Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 275 Perampokan

beberapa orang merasa kalau aku adalah orang yang sangat kejam, namun didunia ini tidak ada hubungan yang sesederhana kamu dan aku. aku sudah tidak ada habisnya lagi dengan keluarga Gong. jikalau aku tidak melakukannya dengan tegas, mungkin saja orang yang akan duduk dikursi roda selanjutnya adalah aku. bahkan aku tidak tahu apakah aku masih bisa bertahan hidup lagi atau tidak.

keluarga Gong sangatlah dendam kepadaku. hari pertama aku kembali kedalam negeri bersama Doni. pada hari kedua aku pun mencari hotel untuk aku tempati. pada hari tiga, tempat kediamanku sudah didatangi oleh orang orang.

aku selalu bangun dengan cepat meskipun akus edang dikota Yanjing. namun dikarenakan ini adalah akhir pekan dan tidak ada yang bekerja, maka kama ini sangatlah tenang. aku pun mencari sebuah kursi dan menarik kursi itu ke arah balkon dan membuat segelas teh untuk diriku sendiri. sambil berjemur, aku pun berpikir apakah aku sekarang sudah mulai memasuki zona permasyarakatan tua.

waktu yang tenang itu tidak berlangsung selama 10 menit dan sudah mulai terdengar suara ketukan pintu dari dalam kamar.

mungkin saja teman sekamarnya memesan makanan dari luar, ataupun ada yang datang mengantarkan barang dan sebagainya. dia pun pergi membuka pintu dam setelah ia membuka pintu itu, sekelompok preman yang berpakaian serba stylish itu pun masuk kedalam.

kelima preman itu masing masing membawa tongkat baja dan orang yang berdiri dipaling belakang itu membawa sebuah tongkay penyengat listrik. dikarenakan aku tidak mengenakan baju atasan, pria yang membawa tongkat listrik itu bisa melihat jelas segala luka yang ada pada tubuhku.

pria yang membawa tongkat listrik itu langsung mengeluarkan sebuah foto untuk memastikan sesuatu. aku belum sempat bertanya apapun dan pria itu langsung berkata :" itu dia, mari kita hajar dia!"

ketika perkataan itu terucap, mereka langsung berlari kearahku sambil membawa tongkat masing masing.

orang yang tinggal disini tidaklah banyak meskipun ukuran tempat ini tergolong besar, dikarenakan tempat tinggalku memiliki 3 kamar dan 1 tamu. ruang tamu juga tidak terlihat sempit meskipun diisi oleh 7 orang termasuk aku.

saat ini, aku pun mulai berpindah kesamping dan menghindari pukulan dari salah satu orang. aku langsung menarik pergelangan tangan orang itu dan memutarnya. orang itu seketika teriak kesakitan dan tongkat yang ia pegang itu pun terjatuh dilantai.

beberapa orang lainnya langsung datang menyerangku tanpa ragu. ketika masih didalam penjara, aku selalu berantam dengan Jack dan juga para bawahannya selama 3 tahun. baik Kemampuan bertarung atau keterampilan bertarung, aku masih tergolong lebih baik dibandingkan dengan preman preman yang ada dikota Yanjing ini.

tongkat baja di tangan mereka mengenai tubuhku. selama itu tidak mengenai bagian belakang kepalaku, semua serangan hanyalah merupakan serangan kecil bagiku. mungkin hanya akan meninggalkan memar, dan jikalau pukulan dari tangan ataupun kakiku mengenai mereka, mungkin akan membuat mereka tertidur sebentar dilantai.

dikondisi seperti ini, aku kembali membuat salah satu dari mereka terjatuh.

aku lalu berjalan mundur dan melihat masih tersisa 4 orang. aku lalu bertanya :" siapa yang menyuruh kalian kesini?"

meskipun aku bertanya kepada mereka, namun aku sudah bisa menebak siapa sebenarnya orang itu. di Cina, siapa yang berani datang menyerang orang lain ditempat tinggalnya sendiri pada kota Yanjing ini selain keluarga Gong.

saat ini, kedua pintu kamar disana pun terbuka. Imel lalu keluar dengan memakai baju tidur dan juga sambil menguap. ia lalu melihat dua orang terjatuh dilantai dan juga masih terdapat 4 orang preman yang berwajah seram. dia lalu berteriak dan tidak keluar dari kamarnya. dia hanya mengintip dari sela pintu kamar.

salah satu pintu lainnya juga terbuka, Adit lalu berkata dengan nada suara yang buruk, " siapa sih, kenapa kalian begitu bising di pagi begini...."

Adit belum selesai berbicara, namun ia langsung berlari masuk kedalam kamarnya setelah melihat kondisi diruang tamu.

keempat orang itu pun tersadar dan pria yang memegang tongkat listrik itu langsung berkata :" cepat patahkan kedua tangannya. setiap tangannya akan dihargai 200juta. kalian juga boleh mematahkan kedua kakinya dan setiap kaki akan dihargai 400juta!"

sambil mengatakan itu, pria yang membawa tongkat listrik itu langsung mengarahkan tongkat itu kepadaku. aku langsung menghindar dan hampir terkena serangan dari salah satu orang lainnya.

aku lalu menghindar secepat mungkin dan melakukan sebuah gerakan menyapu pada kaki yang sebelumnya aku pelajari dari Jack. salah satu dari mereka pun terjatuh dan berteriak. aku lalu mengambil salah satu tongkat baja yang terjatuh dilantai dan melemparnya secara horizontal. tongkat itu pun mengenai bagian perut salah satu orang dan dia terjatuh kesakitan.

saat ini, ruang tamu hanya tersisa aku, pria yang memegang tongkat listrik dan juga salah satu preman saja. preman itu sudah merasa takut dan langsung melarikan diri. pria yang membawa tongkat listrik itu hanya terus berjalan mundur sambil memarahi bawahannya yang berani melarikan diri disaat seperti ini.

sebelum ia melarikan diri dan keluar dari pintu, aku sudah berlari kedepannya dan pria memegang tongkat listrik beserta preman itu pun merasa terkejut dan langsung berlutut sambil meminta ampun kepadaku. mereka bahkan berkata kalau mereka adalah korban pemaksaan.

aku seketika tidak tahu harus berkata apa dan hanya menghidupkan sebatang rokok sambil menghisapnya. aku lalu berkata :" kalian bahkan sudah datang kerumahku dan kamu berkata kalau kalian ada korban pemaksaan?"

preman itu tidak berkata apapun. pria yang memegang tongkat listrik itu pun berkata :" bukan, bukan, kami hanya khilaf saja. ampuni kami bang, aku masih memiliki seorang ibu yang berusia 80 tahun. aku bahkan masih memiliki seorang anak berumur 3 tahun yang harus aku jaga."

" cukup, cepat katakan siapa yang menyuruh kalian kesini."

aku merebut tongkat listrik dari pria itu dan menutup aliran listriknya. aku lalu melempar tongkat itu kearah lain. tongkat baja biasa tidak akan memberikan efek yang kuat jika mengenai tubuhku. namun jika tongkat listrik ini mengenai tubuhku, aku juga tidak bisa menahannya meskipun aku memiliki kemampuan pertahanan diri yang kuat.

pria itu terlihat sedikit ragu dan ketika melihat aku yang hendak kembali mengaharnya. dia lalu berkata :" aku tidak tahu namanya, namun aku bisa memberi sedikit informasi padamu."

" katakan kepadaku bagaimana penampilannya?"

tanyaku sambil membereskan pakaianku sendiri.

pria itu berkata, " seorang pria muda yang memakai jas, ia memiliki deking yang besar. tubuhnya juga putih dan bersih. terdapat kedua kantung mata yang hitam dibawah matanya dan terlihat sangatlah lemas."

" apakah dia terluka? atau penyakit lain?"

" tidak, dia terlihat normal. bahkan tidak ada masalah apapun ketika dia berjalan. dia tidak terlihat seperti seseorang yang berpenyakit."

melihat diriku tidak berbicara, pria itu kembali berkata :" kami awalnya sedang bersantai dipinggir jalan. orang itu lalu menghalangi kami dan memberi alamat kami lalu berkata kalau dia akan memberikan 4M kepada kami jika berhasil membunuhmu. namun siapa yang berani membunuh orang didunia yang penuh hukum seperti ini? kami juga hanyalah merupakan orang biasa. aku sudah berkata kalau aku tidak ingin pergi. orang itu lalu berkata kalau dia akan menambah 400juta jika berhasil mematakan satu tanganmu dan 600 juta jika berhasil mematahkan salah satu kakimu. dia bahkan memberi biaya deposito sebesar 10juta kepada kami."

" dimana uang itu?"

aku merasa sedikit lucu karena pria tidak hanya memiliki kemampuan yang lemah, bahkan pemikirannya juga sangatlah lemah.

jikalau dihitung dari harga ini, bisnis sebesar 2M ini hanya dibayar dengan biaya DP sebesar 10Juta dan mereka langsung datang dengan begitu semangat.

yang terpenting adalah pria yang membawa tongkat listrik itu sepertinya ingin mengorupsi setengah dari semua biaya itu. dan kelima bawahan lainnya malah menerima hal itu terjadi?

" disini."

kata pria itu sambil memegang kantongnya. ia lalu mengeluarkan sejumlah uang dan aku bertanya :" apakah semua perkataanmu itu benar?"

pria itu lalu mengangkat salah satu tangannya," aku bersumpah, jikalau aku berbohong, maka aku akan disambar petir dan mati tersiksa."

aku menganggukkan kepala," jikalau begitu, aku tidak akan melapor pada polisi lagi. silahkan pergi sekarang juga."

pria itu langsung mengucapkan terimakasih karena aku tidak membunuhya. ia lalu pergi menopang para preman lainnya yang terjatuh dilantai itu. mereka lalu berjalan kearah pintu. sebelum mereka keluar dari pintu, tiba tiba terdengar sebuah suara sirene polisi disekitar tempat tinggalku.

pria itu lalu melototkan matanya," bukankah kamu berkata tidak melaporkan ini kepada polisi?"

aku lalu melambaikan tanganku," aku bahkan tidak memegang ponsel sejak tadi. dari mana kamu bisa menganggap kalau aku yang melapor?"

Novel Terkait

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu