Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 33 Sebuah Taruhan

Mark yang disamping sedang mengerutkan keningnya, matanya memancarkan sebuah kabut yang sulit ditebak.

“Hehe, selama Direktur Elina tidak ingkar janji maka baguslah, aku tidak akan menganggu kalian lagi.”

Selesai mengatakan, aku menggandeng tangan Wendy lalu kembali ke tempat semula kami.

Alasan mengapa pergi kesana beromong kosong dengan Elina adalah untuk membuatnya jijik, sering muncul dihadapannya, mengganggunya setiap waktu, sekalian mengingatkannya, jangan lupa bahwa dia masih perlu tidur 1 malam denganku.

Begitu duduk, Wendy mengecilkan suaranya, berkata dengan marah: “Roman, kamu menipuku ternyata kamu mengenal mereka, membuatku ikut kehilangan muka denganmu.”

“Apakah kamu tidak suka keseruan?”

“Hmm….memang sangat seru. Oh iya, kamu dan Elina itu memiliki perjanjian apa? Mengapa raut wajahnya sangat jelek dan reaksinya begitu berlebihan?”

Aku melihat bocah penasaran yang dihadapanku, sedikit merasa lucu: “Apakah kamu berzodiak kucing? Apakah kamu tidak tahu bahwa rasa penasaran dapat membuat kucing mati?”

“Aku tidak takut, Hihihi, apakah kamu tahu apa pekerjaanku?”

“Tidak, kamu tidak pernah mengatakannya, jangan-jangan kamu seorang reporter?”

“Bukan, aku adalah seorang novelis, aku paling menyukai gosip. Kamu tahu itu, bahwa semua ini adalah bahan dan inspirasi untuk novel.”

Aku sedikit tidak bisa mempercayainya: “Sifatmu yang begitu aktif, apakah dapat tenang untuk menulis?”

“Jangan meremehkanku, ketika aku menjadi tenang sama seperti seekor kucing.”

“Halo Kucing, selamat tinggal Kucing.”

“Ayolah, katakan padaku apa yang terjadi diantara kalian? Oh iya, kali ini aku yang akan mentraktirmu, dan akan mentraktirmu minum bir lagi malam hari.”

“Sepakat.” Aku menganggukan kepala dengan puas, sedikit merapikan pakaian, lalu berkata: “Aku memiliki konflik dengannya. Orang yang mengatakan bahwa aku adalah sampah masyarakat adalah dia, adapun terkait perjanjian itu……adalah sebuah taruhan. Perusahaan kami adalah perusahaan perangkat lunak, dia adalah direktur pemasaran, dan aku adalah asistennya. Tujuan utama kali ini datang ke Chiang Mai dengannya adalah untuk membicarakan sebuah proyek, pada saat itu ketika harapan kami hampir lenyap, aku bertengkar dengannya kemudian membuat sebuah taruhan, jika aku bisa mendapatkan proyek ini, maka dia harus tidur 1 malam denganku.”

“Wow.” Mulut Wendy terbuka sampai membuat huruf O, dengan wajahnya yang tidak bisa mempercayainya.

Selesai berbicara, aku baru menyadari bahwa aku sama sekali tidak memiliki rasa kewaspadaan terhadap gadis dihadapanku yang seperti kucing dan juga seperti anjing ini, yang senyumannya seperti bunga dan memiliki sifat yang aktif.

Taruhan dengan Elina, hal yang begitu penting ini, hanya dipancingnya sedikit malah dengan begitu saja dikatakan keluar.

Elina pernah mengatakan bahwa hal tentang taruhan tidak boleh mengatakan kepada orang lain, hal ini pasti akan memiliki dampak terhadap reputasinya.

Tetapi, apakah hubungan reputasinya denganku?

Dengan sikapnya seperti itu terhadapku, aku yang begitu dianggap remeh dimatanya, mengapa aku perlu membantunya menjaga rahasia?

Tetapi aku masih berkata dengan serius dengan Wendy: “Hal ini tidak boleh dikatakan kepada siapapun, walaupun hanya 1 kata.”

“Baik, jangan khawatir, meskipun aku suka bergosip, tetapi aku dapat menjaga rahasia.” Wendy menganggukan kepala.

Aku memandangnya seperti itu, aku merasa ada sebuah perasaaan yang tidak bisa mempercayainya.

“Oh iya, apa yang terjadi setelah itu? Apakah kamu mendapatkan proyek BTT ?” Tanya Wendy dengan wajah yang penasaran lagi.

“Sudah mendapatkannya.”

“Wah, jadi apakah dia tidur denganmu?”

“Tidak, dia ingkar janji, mengatakan bahkan jika reputasinya jelek juga tidak akan membuatku mengambil kesempatan.”

Wendy menganggukan kepala sambil berpikir, lalu berkata: “Ya, dia melakukannya dengan sangat baik, sangat membuatku kagum, dia memang tidak boleh dengan begitu gampang memberimu kesempatan.”

Aku memalingkan mata kepadanya dengan tanpa daya.

Dia terus bertanya tentang hubunganku dan Elina.

Aku tidak memberitahunya begitu banyak, merahasiakan hal Elina hampir dicabuli 2 kali, dan hanya mengatakan kepadanya bahwa aku pernah masuk penjara.

Kemudian, aku dengan segera mengalihkan topik ke Mark, mengatakan bahwa Mark pernah ingin menggunakan 4 miliar untuk menyuruhku pergi.

Wendy seperti bocah penasaran, terkejut terus-menerus, sampai selesai makan dia baru tidak bertanya padaku lagi.

Elina dan Mark sudah selesai makan lebih awal dan pergi.

Aku dan Wendy jalan-jalan disepanjang jalan, sambil mengobrol tentang informasi yang dia dapatkan selama berliburan kemana-mana.

Kami bermain sangat lama di pesta jalanan dan area pertujukan, sampai pada akhirnya menemukan bar di tepi jalan kemudian minum sedikit bir.

Ketika sekitar jam 10 malam, sebagian besar orang yang berpestaan di jalanan sudah bubar, kami juga sudah lelah.

Dalam perjalanan mengantarnya kembali ke hotel, di sebuah jalan yang sepi, sekelompok orang menembak kemana-mana menggunakan senapan air, sekelompok yang lebih dari ratusan orang itu berjalan kearah kami.

Ketika mendekat, aku merasa ada sesuatu yang tidak beres, sekelompok orang ini adalah para pria muda dan kekar, dan semuanya adalah penduduk asli Thailand, beberapa dari mereka memiliki tato ditubuhnya.

Sebelum aku bereaksi, sekelompok orang itu membuatku dan Wendy menjadi ditengah.

Kemudian, mereka tampaknya sangat kompak menghentikan langkahnya, lalu orang diluar mengambil senjata air bermain-main, menembak dengan asal.

Dan orang yang didalam dengan perlahan menyebar membentuk sebuah lingkaran.

Sangat jelas, mereka datang karenaku.

Jika tidak salah menduganya, orang yang diluar akan menghalangi para wisatawan untuk mendekat, dan orang yang didalam akan bertindak kepadaku.

Aku meraih tangan Wendy, menariknya kesampingku, lalu berkata dengan suara kecil: “Wendy, kamu dengarkan dengan baik.”

“Apa yang terjadi?” Wendy tampaknya juga merasakan keanehan dari sekelompok orang-orang ini.

“Tidak peduli apa yang terjadi nantinya, kamu jangan takut, jangan panik, dan jangan berlarian sembarangan, ketika mendengar aku menyuruhmu untuk lari, maka berlarilah kearah yang aku katakan, jangan berbalik, jangan memperdulikan aku, langsung lari mencari polisi.”

Wendy menggengam lenganku, lalu berkata dengan gugup: “Apa yang akan dilakukan mereka?”

“Apakah kamu telah mendengar dengan jelas apa yang kukatakan tadi?”

“Ya, aku sudah mendengarkannya dengan jelas.”

“Bagus kalau begitu, ingatlah menungguku menyuruhmu lari baru kamu boleh berlari.”

Aku mengambil nafas dalam-dalam, mengangkat kepala, lalu menghadap ke seorang pria kekar yang tidak memakai baju dengan kulit gelapnya yang berjalan kemari.

Tangan orang yang didalam lingkaran tidak ada senjata air, juga tidak ada senjata tajam, tidak ada pipa baja, semuanya dengan tangan kosong.

Ini adalah keberuntungan yang ada didalam kesialan, mereka masih tidak sampai bisa membuatku mati.

“Ini tidak ada hubungan dengannya, biarkan dia pergi dulu.”

Aku menunjuk Wendy, lalu berkata kepada pria kekar tadi menggunakan bahasa Thailand.

Pria kekar itu menggelengkan kepala: “Memang tidak ada hubungan dengannya, kami juga tidak akan menyentuhnya, tetapi dia tidak boleh pergi untuk sementara waktu ini, dia hanya boleh tetap berdiri disamping.”

“Tidak perlu sampai seperti itu kan?”

“Dia akan pergi mencari polisi.”

Aku tersenyum tanpa daya, dan tidak memaksakan kehendak lagi, lalu melepaskan kausku, menunjukkan otot-otot yang telah aku latih ketika di dalam penjara.

Wendy menutup mulutnya, dengan terkejut melihat bekas-bekas luka yang ada ditubuhku.

Aku menaruh pakaianku ke tangannya, lalu berkata: “Aku khawatir akan merusaknya, bantu aku pegang sebentar, kamu tunggu disamping sebentar.”

Wendy menggertakan gigi lalu menganggukan kepala, kedua tangannya sedikit gemetar memegangi baju itu.

Aku menemui pria kekar yang berjalan kemari.

Orang Thailand suka bertarung tinju, orang yang berlatih Muay Thai juga banyak, jika tidak salah menduganya, pria dihadapanku ini termasuk salah satunya.

Mereka mungkin merasa tidak begitu menyenangkan menyerangku dengan puluhan orang sekaligus, jadi hanya menyuruh 1 orang, ketika berkelahi lebih asik menontonnya.

“Bagaimana kalau menambahkan sebuah taruhan?” Aku berjalan kehadapan pria itu lalu berkata.

“Taruhan apa?”

“Jika aku menang, aku ingin berjumpa dengan Bruce, jika aku kalah…..aku akan memberimu 10 ribu baht, tetapi aku tidak membawa uang sebanyak itu sekarang, aku akan memberimu uang tunai besok.”

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu