Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 128 Sakit Hati Karena Cinta

penghargaan juga sudah cukup bagiku, seharusnya Carlos tidak berani mengurangi bonus yang seharusnya ia berikan padaku. 80 atau 10oribu baht juga merupakan nominal yang lumayan banyak.

lebih baik lagi jika nominalnya diatas itu, orang orang diChina akan mendapatkan bonus sebesar puluhan juta jika melakukan hal hal yang berani. aku bahkan telah menolong 3 orang dan menangkap 3orang lainnya, 100ribu baht merupakan nominal yang tidak banyak. itu hanya sekitar 45juta saja jika dirupiahkan.

setelah selesai makan bersama Carlos, kami pun mengobrol. setelah melihat Carlos yang memerhatikan jam tangannya, aku pun langsung meminta bill kepada pelayan.

jika orang lain melihat jam tangan, berarti dia sedang mengaba abakan kalau dia ingin segera pergi.

Carlos juga terlihat mengerti kondisi, dia membayar semua biaya makanan kali ini dan mengantarku kembali ke hotel.

melihat waktu yang masih tidak begitu larut, aku pun mengingat kembali perkataan Elina kemarin malam. aku pun meneleponnya dan bertanya apakah dia ingin jalan jalan atau tidak.

suara Elina sedikit lemas dan dia berkata dia tidak ingin keluar karena tubuhnya tidak begitu sehat.

aku bertanya ada apa dengannya, tetapi dia tidak ingin mengatakannya dan segera menutup teleponku.

aku melihat tanggal pada ponselku dan seketika merasa terkejut.

tepat satu bulan dia kembali sakit. pastilah dikarenakan dia sedang datang bulan dan merasa kesakitan.

oleh karena itu, aku mencari sebuah minimarket dan mencari barang yang sama dengan waktu itu. aku lalu kembali kehotel dan mengetuk pintu kamarnya.

setelah beberapa saat, Elina pun bertanya sesuatu. setelah mendengar suaraku, dia lalu membuka pintu kamarnya.

wajahnya begitu pucat dan terlihat tidak begitu bersemangat.

" aku sudah membelikan barang itu untukmu, aku akan memasak sup jahe untukmu." kataku sambil mengangkat plastik pada tanganku.

Elina lalu mengangguk dan berkata" terimakasih", dia lalu mempersilahkan diriku masuk.

aku masuk membawa barang barang itu dan menutup kembali pintu kamar sambil berkata :" silahkan berbaring dulu, oh iya, apakah pembalutmu masih ada?"

" ada."

" baiklah kalau begitu, berbaring lah."

" iya."

dia pun kembali berbaring dan menutupi kedua kakinya dengan selimut.

aku lalu mengambil sebuah ketel dan menuangkan air kedalam untuk dimasak. aku lalu membersihkan jahe dan angco. aku pun memasukkannya ketika air sudah mendidih.

setelah beberapa menit berlalu, aku pun menuangkan sup itu kedalam gelas dan merendam gelas itu didalam air dingin agar tidak begitu panas.

beberapa saat kemudian, aku pun membawa segelas sup itu kedepannya sambil berkata :" ini sedikit panas, berhati hatilah."

" terimakasih." katanya dengan pelan sambil menerima gelas itu. dia lalu meniupnya dan meminumnya dengan pelan.

" apakah sakitnya masih sama seperti waktu itu?"

dia menundukkan kepala :" hm... hampir sama, tetapi tidak sesakit dulu."

aku sedikit ragu dan menunjuk kearah kakinya :" bagaimana kalau aku memijatmu."

dia mengerucut dan pada akhirnya dia mengangguk sambil bergumam "hm".

aku melepas sepatuku dan duduk diatas kasur sambil membuka selimutnya itu.

Elina sudah mengenakan sebuah rok tidur berwarna putih. terlihat kedua kakinya yang panjang dan putih serta mulus itu.

dia kelihatannya sedikit gugup dan memegang roknya dengan erat. dia juga menutup kedua kakinya dengan sedikit kuar.

aku pun berkata dengan sedikit canggung :" tariklah sedikit rokmu keatas, itu menutupi titik akupuntur."

dia menundukkan kepala dan tidak berani menatapku, tetapi dia tetap menarik roknya hingga keatas lutut.

aku menarik nafas yang dalam dan berusaha untuk bersikap tenang. aku lalu meraih pergelangan kakinya dan mengangkatnya untuk mencari titik akupuntur yang cocok lalu memijitnya pelan.

kulitnya sangatlah licin.

" silahkan diminum, itu akan segera dingin." kataku sambil tersenyum guna mengalihkan perhatiannya.

dia masih saja menundukkan kepala, dia pun menjawab "iya", lalu kembali meminum sup jahe itu.

aku kembali bertanya :" apakah kamu sudah makan malam?"

" sudah."

" makan apa?"

aku tidak hentinya bertanya hal hal yang tidak penting hanya untuk mengalihkan perhatiannya.

dia juga menjawab setiap pertanyaanku dan tidak lama kemudian, dia terlihat sedikit lebih tenang.

" Roman, kamu dulunya sering memasak sup ini untuk Keisya kan, apakah kamu juga memijitnya seperti ini?" tanyanya secara tiba tiba.

aku sedikit terbengong dan kembali tersenyum. aku tidak tahu bagaimana cara menjawabnya.

kata orang, wanita adalah makluk hidup yang penuh akan rasa penasaran, Elina juga termasuk didalamnya.

" kamu terlihat begitu mahir, seharusnya kamu sering memijitnya kan?" tanya Elina.

aku hanya tersenyum:" beberapa kali saja, dia juga pernah merasa kesakitan karena datang bulan."

dia tidak berkata apapun dan hanya menatapku dengan matanya yang besar itu.

aku tidak ingin membicarakan hal ini, oleh karena itu, aku pun menundukkan kepala dan memijitnya dengan penuh konsentrasi.

beberapa saat kemudian, dia kembali bertanya :" sebenarnya kamu begitu baik kepadanya, hanya saja kamu mengabaikannya ketika kamu sibuk bekerja. tetapi kamu masih mencintainya bukan?"

aku pun menggelengkan kepala :" dulu aku mencintainya tetapi tidak untuk sekarang."

" apakah kamu membencinya?"

" setelah dia mengatakan itu waktu diperusahaan, aku aku sudah tidak membencinya lagi. didalam hubungan percintaan itu tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. akulah yang tidak berbuat lebih baik dan dia ingin mencari yang lebih baik lagi. tidak ada yang hal yang perlu dibenci."

"tetapi kamu telah dilukai olehnya."

" siapa yang tidak pernah terluka sebelumnya, yang disebut sakit karena cinta itu tidak jauh berbeda dari luka terbakar ataupun jatuh, itu hanya rasa sakit yang bersifat sementara. dizaman sekarang ini, siapa lagi yang tidak pernah jatuh cinta dan tidak pernah putus cinta. semua orang di dunia ini pernah merasakan jatuh cinta dan rasa sedih dari putus cinta, dan ada orang yang tertawa dan ada yang merasa bahagia. aku hanya salah satu dari mereka yang tidak pernah merasa puas, tidak ada yang spesial juga. bukankah aku masih hidup dengan baik sekarang? "

Elina tidak bertanya lagi dan hanya menghayal sambil memegang gelas itu.

melihat ekspresinya, aku teringat akan sesuatu dan tertawa :" direktur Elina, aku lupa kalau kamu tidak pernah berpacaran sebelumnya. tentu saja kamu tidak pernah merasa putus cinta dan juga merasa bahagia.""

dia menggigit bibirnya dan menendang aku dengan marah.

aku baru saja menggapai telapak kakinya dan dia berusaha menendangku, tetapi dia merasa geli akan hal itu.

aku pun mencuri kesempatan untuk menggeli kakinya. dia pun tertawa riang sambil berusaha menendangku sekuat tenaga.

aku pun terjatuh dibawah kasur karena tendangannya.

ketika terjatuh, aku pun melihat bagian dalam roknya itu.

oleh karena itu, aku tidak ingin berdiri karena aku sedikit bereaksi dan muncul berbagai hal aneh didalam otakku.

sayangnya, dia sedang menstruasi disaat ini.

aku sangat membenci perasaan diganggu seperti ini.

semalam aku seharusnya membawa salah satu gadis thailand dibar Bruce pulang dan menyumbangkan beberapa hormonku.

wanita malam itu sudah memberi aba aba kepadaku beberapa kali.

" Roman, kamu kenapa?" kata Elin sambil beranjak ke tepi kasur.

aku mengangkat kepalaku dan wajahku bersentuhan dengan rambutnya yang panjang itu. sedikit geli dan ini juga membuat diriku semakin menikmati.

aku lalu melambaikan tanganku dan berkata :" tidak apa apa, hanya terjatuh saja kok. pantatku sedikit sakit, tetapi itu akan segera menghilang nanti."

setelah dia memastikan tidak terjadi apa apa padaku, dia pun tertawa keras.

aku sedikit kehabisan kata kata, aku pun menghela nafas dan bangkit berdiri :" istirahatlah lebih awal. aku akan kembali dulu."

" marah?" katanya sambil menatapku dengan mata penuh kasihan.

" tidak, aku tidak mungkin marah secepat itu, hanya saja pantatku sedikit sakit. aku ingin pulang dan memijitnya."

" haha..... kamu tidak ingin memijat kakiku lagi?"

aku menghela nafas dan berkata :" aku ingin pergi mencuci tangan dulu."

setelah itu, aku pun masuk kedalam toilet. aku membuka keran air dan mencuci wajahku dengan kuat, aku berusaha untuk menenangkan diriku.

ketika kembali kekamar, Elina sudah memakai kembali selimut itu dan hanya mengeluarkan betisnya yang mulus itu saja.

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu