Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 21 Membuat Baju Pengantin Untuk Orang Lain

Aku mengedipkan mata, kemudian aku tersenyum dan berkata : “Direktur Elina bisa memikirkan sampai sejauh ini, itu berarti tidak terlalu bodoh juga.”

“Huh!”

“Apa yang dikatakan Direktur Elina benar, jika kita hanya mengandalkan dua potong video ini tentu tidak cukup. Tapi, jika hubungan Aberko dan Perusahaan BTT tiba-tiba memburuk, barulah kita membeberkan dua video ini, apakah menurutmu sudah cukup?”

“Apa kamu punya acara untuk membuat hubungan mereka berubah menjadi buruk?”

“Kalau hal ini, nanti malam kamu akan tahu, tapi aku tidak bisa jamin apakah cara ini berhasil atau tidak.”

“Bagaimana kalau tidak berhasil?”

“Kalau begitu kita hanya bisa membeberkan dua video ini, lalu membantu Aberko lapor polisi bahwa dia telah diperas oleh preman lokal dan kita usahakan sebisa mungkin untuk mengacaukan situasi, kita lihat apakah cara ini kita bisa mendapatkan manfaat dari yang kita buat atau tidak.”

Elina tak lagi bertanya, melainkan hanya mengerutkan kening sambil berpikir dengan tenang.

Beberapa saat kemudian, dia tiba-tiba melanturkan sebuah kata : “Roman, aku lihat kamu selain mesum kamu juga sangat jahat.”

“Hahaha.” Aku tidak bisa menahan tawaku, “Direktur Elina, kamu perlu tahu, selain mesum dan jahat, aku juga sangat kuat, apakah kamu mau coba?”

Sambil berbicara, aku pun memandangnya dengan senyuman menggoda sambil menepuk-nepuk kasur yang ada di sampingku.

Raut wajah Elina merona, tapi matanya melotot marah ke arahku kemudian berbalik badan dan mengayunkan kedua kakinya pergi.

“Direktur Elina, malam ini jam setengah delapan ya, aku ajak kamu nonton.” Teriakku menambahkan.

Jawaban yang aku dapat hanyalah sebuah suara bantingan pintu.

Tidur siangku begitu lelap kali ini, karena malam ini aku berniat untuk memanjakan diriku, jadi aku memutuskan untuk makan di sebuah restoran yang konon katanya rasanya sangat enak, aku mulai memesan beberapa masakan khas Thailand.

Pada saat aku sedang melahap makananku, tiba-tiba datang sekelompok orang yang dipimpin oleh Aberko dan Keisya.

“Yo…bukankah dia adalah Asisten utama dari Perusahaan Tekno ZWK, Tuan Roman?” nada bicaranya begitu ambigu, Aberko langsung melihatku ketika dia masuk, dia berjalan ke arahku sambil menggandeng tangan Keisya.

Aku mendongak, aku melirik sekelompok karyawan Mandy Cole berdiri di belakangnya, kemudian melirik Keisya yang sedari tadi tak berbicara, aku pun tertawa dan berkata : “Direktur Aberko, apakah saatnya merayakan sesuatu?”

“Tidak salah lagi.” Aberko tidak bisa menapik rasa bangga yang ada di wajahnya, “Dalam beberapa hari ini, Perusahaan BTT akan segera menandatangani kontrak denganku, ngomong-ngomong, aku harus berterima kasih padamu, jika bukan karena jerih payahmu yang meyakinkan Avara untuk menyingkirkan perusahaan dari Amerika dan India, aku mungkin tidak akan bisa mendapatkan proyek ini. Terima kasih banyak, pahlawanku, pasti rasanya tidak nyaman ya untuk membuat baju penganting untuk orang lain, iya kan?”

“Hehe, sama-sama Direktur Aberko, lagi pula, kamu sudah menghabiskan begitu banyak uang, jika aku tidak memenangkan proyek ini untukmu, aku tidak tahu lagi harus bagaimana menghadapimu, bukankah begitu, Direktur Aberko?”

“Huh! pintar sekali kamu berbicara, hanya saja kamu tak lebih dari seorang pecundang, apa lagi yang kamu punya selain mulut yang pandai berbicara? melawan aku saja kamu masih tidak becus.”

Selesai berbicara, Aberko pun berjalan melewatiku sambil menggandeng tangan Keisya.

Tapi, baru saja dia melangkah beberapa langkah, dia berhenti dan menoleh, dengan senyum ejekannya dia berkata : “Kenapa makan sendiri? Di mana Direktur Elina mu? Bukankah dia pacarmu?”

Aku tidak menjawabnya, melainkan aku hanya tersenyum datar sambil memandangnya.

“Oh iya, aku baru ingat.” Aberko tiba-tiba sok tahu, “Aku dengar, Direktur Elina itu sama sekali bukan pacarmu, bahkan sebaliknya, dia memiliki banyak konflik denganmu. Hanya saja waktu itu kau sengaja memeluk pinggangnya melihat aku jalan bersama Keisya, bukankah begitu, Tuan Roman?”

Sampai di sini, dia kembali menggelengkan kepalanya dengan lebay : “Ckckck, aku tidak bisa membayangkan orang macam apa yang melakukan hal memalukan seperti ini, melakukan ini kepada seorang perempuan! Aku juga tidak bisa membayangkan, orang macam apa yang begitu rendahan, melakukan hal ini untuk memamerkan hal ini di depan mantan pacar.”

Baru saja kata-katanya keluar, komplotan dari Mandy Cole tertawa terbahak-bahak, satu per satu dari mereka mencibir tanpa malu-malu.

Dan juga beberapa pelanggan lain yang sedang makan di restoran ini, mereka juga ikut tertawa mendengar ejekan ini, kemudian mengalihkan pandangannya ke sini.

Lain dengan Keisya, dia berusaha memalingkan wajahnya ke arah lain, mungkin dia tidak ingin melihatku, dan mungkin juga dia tidak ingin aku melihat wajahnya.

Aku mengendalikan emosiku dengan baik, tak menghiraukan mereka yang tengah mengejekku, aku mengambil sepotong daging ayam dan melahapnya, menikmati makananku sambil tersenyum konyol melihat aksi mereka yang begitu berlebihan.

Sepertinya Aberko mulai bosan, dia pun membawa segerombol orangnya naik ke lantai dua dan memasuki semua ruangan.

Sedangkan aku, aku menyantap makananku dengan santai, setelah menghabisi makanan yang ada di atas meja, aku pun membiarkan perutku mencerna sejenak, kemudian berjalan ke kasir untuk membayar tagihan.

Aku kembali ke hotel, mengganti pakaianku, lalu menelpon Elina.

Elina masih bersikeras dengan Departemen proyek, tapi setelah mendengar kataku bahwa aku akan menonton pertunjukan bagus dari Aberko, dia pun tanpa ragu-ragu langsung ikut denganku.

Aku bertemu dengan Elina di lobby hotel dengan pakaian rapiku, tanpa basa-basi, aku langsung membawanya ikut denganku menggunakan taksi ke sebuah bar yang sudah aku urus untuk pertemuan Aberko dan Avara.

Baru saja memasuki pintu masuk, Elina membeku bagai patung, dia melihat seorang laki-laki yang hanya mengenakan celana dalam berlalu lalang, kemudian dia langsung berbalik badan dan hendak pergi.

Aku mencekal lengannya, dan berkata : “Direktur Elina, ini gay bar, kamu tenang saja, para pria di sini tak suka wanita, kecuali aku. Jika kamu pergi begitu saja, kamu akan melewatkan pertunjukan bagus, jangan salahkan aku nanti kalau menyesal.”

Elina menghentikan langkahnya, dia pun melirik ke dalam, setelah ragu-ragu beberapa saat, akhirnya dia pun terseret masuk olehku.

Seorang pria dengan riasan di wajahnya melihat Elina dengan pandangan aneh.

“Dia masih belum menyelesaikan operasi transeksualnya.” sambil menunjuk Elina, aku berbicara menggunakan bahasa Thailand kepada pria itu sambil tersenyum.

Pria itu menatap Elina dengan ragu, kemudian melenggang pergi.

Mungkin dia berpikir Elina terlalu cantik, dan tidak mirip dengan seorang transgender. Tapi, Thailand juga memiliki banyak transgender yang lebih cantik dari wanita asli, seperti sesosok Elina, itu tidak terlalu mengejutkan, jadi keberadaan kami tidak terlalu menonjol di sini.

Semakin aku berjalan masuk ke dalam bar, semakin banyak hal aneh yang tidak masuk akal, Elina pun semakin menempelkan dirinya dengan diriku.

Akhirnya kami bisa melewati lautan manusia tadi, aku mengajak Elina ke lantai dua, dan mencari tempat yang agak minim pencahayaan.

Di lantai dua ini merupakan tempat yang paling menarik, tenang dan juga tak luput dari romansa aneh, di tengah-tengah bar ini memiliki sebuah panggung dansa, terlihat seorang pria dengan riasan menor di wajahnya tengah menari pole dance dengan mempesona, sementara orang-orang yang ada di sekitarnya menikmati tarian sambil bercengkerama dengan teman-temannya.

Tempat aku berjanji dengan Avara dan Aberko ada di lantai dua.

Setelah mendapatkan kursi, Elina masih tampak gugup, dia terus memandangi pria mempesona yang berada di tengah bar, lalu memalingkan wajah ke pria yang penampilannya seksi nan menggoda, wajah Elina merah merona sehingga membuat dia memalingkan wajahnya ke tembok.

Aku tertawa melihat tingkah Elina, dan berkata : “Rileks, orang-orang sini tidak akan memakanmu.”

“Apa yang kamu katakan dengan pria tadi? Kenapa dia memandangku dengan pandangan aneh?” matanya melotot saat bertanya.

Aku memandangnya berkali-kali, kemudian dengan jujur aku berkata : “Aku bilang ke dia, kamu adalah seorang transgender yang belum selesai operasi transeksual.”

“Kamu yang transgender.” Elina membalas, lalu menatapku dengan marah.

“Jangan terlalu serius dong, jika aku tidak berkata demikian, dia tidak akan membiarkan kamu masuk ke sini, selain itu, aku ini seorang pria yang polos, bukankah kamu sudah merasakannya waktu itu?”

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu