Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 512 Trik Lama

seketika aku mengerti apa yang dimaksudkan oleh Deni.

dia dan Alex telah bangun sejak awal, mereka tidak membangunkanku karena melihat diriku masih sedang tertidur pulas. mereka hanya menyuruh seorang pelayan untuk mengingatiku dari luar kalau hari ini akan menghadiri sebuah rapat di perusahaan Naxionel.

aku mengucapkan terimakasih kepada pelayan itu. aku pun segera berlari ke bawah untuk memesan taksi dan bergegas ke perusahaan Naxionel yang pernah aku kunjingi pada tiga bulan yang lalu.

dalam perjalanan, aku merasa sangat ragu. namun pada akhirnya, aku pun mengirimkan sebuah pesan singkat kepada Wenny dan berkata kepadanya kalau aku sedang di dalam perjalanan menuju perusahaan Naxionel.

awalnya aku mengira kalau Wenny akan merasa marah. aku tidak menyangka kalau Wenny membalas pesanku dengan cepat, "aku akan segera tiba."

setelah melihat balasan pesan Wenny, aku malah merasa sedikit tidak tenang di dalam hatiku.

setelah berpikir beberapa saat, aku mengirimkan sebuah pesan pesan lucu kepadanya, "kamu merupakan seorang Ceo dari sebuah perusahaan, kenapa kamu terlihat begitu santai setiap harinya?"

"aku bukan terlihat santai. aku tahu apa yang seharusnya aku lakukan dan aku tidak ingin meninggalkan penyesalan pada diriku sendiri saja."

setiap perkataannya itu seperti terdengar langsung dari mulutnya. seketika, aku teringat akan obrolanku dengan Wenny di bar waktu itu.

Wenny berkata kepadaku dengan serius kalau dia tidak ingin meninggalkan penyesalan apapun dalam dirinya. oleh karena itu, dia akan berusaha untuk menggapai semua hal yang ia harapkan, namun semua itu kosong.

waktu berlalu begitu cepat, aku pun telah tiba di perusahaan Naxionel. Deni sepertinya sedang menungguku di ruang tamu perusahaan itu dan Alex menjemputku di depan perusahaan.

melihat aku turun sendirian dari dalam mobil, Alex menatapku dengan tatapan yang aneh dan ertanya, "Roman, kenapa Wenny tidak datang bersamamu?"

aku lalu berkata dengan nada yang buruk, "aku tidak mengatakan ini kepadanya, aku tidak percaya kalau kita tidak bisa mendapatkan bisnis ini tanpa dia."

ekspresi Alex juga terlihat murung, ia lalu berkata, "Roman, apakah kamu tidak tahu? kita sepertinya tidak bisa mendapatkan bisnis ini tanpa adanya Wenny."

"kenapa?"

tanyaku dengan penasaran.

"kamu tidak tahu, ketika aku dan Deni masuk ke dalam ruang tamu, resepsionis membantu kami untuk menelepon Hardianto. tidak disangka, Hardianto langsung berkata kalau dirinya sedang sibuk dan tidak bisa menjumpai kami."

kata Alex dengan marah, "lihatlah seberapa sombongnya dia?"

setelah beberapa saat, aku pun berkata, "apakah Deni marah?"

Alex menggelengkan kepala dan berkata, "tidak, Deni hanya berkata kalau Herianto sepertinya sulit untuk ditemui."

aku hanya tersenyum pahit dan berkata, "ini seperti dugaan kami sebelumnya. Herianto tidaklah sederhana dan dia hanya datang karena Wenny saja. mungkin dia telah mengetahui segala hal yang menimpa perusahaan Grup Wering dan meminjam kesempatan ini untuk mengancam kita. hanya saja kita juga tidak bisa melakukan apa-apa dan hanya bisa menerima semua ini."

"Roman, kamu berkata begitu banyak, apa sebenarnya yang ingin kamu katakan? kenapa aku semakin tidak mengerti akan perkataanmu?"

hingga sekarang, Alex masih belum mengerti akan maksudku. untuk beberapa saat, dia terlihat sangat serius dan untuk beberapa saat lagi dia terlihat seperti sedang berusaha untuk berpikir. namun pada akhirnya, dia tetap saja menggelengkan kepalanya dan bertanya kepadaku.

aku berkata, "lihatlah, kejadian yang menimpa perusahaan Grup Wering telah diketahui oleh Herianto. Herianto tahu bahwa perjanjian kerja sama kita adalah kunci terpenting. oleh karena itu, kita pastilah akan memohon padanya. Jika dia tidak mengetahuinya juga tidak apa-apa, tetapi jika dia mengetahuinya, dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini begitu saja. Herianto merupakan orang terlihat jujur, tetapi dia melakukan itu hanya karena Wenny. sebenarnya orang yang bisa mencapai posisi seperti dirinya merupakan orang orang yang licik bukan?"