Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 469 kali ini benar-benar berakhir

Begitu rencana ini gagal, kita bisa mencoba bubuk penolak serangga sekali lagi, mengoleskan bubuk ini pada hewan, kalau ini masih tidak berhasil, kita mungkin akan dalam masalah.

Namun, di tengah malam, aku tiba-tiba merasakan udara menjadi dingin dan lembab, bulu-bulu di punggungku seolah tertidur satu per satu, aku membuka mataku dengan penuh kewaspadaan dan memegang senapan dengan erat di tanganku.

Namun, begitu aku melihat apa yang ada di hadapanku, aku terkejut di tempat, di sebelahku ada Alex yang sama terkejut dan kaget, dia juga terkejut hingga tidak berdaya dengan pemandangan yang mengerikan ini.

Kalau ingin kami mendiskripsikannya, begitu membukakan mata tiba-tiba muncul sesosok hantu di hadapanmu, ini sangat menakutkan.

Awalnya lubang gua yang berangin sekarang menjadi gelap, dan ada cahaya putih samar, ketika aku sudah terbiasa dengan lingkungan sekitar, setelah aku melihat dengan jelas benda yang ada di tengah cahaya, itu lebih menakutkan hingga mengeluarkan keringat dingin.

Saat ini yang muncul di hadapan kami, adalah seekor kepala ular besar, dengan dua mata kuning oranye seolah sedang menatap kami, sisik di kepala ular hitam seolah membawa aura yang menyeramkan, lalu tiada henti mengeluarkan lidahnya, orang yang melihat adegan horor akan sangat ketakutan.

Ketika hari sudah gelap, kami memilih sebuah gua, lokasinya cukup bagus, berada di tengah gunung, tidak terlalu mencolok, yang terpenting adalah tidak ada jejak aneh.

Sejujurnya, kalau sebuah gua memiliki jejak pernah di tinggali Ular Anakonda, aku juga tidak akan berani masuk dan tinggal di dalam.

Ini tiada bedanya dengan mengirim domba ke mulut ular.

Namun, yang membuat kami tidak menyangka adalah, gua ini memiliki tuan, dan kami telah bertemu dengan pemiliknya, ini adalah Ular Anakonda raksasa yang terlihat di sungai sore tadi!

Dalam waktu singkat, keningku sudah mengeluarkan keringat dingin.

Dalam jarak sedekat ini, selama Ular Anakonda ini memiliki niat untuk membunuh kami, kami kapan saja akan menjadi daging yang masuk ke dalam mulutnya.

Aku dan Alex, ada di belakang empat wanita, saat ini mereka tertidur sangat nyenyak, bahkan tidak menyadari ada pemandangan menakutkan ini, kebetulan aku dan Alex menghadap keluar gua, kebetulan menatap kedua matanya yang seperti lentera.

Ular Anakonda itu mulai bergerak perlahan ke arahku, aku berusaha keras ingin bergerak, tapi tubuhku seolah terpahat, tidak memiliki tenaga, terasa sangat berat, kaki tanganku seolah memakai borgol sama sekali tidak bisa bergerak.

Aku hanya bisa melihat Ular Anakonda raksasa itu perlahan merayap ke arahku.

Kalau menghadapi harimau bertaring tajam, aku masih memiliki kekuatan bertarung tergantung waktu dan tempat, tapi menghadapi ketakutan Ular Anakonda, membuatku ketakutan hingga tidak memiliki keberanian mengangkat pistol.

Jarak Ular Anakonda itu semakin lama semakin dekat, 10 meter, 9 meter, 8 meter……

Tiga meter, dua meter, jaraknya sudah ada di depan mata!

Anj*r!

Aku terus meraung dan menderu dalam hatiku, cepat bergerak, kalau begini terus akan mati, aku benar-benar tidak ingin mati.

Sama seperti melawan harimau bertaring tajam, sekali pun kita akan mati, sebelum mati aku ingin memberitahunya, kita bukan orang yang tidak bertenaga, ingin membunuh kami, harus mengorbankan sesuatu.

Dan kaki dan tanganku seolah tidak mendengar, aku bisa merasakan wajahku sudah berubah putih pucat.

Tsst Tsst……

Kepala Ular Anakonda berhenti di depanku dengan jarak kurang dari 5 inchi, mengeluarkan lidahnya yang bercabang dan panjang, seolah mencari informasi tentang diriku.

Aku menghela nafas dalam hati, meratapi nasib, kali ini benar-benar berakhir.