Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 257 Oliver

Aku pelan-pelan mendekat, setelah memastikan bahwa tidak ada orang yang memerhatikan kami aku bersembunyi di pojok ruangan untuk menguping.

Orang yang sedang menelepon itu berbicara dengan penuh hormat, “Tuan muda kedua, kami sudah menangkap orangnya Jack, orang-orang ini adalah yang merebut dua anak kecil itu bersama mereka.... baik, mengerti, kalau begitu aku akan menghubungi keluarga Gong.”

Setelah berbicara langsung mematikan telepon, Tuan muda kedua yang dia sebut seharusnya Timothy, anak keluarga Du, Jack sebagai kepalanya, lagipula orang tadi juga bilang ingin menghubungi keluarga Gong, jangan-jangan dia orang keluarga Gong yang dibilang Dwayne?

Aku kebingungan, pandangan Dwayne melihat ke arah lainnya, disana juga ada seorang pemuda yang terlihat seenaknya, barulah keraguanku menghilang, ternyata dialah orang yang menjebak Dwayne.

Dan lagi di saat ini orang dari keluarga Du itu berjalan kesana, keduanya mulai mengobrol, karena jaraknya terlalu jauh aku jadi tidak dapat mendengar jelas isi pembicaraan mereka, tetapi aku berpikir dengan seksama, sepertinya aku bisa menyimpulkan keseluruhan dari ceritanya secara kasar.

Sebelumnya kami telah menangkap dua kakak beradik dari keluarga Gong dan Luke, ketiga orang itu ingin melakukan pembalasan, tetapi belum ada kesempatan, akhirnya ketika kami memutuskan untuk menolong Cayetana dan Yanglek, kesempatannya datang.

Keluarga Gong mengutus orang untuk masuk ke kelompok Timothy, sekarang Timothy tidak akan menyinggung keluarga Gong, kemudian tinggal menutup mata, lagipula tujuan mereka juga tidak bertentangan.

Tujuan utama dari orang Timothy seharusnya adalah melindungi dua anak kecil itu, dan berusaha menahan orang kami, sedangkan keluarga Gong jauh lebih sederhana, karena di Thailand, hanya akulah musuh mereka.

Keluarga Gong benar-benar seekor anjing gila, begitu menggigit, matipun tak akan dilepaskan.

Di saat seperti ini aku kepikiran akan Elina lagi, namun aku tidak mengecek handphone, barusan aku secara reflek mematikan telepon darinya, di saat ini juga, terpikir dia pasti juga sangat gugup.

Pada saat seperti ini, Dwayne memberiku isyarat, “Roman kamu tangani penembak di sebelah kanan itu, aku akan menghajar penembak di kiri depan itu, mereka masih tersisa tiga belas orang, dikurangi dua orang penghubung dari keluarga Gong dan keluarga Du, maka hanya sebelas orang.”

Berbicara sambil menunjuk partisi yang sangat panjang yang ada di belakang tubuh, “disini merupakan tempat yang sangat bagus untuk bersembunyi, kita lakukan penyergapan di dalam sini, mereka pasti tidak akan punya kesempatan.”

Dwayne menatap beberapa kawanannya yang wajahnya sudah sangat pasrah, menarik napas dalam-dalam.

Aku tidak masalah, rencana Dwayne sangat bagus, sekarang kami hanya ada dua orang, bisa dibilang rencananya sudah yang paling bagus.

Selama kami menghabisi duluan dua penembak yang paling berbahaya untuk kami, ancaman dari orang yang bersenjata rifle atau berpistol, bahkan bersenjata dingin di posisi lainnya tidak terlalu besar untuk kami.

Dan kami tidak memasuki perencanaan yang lebih spesifik, lagian kami hanya ada dua orang, kalau berhasil maka secara otomatis kemungkinan untuk menang akan bertambah, jika tidak berhasil, mau rencana yang lebih cermat pun sulit untuk menghindari resiko yang ada, karena yang membuat rencana adalah orang, dan yang menjalankan rencana pun juga orang.

Aku dan Dwayne sama-sama menghitung satu dua tiga, sampai hitungan ketiga kami bangun dan menyergap dengan tiba-tiba, menangkap penembak yang terdapat di depan mata, dor dor dor tiga tembakan dilepaskan secara berturut-turut, peluru mengenai dan menghancurkan tubuh manusia , sekelompok orang itu langsung terjatuh dengan posisi yang lurus.

Demikian juga dengan Dwayne, lalu memanfaatkan selagi orang Timothy belum beraksi menembak segerombolan orang tanpa henti, dua senapan rifle otomatis itu menembakkan enam puluh peluru lebih, orang Timothy langsung berkurang dratis, dari yang sebelumnya sekelompok orang, sekarang malah hanya tersisa tidak sampai sepuluh orang.

Orang di sebrang akhirnya beraksi, mereka menembakkan pistol secara bersamaan ke arah kami, tetapi kami dari awal sudah mulai berpindah sejak dimulainya penembakan babak kedua, sekarang sudah ada di arah sebaliknya.

Orang di sebrang tidak mengenai sasaran, melihat kami ada di arah sebaliknya, langsung membenarkan moncong pistol, dan menembakkan peluru ke arah kami.

Penghubung dari keluarga Du dan keluarga Gong juga terkejut oleh kemunculan kami yang tiba-tiba, keduanya tanpa memperdulikan apapun, berkata kepada salah satu bawahannya bersiap untuk pergi.

Bawahan itu lari dengan sangat cepat ke dalam plaza kecil, membawa kawanan yang ditahan berlari ke sebuah arah.

Disaat ini Dwayne sudah bergerak ke arah yang lainnya, bukan, melihat dia sudah sepenuhnya memancing senjata api, dari kejauhan aku melihat sosok penghubung keluarga Gong, bangun,

Berikutnya penghubung keluarga Gong seperti kain lap yang terbang keluar, aku mengerutkan alis, ternyata dia memakai baju anti peluru!

Tubuh Dwayne juga penuh dengan keringat, dia jongkok di sudut.

Sebelumnya karena penyerangan kami yang tiba-tiba, kerugian orangnya Timothy sangatlah besar, dan ketika mereka juga beraksi, masing-masing mencari tameng, menembak kami, kami hanya ada dua orang, dua buah senjata, sama sekali tidak akan bisa menghadapi senjata api mereka.

“tidak bisa, kalau begini terus, cepat atau lambat kita tidak akan tahan lagi.”

Aku berbicara dengan suara yang rendah, ini sudah bukan masalah kemampuan menembaknya, tapi tekanan dari jumlah orang dan senjata apinya, walaupun di awal kami sudah membereskan dua orang penembak yang paling membahayakan kami, namun keadaan seperti ini bagaimanapun tidak akan bisa tertutupi.

Sama seperti seorang melawan seratus orang tentara, kerugian tentara memang sangat besar, tetapi yang akhirnya menang pasti tentara.

Dwayne tiba-tiba mengulurkan kepalanya, menembakan dua pistol ke arah yang sama, lalu kembali bersembunyi, berkata, “Roman, maaf, akulah yang menyeretmu. Kamu adalah temannya Tuan Jack, kalamu kamu tidak keberatan, hari ini jika kita bisa keluar hidup-hidup, aku ingin berteman denganmu!”

Melihat dari arahnya menembak tersalurkan suara teriakan, lalu keributan, aku tertawa dengan kencang, “kalau begitu aku akan menerimamu sebagai teman!”

Selesai bicara aku lanjut membungkukkan badan dan maju beberapa langkah, bersembunyi dibalik sebuah pilar batu, menjadikannya tameng dan menembakkan beberapa peluru, menghindari serangan.

Di saat ini aku merasa sangat beruntung, perbedaan budaya Thailand dan China membuat Thailand sangat suka membuat pilar besar maupun kecil di dalam bangunan, kalau sebagai wisatawan, aku hanya akan merasa sangat menghalangi pengelihatan, namun di saat seperti ini aku malah benar-benar merasa sangat diuntungkan.

Di dalam aula belakang ada banyak pilar, begitu aku dan Dwayne masuk kesana, keuntungan jumlah orang Timothy yang dominan akan hilang.

Di saat sepertini dari arah dua orang penghubung tadi pergi terdengar suara teriakan, “Roman, masih ada kawan lainnya, disini aku adalah penanggung jawab keluarga Du, kalian bisa memanggilku Oliver.”

Melalui sedikit pengelihatan, aku melihat di sebelah penghubung keluarga Du yang menyebut dirinya Oliver berdiri penghubung keluarga Gong yang sedih, mungkin dari pembelajaran yang tadi, kali ini ia mengubah posisinya, walaupun terlihat, tetapi di depannya ada pilar batu besar, ingin menembak tepat sasaran bukanlah hal yang mudah.

Aku dan Dwayne tidak berbicara, Oliver memberikan teleponnya ke penghubung keluarga Gong, mengangkat kedua tangan, ada dua orang yang berjalan keluar dari, keduanya berjalan ke arah plaza.

detik kemudian, hanya terdengar suara tawa penghubung keluarga Gong yang dingin, “Roman, di dalam plaza ini semuanya orangmu kan, kalau ingin mereka keluar hidup-hidup, serahkan senjatamu, keluarlah dari belakang dengan baik, jangan kira dengan bersembunyi di balik pilar batu kami tidak sanggup menghadapimu.”

Novel Terkait

Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu