Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku - Bab 273 Kesempatan Bertemu

Alex juga senang, “Tuan Deni, kamu juga sudah mendengar juga, pria yang bernama Roman ini yang mengatakan sendiri jika bulan depan dia sudah harus ganti namanya.”

Deni Tong sangat canggung, dia tidak ingin memedulikan kami berdua, dan kini beberapa pramugari berjalan kemari menyuruh kami untuk berbicara dengan suara yang kecil, Alex baru menutup mulutnya.

Dalam kehidupanku, aku hanya pernah pergi ke 3 kota, kampung halaman Kota Guilin, Kota Shenghai tempat Perusahaan Yufine dan Perusahaan Tekno ZWK berada, aku juga di sana dipenjara selama 3 tahun karena menolong Elina, dan kediaman Keluarga Bai dan Keluarga Gong berada di sana.

Dan ada satu kota lagi, yaitu kota Yanjing yang kudatangi.

Saat pertama kali aku menolong istri dan anak dari Deni Tong, dia beritahu aku jika ke depannya saat aku pergi ke Kota Yanjing, tidak peduli bagaimanapun juga mau mencari dia.

Siapa sangka hidup yang tidak bisa ditebak, terakhir aku datang ke Kota Yanjing dan juga datang bekerja di perusahaan milik Deni Tong.

Dua pengawal berdiri di masing-masing sisi Deni Tong, aku dan Alex tidak saling menyerang, melainkan berdiri di sisi yang berbeda, Deni Tong berkata, “Roman, Kota Yanjing punya banyak tempat wisata yang terkenal, lagipula kamu juga baru kembali, jadi kamu tidak perlu khawatirkan masalah perusahaan dulu, aku berikan kamu liburan beberapa hari, kemudian beritahu aku jika sudah terbiasa, nanti aku langsung beri kamu pekerjaan.

Aku berkata, “Itu terlalu baik, hanya saja ada sesuatu, apa Tuan Deni bisa berikan aku beberapa dokumen yang berkaitan dengan real estat, soalnya sebelumnya aku juga berkata jika aku tidak ada pengalaman di bidang ini.”

Deni Tong melambaikan tang`an, “Aku tidak memedulikan pengalaman, yang aku suka adalah dirimu ini. Jika aku memerlukan orang hebat yang berpengalaman, dengan namaku yang sangat terkenal ini, apa mungkin aku tidak mendapatkan orang di Kota Yanjing? Orang yang berpendidikan ada di semua tempat, tetapi orang yang cerdas jarang ada, Roman, nanti aku suruh mereka bawakan dokumen kepadamu, aku percaya kamu pasti bisa menjadi orang yang hebat di dalam bidang real estat.

Karena status Deni Tong yang spesial, kami tidak naik shuttle bus, melainkan langsung lewat jalan VIP, di depan pintu ada sebuah mobil MPV Benz, melihat kami berjalan ke sana, seorang pria yang berpakaian jas dan memakai kacamata bingkai emas, wajah yang terlihat seperti artis Lewis Linardo langsung berjalan kemari.

Pria itu berjalan ke samping Deni Tong untuk membukakan pintu mobil, dia menganggukkan kepala kepada Alex, kemudian tersenyum padaku dan mengulurkan tangannya, “Halo, aku adalah Railen asisten Direktur. Kamu pasti Roman yang membuat Tuan Deni berkali-kali ke Thailand untuk mengundangmu, kan.”

Aku menganggukkan kepala, walaupun sejak masalah Mark membuatku tidak terlalu menyukai pria yang bersetelan jas dan memakai kacamata emas, tapi karena dia adalah sekretaris Deni Tong, wajahnya juga terpampang sebuah senyuman, seperti pepatah tidak tega memukul setelah orang mengakui kesalahan, aku juga sungkan untuk menyombongkan diri, jadi aku mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengannya.

Railen tertawa kemudian naik ke tempat samping pengemudi, 5 orang duduk di belakang, kami semua pas duduk di belakang.

Setelah Deni Tong berbicara, supir itu langsung menjalankan mobil.

Perbedaan mobil MPV dan mobil sedan berada di pengalaman yang didapatkan pelanggan saat duduk, pengalaman berkendara sangat bagus, tapi karena keseimbangan mobil terlalu rendah, jadi pelanggan harus duduk dengan posisi tegak, jadi duduk terlalu lama akan merasa tidak nyaman.

Mobil MPV malah berbeda, walaupun pengalaman berkendara biasa saja, tetapi tempat duduk dan perlengkapan yang khusus untuk pelanggan membuat orang merasa sangat nyaman dan membuat tubuh orang merasa santai.

Pastinya biasa yang mencari supir untuk mobil MPV tidak akan memedulikan pengalaman berkendara, karena mereka tidak perlu berkendara.

Di dalam mobil, Deni Tong menyuruh Railen memberiku berkas yang berhubungan dengan real estat, aku melihat-lihat dari skala properti, sektor area properti, harga perkiraan properti, semua dibagi dengan sangat jelas.

Aku bertanya, “Tuan Deni, jangan-jangan ini adalah sebuah pembelajaran yang khusus dibuat oleh Perusahaan Wering untuk pemula?”

Yang kupegang ini terlihat seperti sebuah berkas saja, tetapi sebenarnya semua informasi tentang real estat sudah dikumpul di dalam, dan juga dibagi dengan sangat lengkap. Bisa dikatakan jika seseorang bisa mengenal huruf, maka rata-rata bisa mengerti semua ini.

Aku sampai meragukan berapa banyak orang yang disuruhnya untuk melakukan berkas ini.

Deni Tong tertawa, Alex berkata: “Terkejut, kan? Anak kampungan, ini adalah hasil karya dari Direktur Utama Deni Tong dari Perusahaan Grup Wering.”

Setelah Alex mengatakannya, tanpa sadar aku langsung sedikit mulai hormat kepada Deni Tong yang sudah berusia 50 tahun. Isi dari berkas ini sangat banyak, urutannya jelas dan sangat logika, yang paling penting adalah dia bisa mengumpulkan semua informasi dari pemula sampai ahli di sini, juga masih ada penjelasan dari muda sampai sulit di kertas ini, ini tidak bisa dilakukan oleh orang biasa.

Aku terkejut berkata, “Ternyata Tuan Deni hebat sekali, sungguh tidak kelihatan dari awal.”

Deni Tong tertawa keras, “Sebelumnya aku memang hanya ke Thailand untuk bertamasya, apa yang spesial dari orang yang sudah tua dan baru dapat anak. Malahan kamu yang membuat aku berpaling, kamu bisa mendapatkan petunjuk dari beberapa hal kecil, kemudian menolong istri dan anakku dari tangan orang itu, setelah selesai malah tidak menerima upah sama sekali.”

Membahas sampai sini, sekretarisnya Railen dan Alex yang duduk di depan langsung menatapku dengan sangat terkejut, mungkin mereka pernah mendengar beberapa hal dari Deni Tong, tetapi mereka tidak tahu jika akulah yang menolong anaknya Deni Tong.

Aku tertawa keras dan tidak menjelaskan apapun, setelah bertanya tentang perjalanan, jarak dari tempat ini ke Perusahaan Grup Wering masih ada setengah jam, aku lanjut membaca berkas di tanganku.

Mungkin karena kemampuan pemahamanku lebih baik, aku dengan cepat menyelesaikan semua berkas ini, aku juga sudah lumayan memahami tentang pekerjaan real estat ini, tetapi aku tidak menyangka jika masih ada hampir setengah buku di bagian belakang berkas ini.

Deni Tong melihat aku yang terkejut, dia berkata, “Setengah bagian depan dari berkas ini hanya dengan sederhana menjelaskan pengaturan bidang real estat ini saja, bagian belakangnya baru inti yang penting.”

Aku melihat sekilas bagian belakang, aku baru tahu jika dokumen di bagian belakang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu membahas tentang industri dan pembagian karyawan Perusahaan Grup Wering, musuh persaingan Perusahaan Grup Wering, anak perusahaan dan perusahaan lain yang bekerja sama dengan Perusahaan Grup Wering.

Hampir semua perusahaan dijelaskan dengan detil, bahkan penjelasan satu persatu sudah memenuhi satu lembaran.

Aku dalam hati terkejut, pengusaha memang sangat menyeramkan, tapi pengusaha yang sukses lebih menyeramkan lagi, karena mereka tidak hanya memahami diri sendiri, juga memahami musuh. Pengusaha seperti ini akan sulit untuk kalah dalam pasar ekonomi.

Setelah hampir membaca semuanya, aku bertanya, “Tuan Deni, kenapa Perusahaan Grup Wering memiliki beberapa Wakil Direktur, tetapi posisi Direktur malah kosong?”

Deni Tong tertawa dengan misterius, Alex melihatku sekilas kemudian memarahiku dengan satu kata bodoh, aku tidak niat untuk cekcok dengannya, saat aku mau lanjut bertanya, Railen balik ke belakang dan berkata, “Roman, maksud dari Tuan Deni adalah jika penampilanmu lumayan bagus, maka setahun kemudian, bahkan tidak perlu sampai setahun, posisi ini akan menjadi milikmu.”

Aku dalam hati terkejut, “Tuan Deni, nilai pasar Perusahaan Grup Wering mungkin di atas puluhan triliun, apa anda menyerahkan kepadaku dengan begitu tenang?”

Deni Tong tertawa berkata, “Apa kamu masih ingat kata-kata yang kukatakan sebelumnya?”

“Apa?”

“Aku berkata jika aku sangat pandai dalam melihat orang, setidaknya sampai sekarang aku tidak pernah salah sama sekali.”