetapi niat awal aku bukan seperti ini.

Dan juga, aku tidak ada perasaan sama sekali terhadap Wenny.

Dia memang sangat cantik, tidak beda jauh dengan Elina, bisa dibilang masing-masing memiliki karakteristiknya sendiri, tetapi aku sama sekali tidak pernah tertarik dengannya.

Perempuan yang cantik sangat banyak, aku juga sudah banyak melihat perempuan cantik, tidak mungkin aku seperti lelaki mempesona, setiap bertemu satu perempuan cantik langsung jatuh cinta.

Hanya bisa dibilang, orang seperti Wenny, hatinya baik, dia juga lebih ceria dan murah hati daripada dulu, tidak buruk untuk dijadikan teman.

Atau, dari awal memang tidak seharusnya mengatakan kata-kata itu.

"Biarkan aku ikut denganmu."

Saat aku sedang bingung, Wenny berkata lagi.

"Aku juga ingin pergi, bawalah kami semua." Bayu juga ikut berdiri.

Aku ragu-ragu sejenak, akhirnya aku menganggukkan kepala.

Wenny tampak sangat senang, langsung mengambil tasnya, keluar dari bar deck, lalu berdiri di sampingku.

Jarak aku dengannya sangat dekat, mungkin dia merasa berada di dekatku lebih aman.

Aku bahkan melihat tangannya terangkat setengah lalu dia meletakkannya kembali, seperti ingin memegang tanganku, mungkin dia merasa begitu tidak terlalu pantas, akhirnya tidak jadi.

Melihat Wenny berjalan keluar, Bayu menarik Leni ikutan keluar, Cindy Liu dan beberapa kawan lain melihat keadaan yang seperti ini, setelah saling bertatapan, juga mengambil tas masing-masing, keluar dari bar deck, berkumpul di sampingku.

Yang terakhir adalah Harry Huang, ekspresinya sangat rumit, juga sangat tidak enak, mungkin karena tidak terpikir masalahnya akan menjadi seperti ini, tadi dia masih meneriaki dan memarahiku, tetapi sekejap, dia bisa selamat karena aku.

Setelah ragu-ragu sejenak, dia akhirnya keluar juga, dia sama seperti yang lain berdiri di sampingku, ekspresinya tampak canggung dan tersenyum malu: "Roman, kali ini untung ada kamu, kalau tidak ada kamu, kami benar-benar tidak tahu harus bagaimana."

Aku tidak memedulikannya, hanya berkata pada Sungky yang masih pucat: "Tuan Sungky, silakan tunjukkan jalan untuk ke Klub tinju kamu ."

Sungky melihat-lihat aku, melihat lagi ekspresi Basero yang dingin, lalu berkata dengan suara tertawa"Baik, Tuan Roman, silahkan lewat sini."

Setelah mengatakannya, dia langsung duluan berjalan ke arah tangga.

"Kalian disini dulu, siapapun tidak boleh ikut." Saat melewati beberapa anak buahnya, dia tidak lupa mengatakan sesuatu.

Kelihatannya, dia takut anak buahnya memperburuk masalah, takut tidak sengaja mengganggu Basero, atau membuat aku dan beberapa temanku marah, jika itu terjadi maka habislah dia.

Bruce sebelumnya pernah memberitahu aku, penguasa dunia gelap di Chiang Mai adalah Suchart, tidak ada yang bisa bersaing dengannya, orang lain hanya seperti kucing kecil dan anjing kecil, atau hanya membantu Suchart melakukan sesuatu.

Sungky ini, tidak tahu dia orang yang membantu Suchart melakukan sesuatu, atau orang yang hanya seperti kucing kecil dan anjing kecil, aku hanya tahu dia akan sangat sial.

Setelah melihat Sungky berjalan ke arah tangga, salah satu anak buah Basero menyusul, mengikutinya dari samping.

"Bruce, cukup beberapa anak buahmu yang tetap disini untuk menjaga teman-temanku, biarkan anak buah yang lain pulang duluan saja."

Aku bilang ke Bruce, lalu aku menyusul Sungky.

Wenny mengikuti aku di sebelah kanan, Basero di sebelah kiri, anak buahnya yang lain dibelakang, diikuti oleh Bayu dan Leni, Cindy Liu, dan lainnya.

Bruce memerintahi anak buahnya, lalu membawa lima atau enam anak buah, ikut di belakang Bayu mereka.

Anak buah Sungky tidak bergerak sama sekali, hanya diam-diam mengawasi kami turun tangga.

Sampai dilantai satu, Sungky membawa kami ke jalan yang remang-remang, dan menuruni tangga, setelah Sungky menyuruh penjaga gerbang membuka pintu besi, langsung terlihat cahaya didepan mata.

Klub tinju, setidaknya seluas lima atau enam ratus meter persegi, sangat luas, ditengahnya adalah sebuah ring tinju, di sekelilingnya dipenuhi kursi, dan ada beberapa titik taruhan, meja bar yang menyajikan makanan, minuman dan sebagainya.

Barnya ini adalah bangunan terpisah, di sebelahnya ada sebuah lahan kosong yang sangat luas, di perkirakan Klub tinju tembus dari bar ke bawah lahan kosong itu, membuat tempat sebesar ini, pasti menghabiskan banyak uang dan harus banyak berpikir.

Saat ini, sedang ada sepasang petinju sedang bertanding di ring tinju yang ada ditengah, mereka bertanding Muay Thai, keduanya tidak menggunakan sarung tinju, hanya dibalut dengan perban, diatasnya sudah ternodai darah.

Dibawah ring tinju ada banyak penonton, berdiri di sekeliling, sedang melambaikan slip taruhan mereka dengan bersemangat dan ada yang berteriak atau ada yang marah-marah.

Melihat kami masuk ke Klub tinju, ada beberapa orang berjalan kesini, dengan ekspresi bingung bertanya ke Sungky apa yang sedang tejadi.

Sungky tidak berani mengatakan yang sebenarnya, hanya mengatakan bahwa teman Tuan Suchart ingin datang untuk tinju.

Mendengar kata-kata Suchart, ekspresi beberapa orang itu langsung berubah, salah satu dari mereka langsung bergegas menuju sebuah ruangan.

Tidak lama, keluar seorang pria separuh baya yang kurus berusia sekitar lima puluh tahun, jalan ke arah kami dengan cepat.

Pria separuh baya ini sepertinya kenal Basero, dari jauh langsung bersikap namaste, memberi hormat kepada Basero.

"Selamat datang Tuan Basero, Warren tidak melayani kamu dengan baik, harap kamu bisa memaafkan aku."

Basero membalas hormat, dia berkata: "Warren, partner kerja sama Tuan Suchart membawa beberapa temannya bermain kesini, anak baik kamu Sungky malah bersikap tidak sopan padanya, ingin memerasnya, bahkan ingin merebut pacarnya, menurut kamu, masalah ini harus diapakan?"

Novel Terkait

Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu