Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 439 Binatang Buas

namun hal yang menakutkan bagi kami ini telah terjadi dan seiring berjalannya waktu, bagian depan gua itu mulai terlihat sebuah kepala besar dan juga kedua cakarnya yang tajam dan kuat itu......

ketika semua bagian tubuhnya berhasil mendarat di jalanan kecil itu, kepalanya yang besar itu pun menoleh ke arah kami dan makhluk itu berhasil membuat kami semua ketakutan hanya dengan satu tatapan saja.

harimau bertaring tajam itu telah turun!

sebelumnya telah dijelaskan kalau letak gua ini berada di bagian tengah dari dua gunung dan celah di antara kedua gunung tersebut membentuk sebuah gua kosong yang bagian depannya menghadap ke arah lautan luas.

di depan pintu masuk gua, terapat sebuah jalanan kecil yang tergolong mudah untuk digunakan oleh manusia. namun jalanan itu terlalu sulit digunakan oleh makhluk lainnya.

awalnya kami mengira kalau makhluk besar itu akan memilih untuk mundur ketika tidak berhasil melakukan penyerangan. hal yang tidak kami duga adalah makhluk itu langsung turun ke bawah untuk memberi kami pelajaran.

IQ binatang yang tumbuh liar di pulau ini telah jauh melebihi mamalia besar seperti Harimau Benggala pada umumnya. kini, dia pun mulai berjalan ditengah jalanan yang kecil itu!

"Semuanya, segera halangi pintu itu!"

di saat ini, semua orang sangatlah ingin tetap bertahan hidup. kami semua mengerti akan hal ini. sekarang, pintu kayu didepan gua itu adalah satu-satunya pelindung terakhir bagi kami. jikalau pintu itu dirusak, maka kami semua akan mati.

di saat yang bersamaan, jika kami memiliki tenaga yang cukup, kami bahkan bisa menggunakan pintu kayu itu untuk mengalangi harimau bertaring tajam itu dan mendorongnya masuk kedalam jurang.

tentu saja, ini hanyalah sebuah lelucon. aku bahkan mulai curiga, jika dilihat dari kekuatan kami, apakah bisa berhasil menghalangi harimau itu masihlah merupakan sebuah tanda tanya.

"rawr!"

harimau bertaring tajam itu mulai meraung dan taringnya yang panjang itu terlihat mengkilap. aroma nafasnya yang amis itu bahkan memasuki kepala kami.

selanjutnya, harimau bertaring tajam itu pun mulai beraksi. dia mencakar pintu kayu dengan cakarnya itu. sebagai pria, kami bertiga pun berdiri di depan. melihat serangan itu, kami merasa sedang dipukuli oleh sebuah palu yang besar. di balik pintu kayu itu, kami merasa tertekan dan hampir mati rasa.

harimau bertaring panjang itu tidaklah puas dan dia kembali memberi sebuah hantaman, aku pun memarahinya, "sh*t, ini tidak memungkinkan lagi. cepat atau lambat, kita semua akan mati di tempat ini."

wajah Alex memerah, "Roman, bukankah kamu memiliki senapan? bunuhlah binatang itu!"

Fox juga berkata, "benar, ini adalah kesempatan terakhir bagi kita! kita tidak bisa bertahan lebih lama lagi!"

tidak hanya kami bertiga, bahkan ekspresi wajah kedua wanita dan seorang bocah yang ada di belakang kami pun mulai pucat dan mereka sepertinya tela menyerah.

aku lalu menggertak gigiku dan berkata, "kalau begitu, tahanlah sebentar!"

setelah mengatakan itu, harimau bertaring tajam itu kembali melakukan penyerangan dan telah membuat pintu kayu itu sedikit terbuka. Roman lalu mengarahkan senapannya tepat di depan kepala harimau bertaring tajam itu.

duar!

di tengah kegelapan itu, terlihat percikan api dan harimau itu kembali meraung. aku mulai panik, dengan jarak yang dekat seperti ini, aku bisa menepatkan sasaranku dengan gampang, namun resikonya adalah harimau itu belum tentu bisa di sakiti dengan senapan ini meskipun aku telah menepatkan sasarannya.

harus diketahui kalau dari posisiku sekarang, aku hanya bisa melukai kulit harimau bertaring tajam itu saja. tidak mungkin aku bisa mengenai bagian kepala dan juga perutnya.

namun saat ini, aku tidak bisa berpikir banyak lagi dan aku terus mengisi peluruku tanpa henti. setelah aku menembaknya beberapa kali, harimau bertaring tajam itu juga mulai pintar.

binatang buas itu tidak lagi menggunakan cakarnya untuk menyerang, melainkan mendobrak pintu itu menggunakan kekuatan pada bahunya!

pintu kayu itu mulai bergoyang dan ini semakin sulit untuk bertahan. ekspresi Alex dan Fox terlihat sangatlah panik, karena nyawa kami sedang dipertaruhkan sekarang!"

"sh*t, aku akan bertarung denganmu!"

aku juga merasa putus asa di dalam hatiku, aku lalu berteriak dan mulai menembak harimau itu dengan cara yang gila. jika satu tembakan tidak bisa menewaskanmu, maka aku akan langsung memberikan dua tembakan. jika dua tembakan tidak bisa, maka aku akan langsung memberimu lima tembakan sekaligus!

intinya, meskipun hari ini kami semua harus mati di sini, harimau bertaring tajam itu juga tidak boleh hidup dengan baik!

saat ini, aku hanya berharap senapan yang ada di tanganku ini bisa menembusi tubuh binatang buas seperti ini dalam lima tembakan sekaligus!

kekuatan harimau ini sangatlah besar, setiap gerakannya terlihat seperti menggetarkan gunung ini. salju yang tertimbun di atas gunung mulai berjatuhan. bahkan Elina yang sejak awal sangatlah tenang itu terlihat sangatlah putus asa sekarang.

sambil bersiap-siap menembaknya, aku pun berkata, "kalian semua tidak perlu khawatir, harimau.... harimau bertaring panjang ini tidak akan bisa masuk."

aku bahkan tidak sanggup untuk mempercayai perkataanku sendiri.

harimau bertaring tajam itu sepertinya mengerti akan perkataanku, dia kembali mendobrak pintu itu dengan kekuatan yang semakin besar dan pintu kayu itu seketika runtuh. peluru yang telah aku tembakkan tadi telah meninggalkan beberapa luka pada tubuhnya.

harimau bertaring tajam itu meraung dengan marah dan suara itu terus berputar di sekeliling telinga kami. akhinya, suara dari luar itu berhenti saat ini.

kami semua pun terbengong, "apakah harimau itu telah pergi?"

tanya Kaila dengan terkejut.

aku menggelengkan kepala dan berkata, "tidak tahu, namun aku tidak lagi melihatnya sekarang."

aku lalu menatap ke sekeliling melalui celah pintu kayu itu. saat ini, kami tidak lagi melihat bayangan harimau bertaring tajam itu lagi dan hanya menemukan adanya badai salju yang deras di luar sana.

aku merasa sedikit lega, "tidak tahu kemana harimau bertaring tajam itu pergi, mugkin dia merasa takut akan beberapa tembakan peluru yang aku lakukan tadi."

kami bisa bertahan hidup lagi.

kami saling bertatapan dan tatapan kami di penuhi oleh rasa tidak percaya. aku langsung memeluk Elina dan Elina pun bersandar dengan cepat di dalam pelukanku.

dan Kaila pun meraih lengan Fox Hu sambil menangis keras. Fox tidak berani bergerak sembarangan. saat ini, Ghea juga ikut menangis.

dan Alex hanya memegang hidungnya dengan canggung sekarang.

selama tinggal di pulau liar ini, kami tidak hanya berinteraksi dengan sesama manusia dan kami juga berinteraksi dengan berbagai hewan. namun tidak pernah seperti hari ini, rasa dari kematian terasa begitu nyata. bahkan kami juga merasa, jika tadinya Harimau itu bisa menahan kesakitan pada tubuhnya sebentar saja, maka kami pastilah akan segera mati.

untungnya harimau itu juga merasa takut.

dan dari kejadian tadi, aku juga mendapatkan sebuah pelajaran yang berharga. semua makhluk memiliki kelebihannya masing masing. misalnya harimau bertaring tajam, dia memiliki posisi teratas pada rantai makanan dan dia juga memiliki IQ yang tidak tergolong rendah.

kami pun menarik nafas yang dalam dan perasaan tidak tenang yang ada di dalam hatiku belumlah menghilang. aku berencana untuk keluar dan memeriksa kondisi.

sebelum aku melangkah, Elina tiba-tiba menarikku, "jangan panik, perhatikan sekelilingmu terlebih dahulu. aku khawatir kalau dia belum pergi jauh dari sini."

aku menganggukkan kepala dan pada saat ini, tidak lagi ditemukan jejak apapun di atas gua ini. hanya terdapat udara sejuk yang masuk melalui celah di atas.

ketika aku baru saja berjalan keluar dari pintu, aku langsung merasakan hal yang tidak beres.

aku menatap ke depan dan sadar kalau bagian depan pintu gua itu telah di tutupi oleh salju yang tebal. salju itu bahkan telah menutupi jejak kaki harimau sebelumnya, namun terdapat sebuah bagian yang terlihat sangatlah aneh.

biasanya, salju akan turun secara merata, namun salju pada sebuah area sepertinya dihalangi oleh sesuatu dan salju tidak bisa menutupi area itu. area itu terlihat seperti sebuah area melingkar tanpa salju.

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu