Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 234 Keputusan

"Tuan Roman, datanglah bersamaku." Basero pun menyapaku dengan menangkup kedua tangannya.

Aku menganggukkan kepala dan menyapanya balik dengan menangkup kedua tanganku.

Cody dan Aldi pun dengan mengikutiku dari belakang.

Selama perjalanan Basero tidak mengatakan apapun. Tiba didepan pintu besi berwarna cokelat kekuningan yang burik, ia pun mengetuk pintu dengan tempo yang beraturan.

Di tengah pintu terdapat sebuah lubang pengamatan dan cahaya dari dalam pun meredup. Seperti ada orang yang sedang melihat keadaan dari dalam, setelah itu pintunya pun terbuka.

Didalam sana terdapat pria paruh baya yang gemuk dengan wajah tanpa ekspresi. Ia juga tidak melihat aku, Cody dan Aldi, lalu langsung melewati kita dan memiringkan tubuhnya untuk membuka pintu.

"Silahkan masuk, Tuan Roman." Basero pun masuk duluan kedalam.

Setelah mengikutinya masuk ke dalam, aku pun menyadari bahwa ini hanyalah tempat tinggal yang sederhana. Tidak ada yang spesial di dalam ruangan ini.

Tetapi saat pria paruh baya gemuk ini jalan ke sebelah rak buku yang besar dan mendorong rak bukunya dengan keras, serta menunjukkan papan besi yang tersembunyi di belakang kertas dinding, lalu tertunjuklah sebuah ruangan rahasia besar ayang tersembunyi di belakang dinding.

Basero berkata dengan sedikit merasa bersalah, "Kerja di bidang seperti ini, memang harus lebih hati-hati. Tuan Roman, jangan sampai tersinggung ya."

Aku pun tertawa, "Tuan Basero terlalu sungkan, bagaimana mungkin aku tersinggung?"

Di saat ini, pria paruh baya yang gemuk itu pun sudah keluar dari dalam ruang rahasia dan berturut-turut mengeluarkan beberapa barang. Dua buah Glock 17, sepuluh buah klip kartrid, satu pelindung tubuh dan dua buah pisau belati yang dibalut dengan sarung.

Setelah pria paruh baya yang gemuk tersebut mengeluarkan barang, ia pun diam menaruh satu per satu barangnya diatas meja sebelah dinding dengan wajah tanpa ekspresi. Setelah itu, ia berjalan kearah samping pintu dan duduk diatas sebuah kursi.

"Tuan Roman, cek saja barangnya terlebih dahulu." Basero berkata sambil menunjuk barang diatas meja.

Aku menganggukkan kepala dan pergi mengambil Glock, lalu mengeluarkan klip katrid dan menekan pelan peluru yang berada diluar. Setelah memastikan klip katrid terdapar peluru, aku pun langsung meletakkan klip katrid di samping, lalu mencoba untuk menarik penutup ke belakang. Setelah melihat kaliber peluru dan memastikan di dalam tidak ada peluru, aku kembali menggeser kembali penutup.

Lalu aku mengarahkan pistol kearah dinding yang tidak ada orang. Setelah menarik pelatuk dan menembak kosong, serta memastikan fungsi pistol berjalan dengan baik, aku baru mengembalikan klip katrid ke dalam. Selanjutnya aku mengambil pistol satu lagi, lanjut menjalankan pemeriksaan yang aman.

Namun Basero dan Cody mereka hanya berdiri dari sebelah dengan diam.

Tidak lama kemudian, aku yakin kedua pistol ini tidak ada masalah dan sepuluh klip kartrid tersebut juga telah diisi penuh dengan peluru. Aku pun memasukkan pistolnya ke samping pinggang.

"Tuan Roman." Basero yang terus terdiam pun tiba-tiba berbicara. Ia melihat kearahku dengan memasang wajah ragu lalu berkata, "Maaf, Tuan Roman. Tuan Jack menyuruhku untuk menanyakan satu pertanyaan kepadamu. Lalu jawabanmu yang akan menentukan apakah aku boleh memberi semua barang ini kepadamu."

Aku mengerutkan dahi, "Apa pertanyaannya?"

Basero dengan serius berkata, "Ia menyuruhku untuk bertanya padamu. Ini mungkin adalah jalan buntu, apakah kamu benar-benar telah melakukan keputusan?"

Aku pun merasa sedikit tercengang dan menundukkan kepala, lalu berfikir dengan serius.

Jalan buntu yang ia katakan adalah jika aku ikut campur dalam masalah Jack dan Timothy. Maka aku telah memasuki lingkungan sosial ini, setelah itu aku pun tidak boleh menyesalinya lagi.

Sebelumnya Jack sudah pernah menyuruhku untuk membantunya. Tetapi aku sudah pernah memberikannya penjelasan, bahwa aku tidak ingin masuk ke dalam lingkungan sosialnya.

Ia mengerti kepribadianku dan tahu bahwa aku benci ditempatkan di posisi yang sulit. Jadi ia juga tidak pernah menanyakan masalah ini lagi.

Aku tahu, ia tidak ingin melibatkanku. Sebelumnya ia memanggilku untuk membantunya, hanya karena menginginkanku untuk membantunya menjalankan bisnis yang serius. Ia sendiri pun ingin meninggalkan kehidupan sebelumnya sebagai penjahat. Tentu, ia tidak akan menyuruhku untuk melakukan bisnis ilegal.

Kecuali ia ingin mencelakaiku.

Tetapi dari yang aku lihat, ia bukanlah orang seperti itu.

Sekarang saja, aku sendiri yang ingin ikut campur masalah ini. Mungkin di sisi lain, ia menginginkanku untuk menolong kedua anaknya. Tetapi di sisi lain, ia juga khawatir bahwa ia akan menarikku kedalam danau kematian. Jadi pikirannya pun muncul pertentangan.

Ia tidak berani untuk langsung menanyakan ini kepadaku, maka itu ia menyuruh Basero untuk bertanya. Jika aku belum melakukan keputusan, maka Basero akan mengambil kembali seluruh peralatan ini.

Tetapi aku hanya menunduk dan merenung sementara, lalu menganggukkan kepala kearah Basero, "Tuan Basero, silahkan beri tahu Jack, dari awal aku sudah melakukan keputusan. Jika itu adalah jalan buntu, maka teruslah jalan kedepan tanpa menyesalinya."

Basero memandang kearah dan menganggukkan kepala, "Baik, Tuan Roman, aku akan menyampaikannya kepada Tuan Jack. Oh iya, kamu ingin pergi bersama Cody dan Aldi ke Chiang Rai atau mengendarai mobil sendiri? Jika ingin mengendarai sendiri, aku boleh meminjamkanmu sebuah mobil yang sudah direparasi, merupakan sebuah mpbil gunung yang bagus."

Aku pun terdiam sementara dan menganggukkan kepala, "Kalau begitu terima kasih, Tuan Basero. Jika bisa pergi sendiri maka itu akan lebih baik."

"Baik, mobilnya diparkir tidak jauh dari sini. Entar keluar aku akan membawamu pergi mengambil mobil. Sekarang, apakah kamu ingin memakai pelindung tubuh terlebih dahulu? Aku boleh membantumu untuk memakainya."

"Kalau begitu, maaf merepotkan Tuan Basero lagi."

"Tidak perlu sungkan, Tuan Roman."

Setelah berkata, Basero pun mengambilkanku sebuah kaos ketat berlengan pendek dari sofa yang berada di sebelahnya.

Kaos ini sangat bersih dan dilipat dengan rapi. Sepertinya telah disiapkan untukku sebelumnya.

Aku pun membuka kemejaku dan mengambil kaosnya lalu memakainya sebagai dalaman. Ia mengambil pelindung tubuh yang tebal itu dan memakaikannya pada tubuhku, lalu dari mengancing rapat pada kedua sisi tulang rusuk.

Ini adalah pelindung tubuh merk Kevlar dari Amerika Serikat. Terbuat dari serat yang berkinerja tinggi. Karena sebagian besar apa yang akan dihadapi kali ini adalah pistol, maka itu tidak memakai rompi taktis, papan pelindung dan juga pelindung leher. Beratnya sekitar dua kilogram dan masih dalam jangkauan yang bisa aku tanggung.

Setelah memakai pelindung tubuh, Basero pun menyuruh pria paruh baya gemuk tersebut untuk mengambil sebuah sabuk, lalu diikatkan pada pinggangku dan menaruh seluruh klip katrid ke dalam sabuk. Terakhir ia mengambil sebuah kemeja hitam dan membantuku memakaikannya.

Kemeja ini milik pria paruh baya gemuk tersebut. Tipe badannya memang lebih besar daripadaku, bajunya sangat longgar. Sebaliknya karena aku telah memakai pelindung tubuh, kemeja ini menjadi pas.

Memilih warna hitam karena sulit untuk ditemukan di malam hari, celanaku juga berwarna hitam. Jika tidak menggunakan senter atau tidak dalam jarak dekat, maka akan sulit ditemukan oleh orang lain di malam hari.

Selain itu, ia juga memberikanku sebuah ponsel untuk menyembunyikannya di dalam mobil, atau tidak menggunakan ponsel ini untuk menghubungi bawahan Jack. Daripada ponselku diambil oleh Mark dan tidak bisa dihubungi.

Setelah selesai bersiap-siap, aku pun tiba-tiba teringat akan hal yang sangat penting, lalu segera bertanya, "Tuan Basero, seluruh peralatan ini butuh berapa banyak uang?"

Basero sambil tertawa menggelengkan kepala, "Tuan Roman, bos memberikannya kepadamu, tidak perlu bayar."

"Ini...mengambil barang kalian tanpa bayar, sepertinya kurang baik."

"Ah, Tuan Roman tidak perlu sungkan. Bos kita bilang dibandingkan hadiah yang kamu berikan beberapa hari lalu, dua pistol itu tidak ada apa-apanya. Lagipula, kamu ini pergi untuk menolong kedua anak Jack. Bos kita juga tidak bisa membantu apa-apa, jadi hanya bisa memberimu beberapa barang. Kamu jangan sungkan lagi."

Setelah berfikir-fikir, aku pun menganggukkan kepala dan tidak menolaknya lagi.

Setelah mengikut Basero keluar dari bangunan tua tersebut, tak lama kemudian, aku pun melihat mobil yang ia katakan itu.

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu