Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 142 Tidak merasa bersalah

"Keisya tidak bekerja di sana lagi. Aku dengar dia secara sukarela mengundurkan diri karena Aberko dipecat." tambah Elina, dia kurang lebih dapat menebaknya, aku sebenarnya ingin bertanya langsung kepada Keisya, jadi aku menambahkan ini di akhir kalimat.

“Yah, terima kasih.” Aku tersenyum padanya, lalu berbalik dan berjalan kembali.

Setelah memasuki ruangan, aku baru mendengar suara Elina yang menutup pintu sebelah.

Benar saja, Aberko dipecat, dan Keisya juga mengundurkan diri.

Dikarenakan olehku.

Tentu saja, aku tidak merasa bersalah, hanya saja suasana hatiku sedikit rumit, membuatku agak emosional.

Aberko dan Keisya, sangat sombong dan dingin di depanku, ketika bertemu lagi dengan mereka di lain waktu, entah sikap apa yang akan mereka tunjukkan di depanku.

Ketika pacar yang sekarang direbut oleh mantan pacarnya, aku juga tidak tahu apa yang dirasakan Keisya.

Atau mungkin kita tidak akan bertemu lagi.

Tidak bertemu juga bagus, untuk menghindari kecanggungan, dan sakit di hati.

Tapi entah bagaimana, ketika aku berbaring di tempat tidur, aku merasa ada yang hilang. Bahkan ketika aku menutup mata, Keisya nampak seperti mengeluarkan air mata es.

Sedemikian rupa sehingga sulit untuk bisa tidur.

Keesokan harinya, Bayu mengirimiku jumlah orang dan rencana perjalanan. Aku menemukan sebuah hotel yang tidak begitu jauh dari tempatku tinggal, hotel itu memiliki lingkungan dan lokasi yang sangat bagus. Aku memesan tujuh kamar, dua di antaranya kamar untuk pasangan, lima kamar single, yang diperuntukkan orang yang tidak membawa pasangan.

Mereka datang ke Chiang Rai selama dua hari. Jika aku tidak sibuk, aku bisa mengajak mereka keluar, tidak perlu mencari pemandu wisata, tetapi aku benar-benar tidak bisa pergi ke Bangkok dan Phuket. Jadi aku masih harus mencari pemandu wisata dan orang yang dapat diandalkan.

Tentu saja aku tidak tahu pemandu mana yang bisa diandalkan, aku hanya dapat mencari Bruce.

Meskipun Bruce hanya tinggal di Chiang Rai, namun adalah orang Thailand, dan juga preman yang cukup terkenal.

Setelah menerima telepon dariku, Bruce bilang ini hanyalah masalah sepele.

Tidak butuh waktu lama, ia sudah membantu ku menemukannya, kerabat laki-lakinya, Bruce menepuk dadanya memberiku jaminan padaku bahwa jika ada dia di sana, tidak akan ada apa pun muncul masalah apapun dan ia pastikan mereka akan bersenang-senang.

Dengan cepat, kerabat Bruce berinisiatif untuk menelponku, dengan nada yang sangat hormat, ia seharusnya tahu bahwa aku adalah teman bos Bruce.

Aku memberitahu jadwal dan jumlah orang yang ikut, dan memintanya untuk membantu memesan hotel di Bangkok dan Phuket. Supaya saat Bayu dan lainnya sampai di Bangkok, dia yang akan menjemputnya di bandara, mengatur rencana perjalanan dan membawanya mereka jalan-jalan.

Dia segera menjawab dan meminta alamat email ku, agar ia bisa mengirimku informasi tentang atraksi dan jarak tempat wisata di Bangkok dan Phuket, serta jadwal rute perjalanan yang disarankan olehnya, ia juga membiarkan teman-teman sekelasku mendiskusikan tempatnya, agar ia bisa mengatur jadwalnya dengan baik.

Ketika ditanya soal biaya, dia bilang Bruce yang akan mengurus tagihan dengannya, tidak perlu dibayar oleh ku ataupun teman sekelasku, tetapi soal biaya hotel dan tempat atraksi harus dibayar sendiri oleh teman sekelas ku pada saat itu juga.

Aku menelepon Bruce dan tidak menolak tentang bayaran pemandu wisata. Aku hanya berterima kasih padanya.

Waktu berlalu begitu cepat, sampai di waktu Bayu dan yang lainnya pergi ke Chiang Rai.

Karena mereka berangkat dari kota yang berbeda, mereka akan tiba dengan penerbangan yang berbeda, waktu berkumpulnya adalah sore hari. Yang pertama tiba adalah Bayu dan Leni, dan dua teman wanita yang lain berangkat dari Shenghai.

Sore itu, aku menyewa mobil Toyota Sea Lion dengan sembilan tempat duduk untuk menjemput mereka di bandara.

Sopir itu adalah kerabat Bruce yang pernah bekerja sebagai pemandu, karena aku belum memiliki SIM Thailand dan aku tidak terbiasa menyetir di kanan.

Setelah menunggu sebentar, tiba-tiba aku menerima telepon dari Deni.

Dia mengatakan kepada aku bahwa dia telah tiba di Chiang Rai dan baru saja turun dari pesawat.

Ketika aku menerima telepon dari Deni, aku sedikit tercengang, karena dia tiba-tiba datang tanpa memberitahuku sebelumnya.

dia dan Bayu berkumpul.

Deni sudah datang, tentu saja harus bertemu dengan orang Jack dan aku harus hadir. Dengan begini, mungkin tidak ada waktu untuk membawa orang Bayu jalan-jalan.

Tapi bagaimanapun, bisnis adalah hal yang paling penting, pariwisata dan kesenangan adalah kesempatan.

Segera, aku memberi tahu Deni bahwa aku sudah keluar di bandara.

Deni terkejut dan bertanya dari mana aku tau dia akan datang.

aku berkata sejujurnya bahwa aku ada di sini untuk menjemput teman sekelasku, dan ini sangat kebetulan.

Deni tertawa, bahkan mengatakan bahwa kami berdua benar-benar berjodoh.

aku bertanya apakah ada yang datang menjemputnya, dia bilang ada, dia menyewa orang dari perusahaan keamanan lokal di Chiang Rai sebagai pemandu, dan orang itu sudah sampai dan menunggu di pintu keluar.

Aku bertanya padanya kapan ia ingin bertemu Jack. Dia bilang karena aku sudah tahu dia ada di sini, jadi beritahu saja kapan mereka bisa bertemu di chiang rai.

Setelah menutup teleponnya, aku menelepon Jack dan mengatakan kepadanya bahwa Deni telah tiba di Chiang Rai.

Jack tampak sangat senang, mengatakan bahwa dia akan segera datang ke Chiang Rai, dan dia akan tiba di malam hari. Dia menyuruh Suchart untuk menyiapkan tempat terlebih dahulu dan makan bersama Deni di malam hari.

Sekitar sepuluh menit kemudian, aku bertemu Bayu dan Leni di gerbang keluar, dan diikuti oleh dua gadis muda yang terlihat familiar.

Aku tidak menaikkan papanku, mereka menemukan aku dengan cepat di kerumunan.

"Roman."

Bayu berlari dengan bersemangat, meletakkan kopernya dan memelukku erat-erat.

Sudah sebulan sejak aku pindah dari rumahnya, dan rasa canggung itu mulai hilang.

“Bagaimana kabarmu?” Aku juga menepuk bahunya dengan gembira.

"Sangat baik, bagaimana kabarmu di Chiang Rai? Apa kamu sudah terbiasa?"

"setelah lama tinggal disini, aku mulai terbiasa."

“Hai, Roman.” Leni juga mendekat dan menyapaku sambil tersenyum.

“Roman, apa kamu ingat mereka?” Leni menarik kedua gadis di sampingnya.

Aku menoleh dan melihat salah satu dari dua gadis yang familiar itu sangat cantik dan tinggi, dengan rambut hitam panjang dan make-up tipis di wajahnya, dan temperamen yang sangat lembut dan manis.

Sedangkan yang lain, penampilannya biasa, sedikit pendek dan gemuk, tetapi tas yang mereka pegang ber merek LV, dan pakaian yang dipakainya tampaknya adalah merek terkenal.

Aku tersenyum pada mereka: "Ingat, Wenny, dan Cindy, lama tidak bertemu."

“Lama tak jumpa.” Gadis tinggi dan cantik itu adalah Wenny, ia menunjukkan senyuman yang tenang nan manis padaku.

Dan yang orang di sebelahnya yang tampak biasa itu adalah Cindy Liu, dia hanya berkata "Hai" dengan acuh tak acuh.

“baru beberapa tahun tidak bertemu, Wenny semakin lama semakin cantik.” Aku merasakan kesombongan Cindy Liu dan tidak menghiraukannya. Aku hanya mengobrol dengan Wenny.

“Terima kasih, kamu juga semakin tampan.” Wenny tersenyum manis padaku.

Bayu disamping memotong: "Oke, jangan saling memuji dulu, disini ada banyak orang, ayo kita jalan, dari sini ke hotel butuh waktu berapa lama? Mobil apa yang kita pakai?"

Aku melirik ke gerbang keluar beberapa saat dan berkata, "Aku menggunakan mobil van sembilan tempat duduk. Aku akan membawa kalian ke hotel sebentar lagi, tetapi bisakah kalian menungguku sebentar lagi? Aku sedang menunggu teman, seharusnya dia sedang keluar. "

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu