Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 151 Sudah Terlalu Banyak

anak ini…”

“Tuan Deni, aku bukan anak kecil lagi. Sudahlah, masalah aku kita bicarakan sampai sini saja. Sekarang yang paling penting adalah kontribusi dan rasio antara kalian berdua. Untuk masalah ini, Tuan Jack dan Suchart perlu mempertimbangkan beberapa faktor dahulu. Jadi untuk sekarang mari kita lewati dahulu beberapa pertanyaan ini, seperti tanah mana yang harus didahulukan, situasi tanahnya, perencanaan proyek, dan lain-lain.

Deni dengan tak berdaya mengangguk dan berkata, “Baiklah, jangan bicarakan tentang masalah ini dahulu.”

Jack juga mengangguk dan berkata, “Oke, mari kita lewati pertanyaan ini dahulu.”

Sampai sini, suasanya akhirnya kembali tenang dan harmoni, Deni juga memulai membahas plot dengan Jack.

Sebenarnya, hanya ada satu profesional yang berada di sini yaitu Deni. Dia pernah melakukan beberapa hal ini, jadi dia sangat jelas mengenai kebijakan pasar Thailand, dan dia hampir mengerti semua aspek yang akan dihadapi.

Sedangkan pada masalah administrasi, hanya Hacken Su yang lebih profesional.

Sebelumnya Jack dan Suchart belum pernah bekerja di industri real estat, begitu juga dengan aku, banyak hal yang masih kita tidak ketahui.

Di bawah penjelasan Deni dan Hacken Su, aku menjadi tahu beberapa kebijakan dan peraturan real estat di Thailand, seperti pembagian warna plot tanah. Plot favorit Deni adalah plot berwarna coklat, plot itu termasuk dalam tanah dengan pemukiman padat.

Contoh lainnya adalah di Thailand tidak ada yang namanya rasio luas lantai. Tetapi ada berbagai standar, seperti bangunan tinggi tidak boleh lebih dari dua kali lebar jalan raya yang berdekatan. Lebar ini mencakup jalan trotoar, sabuk hijau dan jarak antara bangunan dan tepi jalan.

Satu bangunan harus berjarak 10 meter dari jalan, 3 meter dari jalan trotoar, 2 meter dari sabuk hijau, dan 12 meter dari luas jalan. Bangunan tidak boleh lebih tinggi dari 54 meter, yang hanya setara dengan 15 lantai.

di Thailand juga ada izin penilaian lingkungan, atau disebut sebagai EIA. Hal ini sangat rumit, jika tetangga atau penduduk sekitar memiliki keluhan tentang proyek tersebut, seperti bangunan itu akan menghalangi sinar matahari, mencemari udara dan sebagainya. Kemungkinan besar proyek ini tidak akan mendapatkan EIA.

Mengenai situasi ini, biasanya perusahaan akan melakukan pendekatan dengan penduduk atau tetangga, seperti membeli hadiah untuk membujuk mereka.

Untuk hal ini, kita berikan kepada Jack dan Suchart untuk menanganinya.

Selain itu, tanah di Thailand adalah miliki pribadi atau perusahaan, berbeda dengan di Cina yang dimana lebih mengutamakan koneksi. Di sini kamu harus menggunakan uang untuk mengesankan orang lain.

Harga tanah di Chiang Mai juga tidak murah, jika di bandingkan dengan Cina, harganya tidak berbeda dengan kota-kota yang berada di ditingkat kedua. Wilayah di kota paling mahal dapat mendapat dua ratus ribu baht untuk 1 petak.

Di Thailand, 1 petak sama dengan 4 meter persegi, jadi harga plot setara dengan lima ratus ribu sampai 600.000 baht untuk per meter persegi, setara dengan 20 juta rupiah per meter persegi.

Untungnya, tanah yang disukai Deni tidak berada di daerah yang padat, jadi harganya pasti akan lebih murah. Menurut apa yang dia dan Hacken su pelajari, harga sebidang tanah itu mencapai 100.000 dan 130.000 baht.

Untuk tanah sepuluh ribu petak, harus menghabiskan sekitar satu miliar baht. Tidak heran jika Deni mengatakan lebih baik untuk berinvestasi sebesar 3 hingga 4 triliun rupiah, jika tidak kita juga dapat bisa membeli tanah tersebut.

Jika dihitung seperti ini, tentu harus menginvestasikan banyak uang. Singkat kata adalah industri ini tidak semudah yang di harapkan.

Ini hanya investasi untuk proyek pertama. Ke depannya ketika kita memulai proyek yang lebih besar dan banyak, kita tentu perlu modal tambahan. Pada saat memulai proyek besar kita akan membutuhkan puluhan triliun untuk memulainya.

Pada saat itu, aku juga tidak tahu aku harus ke mana untuk mencari uang sebanyak itu.

Pembicaraan ini tidak berlangsung lama, dari pukul 6 sampai 7 malam dan selesai makan malam. Kemudian pembicaraan ini berlangsung sampai pukul 9.30 malam, hanya untuk membicarakan tentang beberapa ide awal dan masalah yang mungkin muncul.

Deni tahu bahwa aku harus buru-buru bertemu dengan teman sekelas aku, jadi pada pukul 9.30 dia mengusulkan untuk kembali ke hotel untuk beristirahat. Setelah Jack dan Suchart mempertimbangkannya, kedua belah pihak akan mengusulkan waktu lain untuk bertemu dan berdiskusi.

Jack tidak mempertahankan Deni untuk tinggal, dan mengucapkan selamat tinggal kepadanya dengan sangat bahagia.

Suchart tidak mencari beberapa gadis cantik untuk datang. Lagi pula, dia belum mengerti karakter Deni. Tetapi ketika dia berjalan keluar dari kamar, di luar ada beberapa gadis Thailand yang cantik dan muda. Tidak melakukan apa-apa hanya mengatakan halo kepada Deni dan aku.

Suchart memberikan isyarat waktu dan bertanya kepada Deni apakah dia tahu jelas tentang Chiang Mai, haruskah mengatur beberapa gadis sebagai pemandunya?

Deni dengan lembut menolaknya.

Dia bukanlah tipe orang yang bertele-tele, tetapi dia baru mengenal Suchart. Tidak baik untuk mengatur seorang wanita untuknya pada pertama kali. Selain itu aku pernah bertemu dengan istrinya, sangat muda dan cantik.

Ketika berjalan keluar, Jack bertanya kepada aku, apakah perlu untuk mengatur mobil untukku. Dia juga tahu bahwa aku telah berjanji dengan teman sekelas aku yang datang ke Thailand.

Aku menolaknya, aku sendiri telah menyewa satu mobil Toyota Hiace dan tidak perlu mobil lain.

Untuk perjalanan aku sendiri, ada mobil Tuk tuk dan ada motor Bruce. Jadi sanggatlah gampang.

Setelah meninggalkan pintu masuk, aku mengucapkan selamat tinggal kepada Jack dan lainnya. Aku dan Deni menggunakan mobil yang dia sewa dan melaju ke kota.

“Roman, apakah menurutmu permintaanku terlalu tinggi? Lagi pula Jack dan Suchart dapat membantu aku di administrasi dan lainnya, sebenarnya itu juga dapat dianggap sebagai kontribusi untuk proyeknya.” Setelah naik ke dalam mobil, Deni bertanya dengan penuh pemikiran.

Aku menggelengkan kepala, dan berkata, “Tidak, bagi pengusaha untuk memperjuangkan kepentingan mereka sendiri adalah perbuatan yang benar. Lagi pula, belum lagi saat tawar-menawar, itu juga merupakan cara untuk menyatakan posisi dan sikap kita sendiri, dan juga prinsip melakukan bisnis. Melalui ini mereka akan mengetahui bahwa kamu adalah pengusaha yang cerdas dan ke depannya mereka tidak akan sembarangan.”

“Hahaha…” Deni tersenyum dan menepuk pundakku, “Roman, aku pikir kamu hanya akan memikirkan poin pertama, tidak disangka kamu juga memikirkan poin kedua. Bener juga, alasan permintaan aku begitu banyak dan memiliki sikap yang keras adalah agar mereka tahu, walaupun aku sudah tua, tetapi aku tidak pikun, dengan ini mereka tidak akan menghalangi aku ke depannya.”

Aku tersenyum dan tidak menyambung perkataannya.

“Oh ya, Roman, teman sekelasmu harusnya sudah keluar main saat ini, atau tidak kamu tanya mereka dimana. Aku akan menyuruh sopir untuk mengantarmu ke sana.”

“Oke, aku akan tanya mereka.”

Aku membuka WeChat dan menemukan bahwa mereka sedang mengobrol tentang berbagai kebiasaan dan mengirim beberapa foto. Beberapa foto terbaru menunjukkan bahwa mereka ada di dalam bar, dan ada beberapa foto wanita atau waria yang berada di panggung.

Dari WeChat aku tidak dapat mengenal mereka berada di bar yang mana, aku hanya dapat menelepon Bayu dan menanyakan lokasinya. Setelah itu, aku memberi tahu Deni lokasinya agar dia dapat meminta perusahaan untuk memberitahu sopir tersebut.

“Roman, tadi kamu telah menolak begitu banyak saham, apakah kamu hanya ingin meredakan emosi Suchart? Deni bertanya lagi.

Aku menggelengkan kepala, dan berkata, “Tidak, Tuan Deni, aku benaran merasa 5% sudah cukup banyak, dua poin ini aku rasa sudah cukup. Aku tidak ingin mendapatkan keuntungan lebih dari kalian, karna Itu akan membuat aku merasa tidak nyaman.”

Novel Terkait

Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu