Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 312 Kamu Bohong Padaku

Aku sudah memiliki petunjuk ketika keluar dari kantor polisi, aku melihat Alex dan Odele yang sudah berganti pakaian biasa yang ada di sampingku dan berkata,”Sebentar lagi kita akan menekan ketiga orang itu dan menculiknya secara terpisah dan menginterogasinya.”

Alek masih belum bisa memahaminya, tetapi Odele berkata dengan senang,”Roman, kamu benar-benar punya cara.”

Kami memilih tempatnya yaitu di gang kecil di luar kantor polisi, jika perkiraan kami tidak salah, ketika para preman ini dilepaskan maka mereka akan mencari tempat untuk bertemu tempat yang paling bagus di sekitar sini adalah gang kecil ini.

Kami bersembunyi di belakang tong sampah, Alex dan Odele terus mengerutkan hidung mereka, Odele mengeluh dan berbisik,”Bagaimana kalau kita ganti tempat, di sini sangat bau.”

Aku bertanya,”Apakah kamu masih ingin mengetahui kebenaran dari masalah ini?”

Odele segera terdiam, menggigit giginya dengan erat dan memperhatikan mulut gang, seolah-olah menganggap para preman ini sebagai musuhnya, jika bukan karena orang-orang ini, kami tidak mungkin akan bersembunyi di sini dan dia juga tidak perlu mencium bau busuk ini.

Karena kami tidak melanjutkan laporan, maka para preman ini hanya masuk sebentar dalam kantor polisi dan tidak mendapatkan dampak apa pun tapi kata-kata Odele tampaknya berhasil.

Karena hubungannya dengan kepala biro Jordi, para preman yang berjumlah hampir tiga puluh itu dikeluarkan secara terpisah, ketiga orang yang aku pilih dikeluarkan terlebih dulu.

Setelah ketiganya keluar, mereka melihat ke kanan dan ke kiri, kemudian mereka bergerak ke arah kami, aku memberitahu Odele dan Alex untuk tenang.

Segera, ketiga orang itu datang, salah satu dari mereka berdiri di depan tong sampah kami dan kencing ke arah kami, aku melihat Odele yang sedang marah.

Tepat pada saat dia mengencangkan celananya, aku memberikan sebuah isyarat tangan, kami segera keluar dari belakang tong sampah dan orang itu membeku di tempat.

Dan Alex langsung beraksi, dia maju, langsung menendangnya, orang itu langsung jatuh ke tanah dan menyeringai, dua orang yang lainnya masih sedang merokok dan saat ini akhirnya mereka bereaksi dan tidak mempedulikan saudaranya yang tergeletak di tanah, mereka langsung kabur tapi aku sudah melakukan persiapan sejak awal, mereka berdua menginjak kulit pisang yang ada di tanah dan langsung terjatuh.

Aku berkata,”Lihat, kulit pisang yang aku taruh.”

Odele melihatku dengan kesal,”Masih omong kosong, cepat bawa ke tempat lain, di sini bau sekali.”

Aku tertawa terkekeh, kemudian aku menarik dasi salah satu premannya keluar dari gang kecil itu ke arah jalan.

Kami mencari sebuah hotel dan membuka tiga kamar dan masing-masing membawa satu preman masuk.

Pada awalnya bagian resepsionis melihat kami penuh ancaman dan berteriak dan tidak bermaksud membiarkan kami masuk, kemudian Odele mengeluarkan kartu identitasnya, gadis di meja resepsionis langsung terdiam.

Di depanku seorang pria berkepala datar, aku bertanya,”Katakan, siapa yang menyuruhmu datang?”

Pria itu hanya memandangku dengan tajam dan tidak bermaksud membuka mulutnya, setelah aku melihatnya aku juga tidak banyak omong kosong dengannya, aku langsung memukulnya beberapa kali sehingga membuatnya pingsan.

Kemudian aku turun untuk membeli darah ayam dan menuangkannya di kepala pria itu dan kemudian meniru beberapa jeritan sadis.

Kemudian aku menunggu beberapa saat di dalam kamar, setelah waktu yang aku perhitungkan sudah dekat, aku membawa pria berkepala datar ini ke kamar Odele yang ada di sebelah.

Sama seperti pria berkepala datar ini, orang yang ada di depannya juga tidak mengatakan apa pun, tapi perbedaannya adalah Odele dilecehkan beberapa kata oleh pria bermata segitiga ini karena Odele memang polisi yang cantik.

Odele memang sudah marah tadi, sekarang emosinya langsung memuncak dan langsung memukul pria itu sehingga tidak bisa bangun.

Aku menyeret pria berkepala datar yang penuh darah masuk ke dalam kamar, bukan hanya pria bermata segitiga yang terkejut, Odele juga ikut terkejut dan berbisik kepadaku,”Apa yang kamu lakukan pada dia?”

Aku berkata,”Pria ini tidak mengatakan yang sebenarnya, dia tidak menjawab pertanyaanku, aku hanya bisa memukulnya, tolong belikan aku tusuk gigi dan tusuk perlahan disepanjang garis kukunya dan ini akan membuatnya sakit sampai ke hatinya, aku yakin tidak banyak orang yang mampu menahannya.”

Setelah melihat ekspresi takut pria bermata segitiga itu, aku berkata lagi,”Lihat, kamu juga tidak mendapatkan apa-apa kan, kamu ikuti caraku saja.”

Odele ragu sejenak dan berkata,”Baik, aku pergi beli tusuk gigi.”

Dia berjalan ke arah luar setelah selesai mengatakannya, benar saja, pria bermata segitiga itu tidak tahan dan berteriak,”Jangan, jangan, aku katakan, aku katakan.”

Setelah melihatnya, aku mengangguk,”Bagus jika seperti itu, jika kamu mengatakannya sejak awal maka kamu akan baik-baik saja.”

Aku diam-diam berbisik di telinga Odele,”Kamu rekam suaranya, aku akan pergi ke kamar sebelah.”

Odele setuju, aku menyeret pria kepala datar itu ke kamar yang pertama, aku tidak mencuci tanganku dan langsung berjalan ke kamar Alex.

Setelah masuk ke dalam kondisinya tetap sama, hanya saja lelaki itu terlihat sedikit ketakutan.

Pria itu berkata dan wajahnya terlihat ketakutan,”Kalian tidak bisa menyalahgunakan hukuman mati padaku, apa yang telah kalian lakukan kepada saudaraku?”

Aku tersenyum,”Kamu jangan mengharapkan saudaramu lagi, mereka sudah mengatakannya, yang pertama adalah pria berkepala datar yang tidak mengatakan apa-apa, jadi aku memberinya pelajaran, lalu dia mengatakannya, yang kedua adalah pria bermata segitiga disiksaku dengan menusuk kukunya dengan tusuk gigi maka dia juga mengatakannya, yang ketiga kamu.”

Setelah selesai mengatakannya, aku melihat keluar jendela,”Jika kamu memberitahukan kepada kami, maka kamu tidak perlu menderita.”

Dia seperti tiba-tiba sadar dan tersenyum dingin,”Saudaraku sudah mengatakannya? Tidak mungkin! Kamu berbohong kepadaku, jika saudaraku telah mengatakannya, kenapa kamu datang mencariku lagi?’

Aku tertawa terbahak-bahak,”Siapa tahu mereka mengatakan kebenaran atau tidak? Aku tidak tahu siapa yang mengatakan kebenaran, tapi aku bisa tahu siapa yang berbohong. Jadi, kamu mau mengatakannya atau tidak?”

Aku berbicara sambil memegang tusuk gigi, aku menggoreskannya di kukunya,”Jika seperti ini, maka biarkan dia masuk perlahan-lahan ke dalam daging, kamu seharusnya sangat menikmatinya.”

“Tidak, tidak, aku akan katakan ... ... “

Preman itu sudah ketakutan dan badannya terlihat lemas.

Aku kembali ke kamar dan menyiramkan sebaskom air dingin ke arah pria berkepala datar, dia segera terbangun, ketika dia melihat lantai penuh darah, dia ketakutan, aku menggunakan cara yang sama, tapi sebelum aku selesai, pria berkepala datar itu mengatakan kebenarannya.

Sama seperti di kota Yanjing, jika bisa membunuhku maka mereka bisa mendapatkan satu miliar, mereka bahkan sudah mendapatkan bayaran uang muka sebesar 200 juta.

Tapi aku tidak berada di kota Shenghai, bagaimana ini?

Orang itu memberikan sebuah informasi lagi yang mengatakan bahwa saudara baikku Adham Luo menjadi kepala satpam di sebuah tempat hiburan malam di kota Shenghai, jika bisa menculiknya maka aku pasti datang dan punya kesempatan untuk membunuhku.

Orang itu juga memberikan fotoku, tapi setelah mereka menculik Adham Luo, orang itu mengatakan bahwa lebih baik menyerahkan Adham Luo kepadanya, mereka menurutinya karena uang, mereka memukul Adham Luo pingsan dan menyerah Adham Luo kepadanya.

“Apakah ada nomor teleponnya atau cara lain untuk menghubunginya?”

“Tidak ada, dia datang dua kali untuk bertemu kami.”

Aku bertanya lagi,”Bagaimana penampilan orang itu?”

Pria berkepala datar menggeleng dan berkata,”Tidak tahu, dia selalu memakai jaket besar dan wajahnya terlihat pasaran?

Wajah pasaran?

Hatiku merasa berat, jika bukan Mark yang melakukannya, maka siapa lagi?

Masalahnya sudah memasuki jalan buntu, aku memegang keningku, aku merasa otakku seolah-olah menjadi kacau.

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu